Trench 11 : There's nothing inside the Trench

15.2K 2.4K 503
                                    

Tak ada apa-apa disana.

-

Entah mengapa, hari ini terasa sangat berbeda setelah beberapa hari yang lalu Eric sama sekali tidak menyentuh laut. Sore ini, ia berselancar di tepian pantai yang mulai sepi. Matahari yang semakin turun ke peraduannya, bahkan sama sekali tidak membuat Eric berhenti untuk melakukan aktivitasnya.

"ERIC!" teriak seseorang dari seberang.

"UERIC! Nadanya kini menjadi kencang, dan namanya malah terdengar seperti "weric!" bukan "eric!".

Waktu sudah menunjukkan pukul 5:15 petang, kini ada alasan bagi Eric untuk berhenti, ia rasa ada seseorang yang memanggilnya.

"Taylor?"

"Budeg, apa. Kupanggil berulang kali tetap saja kau tidak menggubris!"

"Pendengaran manusia hanya sebatas dari frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. Dengan jarakmu yang berada di garis pantai memanggilku yang berada di tengah pantai bersamaan dengan suara deburan ombak, suaramu hanya terhitung dibawah 20 Hz. Apa kau bersuara menggunakan *Ventriloquisme? Semacam berbicara, namun bibirmu tak bergerak sama sekali-"

*Ventriloquisme : suara perut.

"Wah, bagaimana kau tahu semua itu, hell! Langsung ke intinya saja, kau tidak dengar, kan?"

"Kau tahu dokter gigi tidak hanya handal menangani masalah gigi bukan? Namun juga saraf yang berkaitan dan terhubung seperti mata, dan telinga."

"Ayolah, berhenti memperdebatkan hal konyol seperti ini, Eric!"

"Kau sendiri mengakui bahwa suaramu konyol?"

Taylor memutar bola matanya jengkel, "terserah. Apa Jason sudah memberitahumu? Pembatalan proyek? Kurasa, proyek bisa tetap dilanjutkan tanpa James," kata Taylor to the point.

Eric mengusap beberapa rambutnya yang basah dan jatuh ke dahi, kebelakang, "Sialan, aku sudah terlanjur berlagak marah pada Jason, dan kini kau bilang proyek ini masih bisa dilanjutkan? MENGAPA TAK BILANG DARI KEMARIN, TAY!"

"Karena kemarin, dia baru saja sampai di kota ini, Eric."

"Dia?"

"Lily Cameron. Ikut aku."

Eric mengendikkan bahunya, sembari mengikuti Taylor ia bernyanyi, "Lily was a little girl-"

***

Harbor Of Mecusuar, Guam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harbor Of Mecusuar, Guam.

"Paquito? Kau seorang penjaga Mercusuar?" tanya Awsten yang kini tengah bersama Lily yang membawanya menuju tempat ini.

Paquito Fisher, entah apa pekerjaan tetapnya, yang jelas dilihat Awsten kini ia adalah seorang penjaga Mecusuar, termasuk rumahnya sendiri. Pria yang hampir seumuran dengan James itu cukup misterius.

"Er, tidak juga. Untuk sementara, ya." Jawab Paquito sambil menaruh dua gelas teh panas untuk kedua tamunya.

"Kau mengenal ... nya?" tanya Awsten kepada Paquito, sembari menunjuk Lily.

"Tentu saja, aku sudah bekerja cukup lama dengan James. Bagaimana mungkin aku tidak mengenalnya?"

"Kami kemari untuk-" perkataan Awsten terpotong.

"Slow down, hei. Aku tidak suka dengan orang yang langsung berbicara to the point. Itu bisa saja mengejutkan. Jika kau terbiasa melakukan itu, kau tidak tahu seperti apa kondisi lawan bicaramu? Bisa saja mereka punya riwayat penyakit jantung, atau maybe, setelah kau mengatakannya lalu pergi, dia bisa saja terkena penyumbatan arteri-"

"Whoa, whoa," Awsten menyela, "Bukankah ini seperti-" Awsten beranjak dan berbisik kepada Paquito.

"Kau memang sudah mengetahuinya, benar? Itu sebabnya kau tidak menyukai orang yang to the point, karena ini pertama kali kau membenci orang seperti itu. Topik ini sangat sensitif bagimu, Paquito."

Paquito segera menatap Awsten dengan memicingkan mata.

"Digger is missing. Ayolah, aku baru sampai disini hari ini dan sudah kehilangan anjingku?" keluh Lily.

Awsten kembali duduk dan menyesap teh-nya. Tatapannya pula tak lepas untuk mengamati setiap gerakan tubuh Paquito secara detail, kali saja ada yang janggal, pikirnya.

"Anjingmu yang hilang, kenapa harus aku yang repot? Jika anjingmu setia, nanti juga akan kembali kepada majikannya dengan sendirinya!" Paquito mulai tidak menyukai topik ini. Terlebih lagi ia melihat Awsten dengan tatapan mengintimidasinya. Shit.

"Kau tidak tahu dimana anjingnya juga, Awsten?" Paquito membalikkan pertanyaan.

"Dia tahu, tapi aku tidak tahu apa yang ia bicarakan," sambung Lily.

"Itu artinya dia mengetahui sesuatu telah terjadi kepada anjingmu, right?"

Situasi berbalik. Awsten terus menyesap teh-nya untuk sekedar basa-basi.

"Khusus untukmu, teh itu telah kucampur dengan racun tikus." Paquito jengah mendengar suara sruputan Awsten yang menyesap teh-nya terus-menerus karena panas.

BWUUH!

Of course, Awsten langsung menyemburkan teh-nya.

"Kenapa tak ada yang menjawabku sama sekali? Oh ya, katamu ada sesuatu menarik anjingku. What is that? Kali ini, katakan dengan jelas!" ucap Lily kepada Awsten.

"What the hell. Kenapa semuanya malah berbalik menghakimiku seorang? Skak mat. Awsten tidak bisa menjawabnya!" jawab Awsten.

Paquito tersenyum hingga menampakkan barisan giginya, "Kuberitahu satu hal, " ia memberi jeda, "tak ada apa-apa disana."

***

Jason tengah berada di ruang hotel sendirian di lantai tempat tim-nya menyewa, memanfaatkan kesempatan, ia menelefon seseorang dengan telepon yang menjadi bagian dari fasilitas hotel, ia tidak mau ponselnya terlacak, hanya untuk berjaga-jaga.

"Halo, Jason?"

"Caitlin? Kau sudah menganalisis sampelnya?"

MARIANA TRENCH



Bisa cek sinopsis baru palung mariana y

Palung Mariana (2) | TERSEDIA DI GRAMEDIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang