Misi Calon Suami

5.4K 348 15
                                    

CUP!

"K-kau?!"

Zerra melotot, jarinya menahan dada polos Attar. Attar menarik tubuh wanita itu mendekat.

"K-kau? Bagaimana bisa? Apa yang terjadi?" Zerra masih berusaha menciptakan jarang diantara tubuh polos mereka.

Entah bagaimana ceritanya, dirinya bisa berada di atas tempat tidur asing. Dan dengan tubuh tanpa pakaian, juga bersama Iceberg sialan itu!

"Lupa? Apa perlu kita ulang kejadiannya, sayang?"

Mata wanita itu semakin melebar.

"K-kau! Jangan macam-macam!"

"Nggh, kau begitu, errr... hot?"

"Iceberg sialan! Lepas, atau kutendang penis sialanmu,"

Attar semakin terkekeh. Hanya Zerra yang berani membantah, bahkan memakinya. Pesonanya seakan luntur di hadapan wanita itu. Kaki Attar melingkari pinggang polos wanita itu, membuat milik mereka saling bersentuhan.

"Waw, i can't wait,"

Lelaki itu menggerakkan pinggulnya, membuat gesekkan antara miliknya dan milik wanita itu. Zerra mati-matian menahan tubuh kekar pria itu, namun tenaganya tak berarti apa-apa. Dirinya malah merasa mulai bergairah. 'Ahh... sial! Aku malah kepingin!'maki batinnya.

"Emmhhh...." lelaki itu tanpa malu mendesah lembut, membuat bulu kuduk Zerra meremang. Dadanya berdesir hebat, tatkala lelaki itu menggesekkan ujung Mr. P-nya di depan miliknya.

"Come on, Zee,"

Attar menggigit telinganya, menjilat dan mengecupnya. Zerra menggigit kuat bibirnya, mati-matian menahan hasrat dan desahan.

Attar gemas, dengan sedikit dorongan juniornya menerobos masuk tanpa izin.

"Aahhh...." akhirnya wanita itu mengeluarkan suaranya. Wajahnya memerah, matanya terpejam menikmati sentuhan dan tusukkan di bawah sana.

"Owhh...Gosh!"

Lelaki itu mengubah posisi, mengurung wanitanya di bawah tubuh kekarnya. Mencumbui wajah dan leher jenjangnya. Sementara tangannya bergerilya meremas-remas kedua bukit kembar yang telah lama menantangnya.

Goyangan dan tusukkannya semakin dalam dan laju. Suara erangan dan desahan mereka menjadi irama panas di pagi hari. Attar menarik tubuhnya, dalam posisi berlutut, lelaki itu mengangkat bokong Zerra dan menahannya. Mempercepat tempoh dan memperdalam tusukkannya.

'Kau harus menjadi milikku, Zerra' batinnya lantang.

Hingga akhirnya, puncak kenikmatan membuat mereka mengerang penuh kepuasan. Lelaki itu meletakkan kepalanya di leher Zerra.

"I can't believe it," Zerra mendengus sebal. Tak percaya dirinya akan dengan mudah terbuai surga dunia. Sekali lagi, dengan lelaki yang salah.

"Well... kita bisa jadi partner yang hebat di ranjang, Zee," balas Attar sambil mengecupi leher wanita itu.

"Menyingkirlah Iceberg, kita harus ke kantor,"

CUP!

"Yes, my Lady!"

Attar menarik dirinya dari dalam tubuh wanita itu. Tanpa segan silu menggendongnya menuju kamar mandi.

"Ahh... pagi yang indah bukan?" Ujarnya girang.

-----

Mereka akhirnya tiba di parkiran kantor, meskipun puas mendebat Mr. Iceberg-nya, Zerra terpaksa akur perintah muktamad pria itu. Mereka memasuki lobby bersama-sama, tiba di depan lift pegawai, Zerra berhenti dan berdiri di antara para pegawai lainnya.

"Sedang apa, Zee?" Attar ikut berhenti dan bertanya dengan lembut.

"Nunggu lift," jawabnya acuh.

" ayo," tanpa butuh persetujuan wanita itu, Attar menarik tangannya dan  memasuki lift khusus pemilik perusahaan.

"Ish... are you crazy?! Bisa-bisa gue jadi bahan di kantor,"

"Jaga bicaramu, Zee." Zerra melirik tajam lelaki di sebelahnya. Geram karena sejak semalam dirinya tak bisa menang dari Iceberg sialan ini. Akhirnya wanita itu memukul-mukul lengan lelaki di sebelahnya, yang kemudian menangkap kedua tangannya.

Attar menahan tangan wanita itu di belakang punggung wanitanya. Menghimpit tubuh wanita itu di antara tubuhnya dan dinding lift. Mengikis jarak, dan kembali mengeksplore bibir ranum wanitanya. Attar menjelajah di dalam mulutnya, mengabsen gigi, dan menggelitik lidahnya.

Ting!

Pintu lift terbuka. Seorang pria dengan jas abu-abu menatap keduanya dengan raut tak terbaca.

"Hey, bro!" Tegur Attar sambil merapihkan rambut Zerra.

"A-apa yang k-"

"Bercumbu." Zerra memotong perkataan Juan dengan ketus.

Wanita itu berjalan melewati Juan yang menatapnya kecewa. Zerra duduk di kursinya, mengaktifkan komputer dan memeriksa jadwal bosnya.

"Ada apa kau datang sepagi ini, Rhode?" Attar menepuk bahu sahabatnya.

"Aku ingin bicara dengan Zerra." tanpa memandang wajah Attar, lelaki itu duduk di hadapan wanita yang mulai dirindukannya setiap hari.

"Aku sibuk."

"Hanya sebent-"

"Aku. Sangat. Sibuk."

"15menit? Tid-"

"Kau tuli? Bosku ada meeting 10 menit lagi jadi jangan buang-buang waktumu," Zerra menjawab ketus tanpa melihat pria itu.

Hari-harinya penuh emosi jika melihat wajah Juan yang sok innocent itu. Bayangan masa lalunya selalu muncul jika lelaki itu ada di hadapannya. Dan luka yang di torehkannya tidak pernah sembuh.

"Hey," Juan menyentuh punggung tangan Zerra. Namun wanita itu menarik tangannya debgan cepat.

"Kumohon, beri aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahanku," lirihnya.

"Kesalahan mungkin bisa diperbaiki. Tapi itu tak merubah apapun," jawab wanita itu.

"Aku akan menceritakan semuanya," tawaran Juan membuat Attar tersentak. Dirinya yang sedari tadi menahan geram, semskin bertambah geram mendengar ucapan sahabat sialannya itu.

"Juan! Ikut denganku!"

Tanpa basa-basi Attar menyeret lelaki itu masuk ke ruangannya.

"Kau gila?! Kau ingin menceritakan kejadian itu?! Are you crazy?!" Marahnya. Juan tersenyum sinis.

"Kenapa? Kau takut Zee akan membencimu? Ah, ku lihat kalian sangat dekat akhir-akhir ini. Kalian bercinta lagi? Ah, aku semakin ingin menceritakan semuanya. Menurutmu, bagaimana reaksinya, jika tau bahwa kau adalah lelaki yang merenggut mahkotanya?" Attar hendak menjawab, ketika suara seseorang menyahut dengan tajam.

"Dan kau adalah orang yang menjualku, begitu?" Zerra berdiri bersandar pada pintu yang baru saja ia tutup. Bersidekap sambil menatap tajam kedua orang yang nampak terkejut akan kehadirannya.

"Katakan. Bisnis apa yang saat itu kalian jalankan?"

"Zee, a-ak-"

"Dengar sweetheart, ini tid-"

"Oya?"

~TBC~

Akhirnyaaa....
Jangan lupa vote dan komennya. Kritik dan saran sangat dialu-alukan😘😘

Hello Mr. Iceberg, I Love You!Where stories live. Discover now