Dendam

1.9K 127 7
                                    

"Selamat pagi, Pak!"

Langkah kaki Attar tertahan, ia menoleh. Terkejut mendapati wanita lain berada di kursi Zerra.

"Siapa kau?" tanyanya.

"Saya sekertaria baru, Bapak," jawab wanita itu seraya tersenyum manis.

"Kemana Zerra?"

"Zerra ditugaskan kembali ke kantor pusat, Pak."

Rahang lelaki itu mengeras mendengar jawaban sekertaris barunya. Buru-buru ia merogoh ponsel di kantung celananya dan men-dial no Altaf.

“Where is she, Dad?” tanyanya sebaik saja panggilannya dijawab.

“Attar?”

“Kenapa Zerra tidak berada di kantorku? Apa yang terjadi?!” Altaf menghela nafas.

“Son, listen.” Jeda. Altaf kembali menghela nafas. “Zerra pagi-pagi menelpon. Ia minta kembali bekerja denganku, ia ... ia mengancam akan berhenti jika aku tidak menurutinya.”

“Aku tidak tau apa yang terjadi di sana. Tapi ... aku tau sesuatu yang buruk sedang dialaminya. Suaranya begitu sedih,” ujar Altaf lesu. Attar tergugu. Sesuatu yang buruk? Zerra bersedih?

Tubuhnya tiba-tiba kehilangan semangat. Ia terduduk di sofa. Membiarkan ponselnya menyala, dan ayahnya menjerit-jerit memanggil namanya. Pikirannya berkecamuk. Zerra.

---

“Jadi ... Zerra pergi?”

Attar mengangguk lesu. Juan meraup wajahnya, muram. “Kemana? Singapura?” tanyanya lagi.

Attar mengangkat matanya. “Ayahku bilang dia minta cuti. Kemana dan dimana Zerra ia tak tau. Zerra menonaktifkan ponsel dan semua media sosial wanita itu, ia lenyap begitu saja.

“Aku akan mencarinya di Malaysia, mungkin ada temannya di sana yang mengetahui keberadaannya,” ujar Attar akhirnya.

“Aku sudah menugaskan orangku mencari informasi di Singapura,” balas Juan.

Keduanya kembali terdiam. Berbagai pikiran memenuhi otak mereka.

“Apa ... menurutmu Zerra masih marah pada kita?” Juan menoleh mendengar pertanyaan Attar. Ia mengangkat bahu.

“Aku tidak tahu, Berg. Tapi ...,” Ia mendesah, “kupikir Zerra sudah membuka hatinya untukku malam itu,” lanjutnya lirih.

“Atau hatiku,” tambah Attar. Juan mendongak.

“Maksudmu?”

“Kau bercinta dengannya?” Juan mengangguk. Attar memaki lirih.

“Kami juga bercinta. Kupikir Zerra sudah menerimaku.” Ia mendongak. Merasakan sudut hatinya dicubit perasaan aneh yang membuatnya merasa sedih, kecewa, dan dikhianati.

“Sepertinya ... ia benar-benar marah pada kita.”

Ucapan Juan menghantam hatinya. Ia meremehkan kesalahannya pada Zerra. Seharusnya ia tau, bahwa perbuatannya tidak akan pernah bisa diampuni.

Lalu sekarang bagaimana? Ia harus menemukan wanita itu. Attar berencana akan menemui ayahnya, untuk mengorek informasi. Zerra harus ia temukan, sebelum Juan menemukannya terlebih dulu.

*

“Kopinya, Neng.”

Bi Sum meletakkan segelas kopi di depan Zerra. Wanita itu mengucapkan terima kasih tanpa menoleh, ia sibuk menyelesaikan pekerjaannya. Ia memang tidak berada di kantor, tapi ia tetap menerima pekerjaan dari Mr. Altaf.

Ponselnya berdering. Nama bosnya Mr. Altaf terpampang.

“Yes, Sir?”

“Bagaimana keadaanmu, Zerra?”

“Baik, Sir. Apa ada yang bisa saya bantu, Sir?”

“Hm ... Bolehkah saya bertanya? Apa yang sebenarnya terjadi?” Mr. Altaf mendesah.

“Attar menemuiku sore ini. Anakku tampak kacau sekali. Ia terlihat benar-benar khawatir padamu,” ujar Mr. Altaf. Kali ini Zerra yang mendesah, ia tak peduli akan Attar, yang ia pedulikan adalah bosnya, Mr. Altaf.

“Maaf, Bos. Saya perlu waktu. Ada hal yang perlu saya pikirkan, dan juga ... saya butuh ketenangan. Tolong jangan beritahu nomor ini pada Mr. Attar ataupun Mr. Rodriges,” jelas Zerra.

Sunyi. Zerra menanti jawaban Mr. Altaf di seberang sana. Namun, bukan suara lelaki paruh baya itu yang ia dengar.

“Zee?” Zerra tersentak mendengar suara Attar. Ia hendak memutuskan percakapan, tapi Attar menyerukan permohonan membuat Zerra tertegun.

“Aku mohon, Zee. Maafkan aku.” Suaranya terdengar putus asa. “Kamu bisa menghukumku dengan hukuman terkejam, tapi kumohon ... tetap bersamaku, Zee.” Attar terdiam. Lelaki itu menarik napas, lalu berkata, “A-aku ... aku mencintaimu, Zerra.”

Zerra nyaris tersedak ludahnya. Jantungnya bertalu-talu, wajahnya mulai memanas. Ia merasa gugup, di saat yang sama ia juga merasa marah.

“A-apa maksud anda, Sir?” tanyanya gugup.

“Entahlah, Zee. Kamu telah mendominasi hati dan pikiranku akhir-akhir ini. Aku bahkan selalu mendambakanmu saat malam hari,” jawab lelaki itu jujur.

Zerra mengernyit mendengar jawaban Attar. “Maksud anda, saya mendominasi hati dan pikiran anda dalam fantasi seks, begitu?”

“Bukan! Bukan itu maksudku, Zee. Bukan! Ya Tuhan ... tidak, Zee. Sudah kubilang aku mencintaimu, sungguh!” bantah Attar cepat.

Zerra mendengkus sebal. Enak saja lelaki itu menjadikan dirinya fantasi seks. Ya, ia memang cantik dan seksi. Mungkin Juan juga nelakukan hal yang sama, mengingat Juan juga pernah merasakan dirinya.

“Huh, terserah anda saja. Saya tidak peduli dan tidak ingin tau. Selamat malam.”

“No no no ...! Zee, kumohon tunggu sebentar, please. Dengarkan aku sebentar saja, okay?”

Zerra menunggu. “Kamu kuberi cuti seminggu. Dalam waktu seminggu, kamu harus merindukanku. Dan setelah kamu kembali nanti, aku benar-benar akan menghukummu sampai puas,” ujar Attar cepat.

“A-apa?!”

Belum sempat Zerra memaki lelaki itu, sambungan telah terputus. Oh, bukan terputus. Attar sengaja memutuskan panggilan, ia tau wanita itu pasti kesal sekali dengan ucapannya.

Attar menyeringai lebar. Ia menatap layar ponselnya yang menunjukkan lokasi wanitanya berada. Altaf yang sedari tadi menguping pembicaraan putranya hanya geleng-geleng kepala.

'Apapun masalah di antara kalian, semoga kalian mempunyai ending yang baik. Aku ingin sekali Zerra menjadi menantuku,' batinnya.

*

Juan tak bisa melelapkan mata. Bayangan Zerra menguasai pikirannya. Hatinya gundah, ia sudah menghubungi orang-orang andalannya untuk mencari Zerra. Ia pasti menemukannya. Tidak, ia harus menemukannya sebelum Attar.

Jika ia menemukannya, Juan pastikan Zerra akan menjadi miliknya utuh. Ia ingin wanitw itu seperti dulu. Mencintainya.

-TBC-

Hola, hola ... apa kabar?
Sudah lama sekali, ya, aku ga up cerita ini? Maaf, diusahakan rajin lagi ya....
Jangan lupa tinggalkan jejak😘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello Mr. Iceberg, I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang