Rahasia

7.2K 402 52
                                    

Zerra berjalan mendekati kedua lelaki itu. Perasaannya diburu amarah. Tentu saja dia marah, mengetahui kenyataan Attar-lah yang merampas harta berharganya. Dirinya memang sudah menduga, melihat kedekatan Juan dan Attar. Hanya saja dirinya dengan begitu bodohnya terbuai perasaan sialannya!

"Wow, aku sungguh tak menyangka," ujarnya sambil berdiri diantara kedua pria itu.

"Zee... ku mohon," Juan berusaha meraih tangannya. Menggenggamnya dan mengecupnya, sebelum tiba-tiba berlutut di hadapan wanita itu.

"Ck, jangan lebay deh!" wanita itu berdecak sebal.

"Aku sangat menyesalinya, Zee. Kumohon berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya. Kumohon, Zee...." lelaki itu kembali mengecup punggung tangannya. Kali ini sedikit lebih lama. Lalu Juan berdiri hendak membawa wanita itu masuk ke dalam pelukkannya.

Attar seperti melihat sebuah tikungan tajam di hadapannya. Pria itu lantas menarik kerah baju sahabatnya dengan kuat. Hingga Juan tertarik ke belakang, bahkan nyaris terjungkal. Dengan cepat lelaki itu memeluk Zerra posesif, lalu memandang tajam lelaki di hadapannya.

"Dia milikku! Sejak dulu dia milikku, dan hanya akan menjadi milikku," ujarnya posesif.

Juan mendengus kesal, sambil merapikan pakaiannya. Mendekati Zerra yang dipeluk erat Attar. Juan memandang sinis lengan kekar Attar yang melingkari perut dan bahu wanitanya.

"Kau bilang apa? Milikmu?" Juan membelai lembut pipi Zerra. Dengan kilat lelaki itu menarik tengkuk Zerra, kemudian mencium bibirnya.

"Sialan!!"

Attar terkesiap dengan tindakan Juan. Kedua tangannya lantas mendorong tubuh Juan agar menjauh dari wanitanya.

"Heheheeee...." lelaki itu terkekeh. Lidah Juan terjulur menyapu bibirnya yang baru saja mengecap rasa bibir wanita itu.

"Baiklah. Aku akan kembali lagi, sayang. Kau masih berpeluang untuk kumiliki, dan aku tidak akan begitu mudah menyerah. Aku akan kembali merasai bibirmu, atau bahkan seluruh dirimu," lelaki itu mengedipkan sebelah matanya. Sebelum akhirnya berlalu meninggalkan kedua orang itu.

--

Zerra mengerjapkan matanya, terkejut karena dirinya berada dalam drama lebay antara Juan dan Attar. Dirinya merutuki ketololannya, bisa-bisanya ia terbuai dan diam saja diperlakukan seperti itu oleh kedua pria bajingan itu.

Attar menggeram marah, melihat ekspresi Zerra yang terdiam membuatnya frustasi. Berbagai spekulasi mulai bermunculan di benaknya. Hatinya tersentil perasaan takut, ya, ia takut Zerra akan kembali pada Juan.

"Zee? Do you hear me?"

Attar menarik rambutnya frustasi. Wanita itu masih hanyut dalam lamunan yang tak mampu ia selami. Lelaki itu mendekati Zerra, lalu dengan cepat menarik pinggangnya dan mendaratkan ciuman di bibir wanita itu.

Attar terus mengulum bibir wanita itu, memaksa lidahnya masuk menjelajah di dalam sana. Dirinya sempat tersentak saat Zerra tiba-tiba mengalungkan kedua tangan di lehernya.

Keduanya bercumbu menguarkan hawa panas dari tubuh masing-masing. Attar mengakhiri ciumannya, mengusap lembut bibir Zerra yang bengkak dan kemerahan.

"Jangan kembali padanya, Zee."

Wanita itu hanya tersenyum, lalu mengecup bibir lelaki itu. Attar mendekap erat tubuh wanita yang sudah membuat dirinya jungkir balik. Perasaannya berkecamuk, gusar. Ia takut wanita itu akan kembali lagi ke pelukkan Juan. Dirinya tidak rela!

-----

Zerra menutup pintu kamarnya, membuka blazer-nya dan menyipannya di almari. Ia menoleh menatap sebuah bingkai foto di atas meja rias.

"Hari yang melelahkan ma, pa," ujarnya lesu sambil mendaratkan bokongnya di kursi. Tangannya meraih bingkai tersebut dan membelainya.

Seminggu sebelum dirinya di jual oleh kekasihnya, kedua orang tuanya mengalami kecelakaan. Juan sangat sulit dihubungi ketika itu, membuat dirinya urung mengabari keadaannya. Ketika Juan mengajaknya bertemu, hatinya sungguh senang. Manalah dia tau jika saat itu Juan justru menjualnya.

Zerra meletakkan kembali figura itu, lalu melangkah nenuju kamar mandi. 20 menit kemudian dirinya keluar memakai kaos tipis dan celana pendek. Zerra menyisir rambutnya yang setengah basah, ketika bel rumahnya berbunyi. Menebak bahwa orang yang menekan bel rumahnya adalah salah satu bajingan itu, membuatnya tetap melakukan aktivitasnya.

Sehingga lima kali bel berbunyi tanpa henti membuat dirinya kesal, karena merasa terganggu. Dengan emosi yang mencapai ubun-ubun, ia membuka pintu.

"INI SUDAH MALAM!!!" teriaknya marah. Juan hanya meringis sambil menggaruk tengkuknya.

"A-aku kelaparan dan kedinginan," ujarnya lirih.

"Pergi!" suara dingin wanita itu dijawabnya dengan sebuah gelengan kepala.

Zerra hendak menutup pintu, namun lelaki itu lebih dulu masuk ke dalam rumahnya.

"Sialan! Keluar dari rumahku!"

Juan berbaring meringkuk di atas sofa, tubuhnya sedikit menggigil. Badannya terasa panas menyengat, bahkan air matanya turun tiba-tiba akibat terlalu panas. Zerra mengernyit, lelaki itu tampak tidak baik-baik saja. Wanita itu berjalan mendekat, meletakkan punggung tangannya di dahi. Terkejut merasakan suhu badan lelaki itu, Zerra bergegas menuju kamar mandinya. Membuka keran, membiarkan air hangat mengisi tub mandinya.

"Ayo," wanita itu membantu Juan berdiri. Membawanya ke kamar mandi.

"Airnya sudah gue isi, sono berendem."

Setelah mengucapkanya wanita itu berbalik dam hendak meninggalkan Juan. Namun tiba-tiba lelaki itu memeluknya dari belakang.

"Don't leave me, Zee."

Hawa panas dari tubuh lelaki itu seakan berpindah ke punggungnya. Juan mengecup leher wanita itu, membelai lembut pahanya yang tersekspos. Bibirnya yang panas mengecupi rahangnya, lidahnya menjilati, bahkan menggigit telinganya. Sebelah tangan Juan menyusup ke dalam kaos, membelai perut, lalu kemudian merambat naik meremas buah dadanya.

"Juuu...."

Juan melepaskan kaitan celana pendek wanita itu, hingga terlonggok di kaki jenjangnya. Jemari Juan mulai membelai kewanitaannya dari balik celana dalamnya. Dengan sebelah tangan lelaki itu meloloskan pakaiannya dan juga kaos Zerra. Hingga keduanya hanya memakai dalaman saja.

Juan memutar tubuh Zerra hingga mereka berhadapan, lalu melumat bibir wanita itu dengan cepat. Tangannya melepaskan kaitan bra dan melemparnya asal. Sambil berciuman lelaki itu membawa tubuh mereka ke dalam bathtub.

Lelaki itu melepaskan penutup terakhir wanita itu dan juga dirinya. Memutar wanita itu sehingga membelskanginya, kemudian kembali memainkan klitorisnya. Membuat Zerra kembali mengerang dan menggeliat nikmat. Sementara tangannya satu lagi mengarahkan kejantanannya ke pintu surga yang sangat dirindukannya.

"Ughh... Juanhh,"

Desahan wanita itu membuatnya mempercepat gerakan jarinya di klitoris Zerra. Hingga akhirnya tubuh wanita itu menegang dan membusung merasakan klimaks. Juan pun mulai menggerakkan kejantanannya, memompa mencari kenikmatannya. Saat dirasakannya tubuhnya mulai memberi tanda akan mencapai klimaks, Juan menekan dalam-dalam kejantanannya. Berharap benihnya dapat menghasilkan bibit-bibit cinta diantara dirinya dan Zerra.

Selepas membersihkan diri, lelaki itu membopong tubuh Zerra menuju tempat tidur. Juan mendekap erat tubuh wanitanya, berdoa inilah awal hubungan mereka.

Sementara itu Zerra tersenyum dengan mata terpejam.

'Hebat juga Juan, ah, mereka berdua sungguh perkasa! Hmm... awal yang bagus.'

Wanita itu mulai terlelap setelah memikirkan rencana-rencana pembalasan dendamnya.

~TBC~

Krisan dan voment kalian sangan dialu-alukan sebagai penyemangat. Terima kasih sudi membaca😊😘

Hello Mr. Iceberg, I Love You!Where stories live. Discover now