JIaB.9 ✔️

90 22 0
                                    

Chapter 9 : Langkah Pertama

"Hm? Apa yang terjadi di sini?" Darryl menggaruk kepalanya, dia melirik Meena yang masih setia dengan muka datarnya, "Aku akan mencari informasi, kau di sini dulu ya."

Darryl langsung berjalan pergi.

"Ya." Setelah Darryl berjalan jauh, Meena baru membalasnya.

Sekali lagi Meena memperhatikan sekeliling desa. Desa Rune ini indah karena aura tradisionalnya, dan semua itu benar-benar sesuai dengan deskripsi yang dia tuliskan.

"Ayo cepat! Katanya Mikhael pulang membawa banyak buruan!"

"Bohong! Bagaimana bisa? Sejak kapan dia menjadi begitu kuat?"

"Ini serius! Tapi sepertinya Emile tidak percaya, jadi dia menantang Mikhael untuk berduel."

"Ah, Emile ya? Itukan sudah wajar. Bagaimanapun, sejak awal mereka memang tidak pernah akur."

"Lalu kau mendukung siapa?"

"Aku mendukung Emile!"

"Eeh? Apakah hanya aku yang mendukung Mikhael?"

"Hah? Kenapa kamu mendukungnya? Dia adalah pilihan terburuk!"

"Tapi Mikhael sebenarnya tampan, sangat disayangkan dia memiliki karakter yang konyol dan menyebalkan."

"Ah, kamu benar. Aku sangat setuju. Jika saja Mikhael dapat berubah menjadi lebih serius dan pendiam, aku berjanji akan menjilat sepatu dan menjadi pengikuti setianya!"

"Hahaha! Apa-apaan itu? Hahaha.."

"Jika aku tidak melakukannya, maka aku bukanlah seorang lelaki! Bercanda deh, kamu kan tahu kalau itu tidak akan terjadi."

"Hahaha, benar juga."

"Kalau begitu ayo!"

'Ah, kalau diingat, sepertinya aku memang menulis percakapan semacam ini sebelum duel terjadi. Ya walaupun hasilnya sudah jelas, tapi tetap saja, memberikan mereka kejutan itu menyenangkan.' Meena tersenyum kecil.

Tidak lama Darryl kembali dengan wajah pucat, "Meena! Mikhael akan bertanding dengan Emile! Kita harus segera mencari kursi agar bisa menonton!"

"Oh." Meena dengan santai berjalan di sisi Darryl yang masih memasang wajah pucat.

"Hey, apakah kau tidak penasaran kenapa pertandingan bisa diselenggarakan?" Darryl meliriknya.

"Haa, kalau begitu kenapa?" Meena akhirnya bertanya.

Mendengar pertanyaan Meena, Darryl langsung tersenyum bangga.

"Jika kau benar-benar penasaran, maka kau harus berjanji untuk menjawab semua pertanyaanku tentang dunia luar!" Darryl mengajukan syarat.

"Ah, kalau begitu lupakan saja."

"Eh?! Kenapa begitu?! Bukankah kau hanya perlu menjawab pertanyaan?!" Darryl agak panik, dia tidak menyangka Meena akan menolak. 'Lagi pula, itu adalah syarat yang mudahkan?'

"Jika kau tidak ingin menjelaskan juga tidak apa-apa, aku terlalu malas bicara." Meena melambaikan tangannya dan memasuki arena duel.

"Ah! Tunggu! Ok ok ok! Aku akan bercerita tanpa syarat! Apakah kau puas sekarang?!" Darryl menghela napas dengan wajah kesal.

'Aah, duelnya benar-benar sudah selesai. Sepertinya aku memang terlambat,' batin Meena sambil memusatkan perhatiannya kearah arena.

"Darryl, duelnya sudah selesai." Kata Meena menyadarkan Darryl yang sebenarnya masih berniat menjelaskan asal-usul duel ini.

"Eh?! Bohong! Hasilnya?! Bagaimana hasilnya?!" Ketika Darryl mencoba melihat bagian arena, dia melihat Mikhael berdiri dengan wajah datar, mata emasnya menatap Emile dingin, "Apakah hanya segitu kemampuanmu?"

"Mi-kha-el!!" Emile berseru marah. Ingin rasanya dia memukul wajah tampan itu, namun seluruh tubuhnya sudah mati rasa setelah menerima serangan beruntun dari Mikhael.

Ini adalah pertama kalinya Mikhael benar-benar mengalahkannya, biasanya Mikhael akan melarikan diri atau memanggil penjaga untuk perlindungan. Ya, Mikhael di matanya hanyalah lelaki yang memanfaatkan statusnya sebagai cucu kepala desa, di matanya, Mikhael lebih rendah dari semua orang di desa.

Mikhael adalah musuh alaminya! Emile menatap Mikhael tajam, jika saja tatapan bisa membunuh, maka Mikhael mungkin telah terbunuh ribuan kali dan Emile sudah pasti akan tertawa bahagia.

'Duel ini adalah langkah pertama dimana Kaiser mulai terkenal di desa. Langkah pertama menuju ketenaran. Yah, melihat ini secara langsug rasanya seperti berada di film-film. Tapi sayang sekali, aku tidak bisa melihat duel mereka sejak awal.' Meena menghela napas, barulah bisikan-bisikan menyebar di antara penonton.

"Tidak mungkin! Mikhael benar-benar memenangkan duel ini?!"

"Hey, apakah aku sedang bermimpi? Mengapa Mikhael hari ini terlihat begitu memikat?"

"Ini bukan mimpi! Dan kau itu laki-laki! Jangan berpikir yang aneh-aneh!"

"Itu tandanya, kemampuan Mikhael adalah nyata! Semua buruan itu memang milik Mikhael!"

"Ya, kau benar! Itu tandanya Mikhael sudah bisa memilih pasangannya, kan?"

"Eh? Benar juga. Aku bertanya-tanya, siapa yang akan Mikhael pilih?"

"Ngomong-ngomong, bukankah tadi kau mendukung Emile?"

"Ahaha, iyakah?"

"Hey, di mana janjimu?"

"Uh, janji yang mana?"

"Janji kalau kau akan menjilat sepatu dan menjadi pengikut setianya, lalu jika kau tidak melakukannya maka kau bukan lelaki, kan?"

"..."

"Ehem! Lalu, menurutmu siapa yang akan Mikhael pilih?"

"Dasar penipu! Kau bahkan mengalihkan topik pembicaraan!"

"Itu, jadi menurutmu siapa yang akan Mikhael pilih?"

"Haa, baiklah. Aku akan melupakan janji konyol itu, jadi jangan mengatakan hal yang sia-sia lagi!"

"Iya aku mengerti."

"Jadi tadi kamu bertanya siapa yang akan Mikhael pilih kan? Tentu saja Mikhael memilih gadis itu!"

"Siapa?"

"Siapa lagi kalau bukan gadis tercantik di desa?" Pandangan mereka beralih kearah seorang gadis cantik yang sedang menatap acuh kearah arena...

Jumlah Kata : 766

Journey Inside a BookМесто, где живут истории. Откройте их для себя