JIaB.16 ✔️

71 18 0
                                    

Chapter 16 : Kamar yang Mengerikan

Beberapa hari telah berlalu setelah malam ritual dilaksanakan. Pada beberapa hari ini pula lah Kaiser terus mengurung dirinya di dalam kamar. Meena hanya dapat melirik kamar Kaiser dalam diam setiap kali mendengar suara batuk Kaiser yang terdengar sangat tidak sehat.

Namun, Meena juga lah yang paling tahu bahwa ini adalah saat-saat di mana dia tidak boleh mengganggu Kaiser. Mengingat apa yang sedang dilakukannya saat ini, Meena sadar bahwa keberadaannya hanya akan membuat Kaiser yang sudah sibuk mulai bersikap dingin begitu Meena bertatapan dengannya.

Ya, ini adalah langkah pertama yang harus dia ambil untuk dapat meningkatkan sel-sel tubuhnya agar memudahkan jalannya dalam menguasai kemampuan lain. Ini adalah saat apa yang orang biasa sebut sebagai, pembersihan dan pemurnian.

Walau tubuh Mikhael tidak terkontaminasi oleh hal-hal yang tidak bagus seperti racun dan semacamnya, menurut Kaiser tubuhnya lebih lemah dari tubuh yang dia miliki sebelumnya, sehingga dia memutuskan untuk tetap melakukan pembersihan dan pemurnian.

Di dalam alur cerita, Kaiser berhasil mengumpulkan bahan-bahan yang dia butuhkan di dalam hutan. Dan selagi mencoba beradaptasi dengan lingkungan serta orang-orang di desa, Meena dan Kaiser ditugaskan untuk membantu anak-anak belajar mengenai lingkungan seperti cara bertanam, membedakan jenis tanaman, menangkap ikan, dan sebagainya.

Meena benar-benar bersyukur karena memiliki sistem yang dapat dia andalkan. Bagaimanapun, sebagai seorang penulis yang selalu mengurung dirinya di dalam kamar, Meena tidak pernah bercocok tanam apalagi menangkap ikan. Namun dengan arahan sistem, Meena lega karena dia dapat mengajarkan anak-anak dengan langkah yang benar.

Pada saat yang sama, sikap Kaiser yang dingin membuat anak-anak agak takut. Meena hanya dapat menghela napas melihat itu dan mengajarkan setiap anak sendirian dengan berat hati.

Beruntung sekali karena beberapa hari setelahnya Darryl bergabung bersama mereka dan membantu menghilangkan ketakutan anak-anak terhadap Kaiser.

Ya, sejak saat itu juga lah Meena selalu mendengar batuk Kaiser pada malam hari. Meena bersyukur karena Kaiser beristirahat ketika pagi datang. Jika tidak, mungkin Meena benar-benar akan merasa bersalah karena alur cerita yang dibuatnya lah yang membuat Kaiser harus melakukan hal-hal tersebut.

Namun, seolah tidak membiarkan Meena hidup dengan tenang. Darryl mengetuk pintu rumah di saat Kaiser belum keluar dari kamarnya, Meena mulai resah dan bertanya pada sistem mengenai kondisi Kaiser, "Apa? Maksudmu.. Kaiser pingsan?"

Sistem tidak memberi balasan lagi, menunjukkan bahwa itu adalah hal yang tidak perlu dipertanyakan.

"Apa? Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu pucat begitu?" Darryl memiringkan kepalanya dan menatap Meena heran.

"Mikhael belum keluar dari kamarnya, dia berpesan untuk tidak mengganggu, jadi.. kurasa hanya kita yang akan pergi hari ini." Meena melirik dengan ragu ke arah pintu kamar Kaiser.

"Belum keluar dari kamar? Apa yang dilakukannya? Ahh!! Apakah dia belum bangun?! Ini tidak adil!! Aku akan membangunkannya!!" Darryl menggulung baju di lengan tangannya dan menatap pintu kamar Kaiser dengan kesal.

Meena yang melihat itu langsung panik, "Bukan! Bukan itu! Dia sedang tidak enak badan, jadi ayo kita saja yang keluar!" Meena menarik tangan Darryl, berusaha mencegahnya untuk tidak mendekati kamar Kaiser.

"Tidak! Kemarin dia baik-baik saja, bagaimana bisa dia tiba-tiba jadi tidak enak badan? Kamu tidak menyembunyikan sesuatu dariku kan?" Darryl menyipitkan matanya dan menatap Meena penuh selidik.

"Menyembunyikan apa? Memang apa yang bisa aku sembunyikan, hm?"

"Kalau begitu biarkan aku melihat Mikhael! Kalau dia memang tidak enak badan, tidak ada masalah kan? Tapi jangan sampai dia sedang bermalas-malasan! Enak saja dia bermalas-malasan sendiri!" Darryl mulai menggerutu.

"Ya ampun." Meena menepuk dahinya mulai lelah.

"Jangan larang aku! Pokoknya aku akan masuk!!" Darryl kembali berjalan ke arah kamar Kaiser.

"Baiklah, tapi tunggu sebentar! Kamu tunggu di sini dulu! Aku akan melihat keadaannya dulu." Meena langsung mendahului Darryl dan meliriknya kesal, "Jangan bergerak sedikitpun dari sana! Mengerti?!!"

"Hii! Iya.." Darryl merinding melihat tatapan Meena barusan dan tanpa sadar mengangguk kaku.

"Mikhael, maaf mengganggu." Meena dengan ragu mendorong pintu dan menelan ludah tidak enak, nalurinya mengatakan bahwa dia tidak boleh masuk, tapi masalah akan menjadi semakin besar bila Darryl melihat keadaan Kaiser sekarang.

Meena langsung menutup pintu, khawatir bila Darryl akan mengintip. Meena membalik tubuhnya dan menatap sekeliling kamar Kaiser dengan ragu. Tubuhnya membatu begitu melihat darah hitam di depan Kaiser yang tengah tergeletak di lantai.

'Kamar ini mengerikan sekali!!"

"Ka-Mikhael!" Meena langsung mendekati Kaiser dan menatap wajahnya yang pucat. Melihat Kaiser yang sepertinya tidak akan bangun dalam waktu dekat, Meena memutuskan untuk melakukan tiga hal penting.

Pertama adalah memindahkan Kaiser ke atas tempat tidur. Kedua mengganti pakaiannya yang basah dan langsung menyembikan pakaian itu untuk menutupi bercak darah di sana. Dan terakhir adalah membersihkan lantai kamar Kaiser yang terlihat agak menakutkan karena darah hitam yang berceceran...

Jumlah Kata : 765

Journey Inside a BookWhere stories live. Discover now