modus kalem

2.3K 269 21
                                    

"aduuuh paak, saya capek dari tadi naik turun tangga mulu, bengkak nih betis"

Salah satu warga negara KHS bergender ciwi itu memijat betisnya. Karin namanya, menggerutu di depan kantor bimbingan penyuluhan ditemani pak ibiki yang berkacak pinggang.

"Kamu ini, sebagai murid yang kena skors harus ikuti perintah saya, sudah jangan banyak mengeluh, atau masa skors kamu saya tambah!"

Ancam ibiki sensei galak. Karin semakin menggerutu, merasakan ketidakadilan menimpanya. Ia kan hanya bolos empat hari, masa langsung kena skors.

KHS memang terkenal akan nilai kedisiplinannya yang tinggi. Ada aturan mutlak yang terpampang jelas di dekat ruang BP, yang jelas isinya tidak jauh jauh dari perintah dan sanksi mengeai ketidakdisiplinan yang dibuat. Bagi siswa siswi yang mendapat sanksi skors, mereka tidak lantas diliburkan begitu saja. Seperti yang lain, si siswa terdakwa ini wajib datang ke sekolah namun tidak boleh mengikuti proses belajar mengajar di kelas, melainkan menetap di ruang BP untuk dijadikan asisten pribadi.

Terkadang disuruh mengantar bertumpuk tumpuk buku, mengantar ini itu, dan yang paling sering si terdakwa disuruh datang ke kelas kelas untuk memanggil murid murid yang punya urusan dengan BP, seperti yang tengah karin jalani saat ini.

"Udah dong paaak, tadi manggilin chouji di lantai dua, abis itu tayuya di lantai empat, abis itu hidan di lantai tiga, sekarang siapa lagiii???"

Sasuke berjalan menuju kelasnya, tas ransel hitamnya nya ia sampirkan di bahu kiri, kopi hangat ada ditangan kanannya. Melewati markasnya BP, sasuke tersenyum sopan saat bu kurenai menyapanya, disamping guru bahasa inggris itu ada pak ibiki yang sedang menghadapi si rambut merah yang menjadi mc di acara yang ia hadiri semalam, memilih tidak peduli, ia terus berjalan.

"Jangan mengeluh! Sekarang panggilkan murid di kelas sebelas ipa tiga, lantai tiga"

Langkah sasuke terhenti, belakangan telinganya jadi sensitif kalo udah menyangkut soal sebelas ipa tiga. Ia menoleh ke belakang, karin disana mulai emosi, pak ibiki tidak peduli, sedangkan sasuke disini tersenyum kecil, dapet ide.

"Paaaak, saya baru dari lantai tiga lo, kenapa nggak sekaliaaaan????! Ih bapak tega ih! Masa tega sama murid cantik begini"

"Permisi"

Sasuke menginterupsi dengan sopan, sadar suara yang bikin meleleh itu milik siapa, karin berubah semangat, ia berbalik secepat kilat. Emosinya terhadap pak ibiki ia lupakan, di depan sasuke harus jadi semanis mungkin.

"Kyaaa, sasuke~"

"Oh, sasuke, ada apa?"

Fokus Pak ibiki beralih ke sasuke yang menghampiri mereka, merasa pegal juga berdebat dengan karin.

"Maaf mengganggu pak, tadi saya dengar bapak butuh bantuan buat manggil anak sebelas ipa tiga ya?"

Sasuke mulai melancarkan aksinya, pak ibiki yang tidak menyadari maksud dan tujuan sasuke mengangguk. Karin mulai caper, memperbaiki apa pun yang ada pada dirinya mulai dari rambut, baju, rok dan akhlak, eh.

"Benar, bapak menyuruh karin melakukannya, tapi dia terus mengeluh. Anak ini"

Pak ibiki geleng geleng kepala, merasa prihatin dengan karakter pembangkang yang melekat pada remaja sekarang.

"Kalau gitu, bisa saya bantu pak? Kebetulan saya punya urusan di sebelas ipa tiga"

Iya, urusan hati ini, urgent.

"iya pak, saya sama sasuke bisa bantu kok pak"

Karin yang berhasil memperbaiki akhlak di depan sasuke menunjukkan sikap yang kontras dengan sikapnya sebelum kedatangan sasuke. Sebagai cewek yang mudah baper, ia menganggap kini sasuke tengah membantunya untuk lolos dari pak ibiki dengan cara yang gentle banget, yaitu menjadi pahlawan yang menggantikan tugas karin agar ia tak kelelahan. Ia senyam senyum sendiri dengan pemikirannya, sedangkan Pak ibiki mengangguk dengan senyumnya.

KHS Punya CeritaWhere stories live. Discover now