ngechat doi

3K 286 53
                                    


"Hinata pulaaang"

Hinata memiringkan kepalanya heran saat melihat sandal buluk yang tak asing tersimpan manis di rak sepatu. Di bagian tapak sandal itu ada tulisan tangan dengan spidol pemanen yang hampir pudar. Tulisannya: 'yang maling kakinya kutilan seumur hidup'

Untuk membuktikan asumsinya tentang pemilik sendal sekarat itu, hinata masuk lebih dalam. Segera asumsinya dibenarkan oleh penampakan makhluk tuhan berambut panjang di ruang tamu.

"Loh kak, kok di sini?"
seingat hinata, pagi tadi neji izin pulang ke alamnya siang ini, setelah menghadiri kelas tekniknya.

"Kamu ngga suka kakak disini?"
Kakak sepupu hinata yang terlihat gabut itu masih melanjutkan kegiatannya, menjahili kucing keluarga hyuuga yang tertidur di atas meja. Ia menarik narik ekornya, saat si gembul itu mengeong tanda protes, ia bertindak pura pura tidak tahu.

"Bukan gitu kaak. Soalnya tadi pagi kakak bilang langsung pulang selesai kuliah"
Ia duduk lesehan di depan meja, kaus kakinya belum ia lepas, begitu pun tasnya. Iphonennya ia keluarkan, tak ada notif apa pun, iphonnya sekarang sesepi komplek perumahan orang kaya.

"Di sekolah, ada yang gangguin gak?"
Pertanyaan dari neji mempunyai makna tersembunyi di baliknya. Kakak dari dua orang adik perempuan itu ingin memastikan sesuatu.

"Ngga ada tuh, di kelas hinata anaknya baik baik."
Jawab hinata jujur, awal debut menjadi warga negara KHS, hinata masih aman sejauh ini. Tak ada siwa siswi kurang kerjaan yang ngelabrak untuk menegaskan kekuasaannya sebagai anak lama.

"Yang kegatelan nanya nanya nomor wa kamu gitu, ada nggak?"

"Gak ada"

"Kalo yang modusin?"
Kalo sasuke yang memilih nungguin hinata di ruang BP dan beralasan pak asuma ngga dateng padahal cuma boong bukan modus kan?

"Gak ada"

"Masa?"

"Ngga ada kakakku tercinta, tersayang, dan terimut. Aku aman kok"

Kecurigaan neji masih belum tuntas, tapi melihat wajah hinata yang kalem sambil menscroll hpnya, neji jadi percaya. Hinata ngga pinter pura pura soalnya.

"kenapa emang kak?"
Kecurigaan neji tak wajar menurutnya, seperti ada sesuatu yang diantisipasi oleh neji.

"Gakpapa, manatau ada yang ngulet bulu sama kamu"
Hyuuga kuru telah minggat dari posisi nyamannya sejak tadi, merasa muak dengan gangguan kecil dari neji. Kini si kucing tambun itu berpindah ke pangkuan hinata.

"Beliin shampo dong hin. Udah gatel nih kepala"
Kak neji menggaruk-garuk kepalanya, tugas negara demi masa depan yang lebih cerah menyita waktunya, bahkan hanya untuk memandikan rambutnya dengan nutrisi pun tak dapat terlaksanakan.

"Suruh hanabi aja dong kak, hinata capeek, lagian kita kan masih ada shampoo"

"Kalo sama hanabi, tuh bocah bakalan minta uang ongkir, mana uang ongkirnya lebih mahal dari yang dibeli lagi. shampoo kalian juga gak cocok sama rambut kakak. shampoo kakak itu yang iklannya mbak-mbak yang ogah jadi duta shampoo lain abis itu ketawa ketawa. Beliin ya, nih uangnya."

Karena hinata telah di doktrin dari kecil oleh neji yang mengatakan 'adik kecilku yang manis tak boleh melawan kakaknya', jadilah hinata rela menjalankan mandat untuk pergi ke minimarket di seberang jalan.

"Hinata!! Sekalian beliin mama moto yaa!! Mau masak sayur niih!"

Sang mama yang mendengar percakapan neji-hinata berteriak dari arah dapur. Hyuuga hikari melongok, berdiri dengan tampilan 'mama cantik mau masak'.

KHS Punya CeritaWhere stories live. Discover now