Penghujung Tahun

29 1 0
                                    

Cahaya pagi menerobos tirai jendela kelas, mengusik rasa lelap Li yang tertidur di meja kelas barunya. Kelas XII MIPA 6. Li mengambil jaketnya dan memakainya sebagai penutup kepala.

Kelas masih sepi, jam baru menunjukkan pukul 06.15, Li memang berangkat terlalu pagi, terlalu semangat sekolah di hari pertama, kebalikannya dengan teman-temannya yang justru kesiangan.

Li masih menikmati kesunyian kelas dengan tidur ketika tiba-tiba jaketnya ditarik dengan cepat.

"Hayo masih pagi udah tidur aja," tegur An.

Dia baru berangkat dan kelasnya masih sepi. Tahu kebiasaan Li yang sering berangkat pagi, An datang ke kelas Li.

"Ish! Aku semalem ga bisa tidur dan tadi pagi langsung bangun, minggir!" usir Li, sedikit canggung dengan An yang terlalu santai.

Li tentu masih ingat saat An tiba-tiba mengatakan kalau ia suka dengan Li. Sampai seminggu Li mendiamkan An, seminggu penuh itu juga An tidak bosan-bosan membuat Li mau bicara lagi dengannya.

"Udah sarapan belum, Li?" tanya An.

Li hanya menggumam tidak jelas.

"Pasti belum, kan? Yuk, makan! Aku beliin deh," tawar An.

Li langsung menegakkan badan mendengar itu, matanya berbinar senang, "ayo!" 

An terkekeh gemas, menepuk kepala Li pelan sebelum mereka akhirnya berjalan beriringan ke luar kelas.

"Eh, kantin ke sana, An," tunjuk Li ke arah berlawanan dengan yang diambil An.

"Ngapain ke kantin?" An justru bertanya heran.

"Katanya mau sarapan," jawab Li gemas.

An berhenti sejenak, menghadap ke Li, "emang menurutmu kantin jam segini udah buka?" tanya An sambil mengetuk dahi Li pelan.

"Ish! Kamu tuh ketularan Di, ya! Hobi banget ketuk-ketuk dahi," gerutu Li sebal.

An tertawa hambar. Li terpaku sejenak menyadari kekeliruannya.

"Maaf, An," cicit Li pelan.

"Gapapa," kata An tersenyum simpul, meski ia sedikit cemburu dengan itu, ia tak ingin merusak pagi mereka. Setidaknya Li belum tau kalau Di juga menyukainya.

Mereka makan di warung nasi depan sekolah. Memilih bangku paling pojok, sarapan sambil bercanda, sejenak lupa dengan kecanggungan yang ada.

Saat kembali ke kelas, teman-teman yang lain sudah datang. Termasuk Sa.

"Kamu habis dari mana, Li?" tanya Sa.

"Eh, itu, aku habis dari," Li malah jadi gugup sendiri.

"Pagi," sapa Di ringan.

Dia datang hampir terlambat. Langsung mendekat ke arah Li dan Sa. Menatap Sa sekilas yang dibalas anggukan oleh Sa. Kemudian asyik memperhatikan Li yang gugup.

"Aduh, Di, akhirnya ketemu, ya, setelah sekian lama liburan," ledek Sa yang memergoki Di menatap Li.

Di hanya tertawa. Masih asyik melihat ke arah Li yang sekarang juga menatapnya dengan tatapan heran.

"Kenapa? Kangen?" tanya Li sambil tersenyum meledek.

"Yeu, GR mbaknya!" elak Di.

"Dih, ya udah kalau ngga kangen, aku kangen lho sama kamu," ucap Li santai sambil menepuk-nepuk pundak Di.

Di tertawa meledek, matanya belum lepas dari Li.

"Aduh, udah berani terang-terangan, ya?" Sa masih semangat meledek.

"Terang-terangan apa?" tanya Li heran.

"Pagi, gaes!" seru Ki yang baru datang, menyela di antara Li dan Sa.

"Telat banget, Ki," tegur Li.

"Ehehhe, aku habis salat tidur lagi," jawab Ki.

"Li, kamu mau duduk di mana?" tanya Za, mereka sejak tadi memang sedang diskusi dengan teman kelas tentang tempat duduk.

"Hm, di tengah urutan ke dua dari depan, deh," jawab Li, membuat Sa mengeluh tertahan.

"Eh, tapi kayaknya Na sama Ra tadi di situ deh," kata Za.

Dahi Li terlipat, sejenak memperhatikan bangku kelas. Kemudian mengembuskan napas berat. Lihat, mereka masih duduk bergerombol. Li padahal sudah berusaha membaur. Tapi, ya, sudahlah.

"Ya udah aku di pojok aja, tetep ke dua," jawab Li tegas.

"Oke," jawab Za kemudian melangkah ke bangku yang lain.

"Tuh, kan, Li, setiap kita berusaha membaur, mereka sendiri yang memisahkan diri," ucap Sa sepelan mungkin.

"Gapapa, Sa, seenggaknya kita udah nyoba," kata Li lalu meletakkan tasnya di bangku yang ia inginkan.

"Eh, depan kita siapa ya, Sa?" tanya Li mengamati tas baru di depan mereka.

"Tadi kayaknya Ka sama Ta," jawab Sa.

"Waw, kita malah jadi kayak konspirasi nih, sederet ke belakang anggota kita semua," kata Li sambil tertawa.

Sa tertawa juga saat menyadari itu.

Hari pertama, kegiatan belajar mengajar belum efektif. Hanya dihabiskan untuk membagikan jadwal dan kepengurusan kelas, juga perkenalan wali kelas yang baru.

Li sejak tadi juga berusaha memulai hal baru. Dia berpindah-pindah meja, berusaha mengajak teman lain mengobrol. Bertanya apa saja tentang liburan. Membuat kelas ramai oleh cerita liburan.

Li berusaha melakukannya. Berbaur dan berdamai dengan teman kelas. Ikut heboh dengan mereka. Respon mereka tidak buruk.

Begitu juga dengan Sa dan Ki. Setelah puas berkeliling kelas, Li kembali ke mejanya. Giliran ia menyapa Ka dan Ta.

"Ga buruk, kan?" tanya Li ke Sa dan Ki yang diangguki keduanya.

"Hei! Kalian apa kabar?" tanya Li beralih ke Ka dan Ta.

"Baik, dong," jawab Ta riang. Sepagi ini mood-nya jelas bagus.

Mereka baru saja akan melanjutkan obrolan saat guru masuk kelas. Mereka diam, bersiap dengan pelajaran baru di kelas dua belas.

SQUAD OF CAT Where stories live. Discover now