04 - COMMUNICATION

23.8K 2.4K 74
                                    

 Jangan lupa tinggalkan jejak yah💜

🌙🌙🌙

         Sudah pukul 5 sore.

        Jalan terlihat tidak terlalu ramai. Hanya terlihat beberapa orang yang berlalu lalang. Matahari yang sudah mulai meredup membuat hawa menjadi lebih sejuk.

          Liana menoleh ke kanan dan ke kiri untuk menyeberang jalan. Namun, matanya melihat sosok pria yang terlihat terburu-buru. Hingga pria itu tidak melihat keadaan jalan. Pria itu langsung berlari begitu saja.

          Padahal dari arah kanan ada sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan penuh. Pria itu bisa tertabrak dengan mudahnya jika Liana tidak melakukan apa-apa dan hanya berdiam diri.

          Tanpa pikir panjang, Liana langsung berlari dan menarik lengan pria itu ke tepi jalan. Tidak sia-sia, keduanya selamat. Tapi Liana mengalami masalah dengan dirinya sendiri. Bisa di bilang ia tidak mendarat dengan baik. Hingga lutut wanita itu terlihat tergores.

          "Kau tidak apa-apa?" suara panik dari pria yang ada di hadapan Liana membuat Liana mengangguk cepat dan langsung berdiri.

          "Maaf, gara-gara aku kau jadi begini. Tadi aku terlalu buru-buru, hingga tidak sempat melihat keadaan jalan." pria itu terdengar menyesal. "Dan terima kasih karena telah menyelamatkan ku."

           "Lain kali hati-hati. Keselamatan tetap yang utama." kata Liana dan memperbaiki penampilannya yang sedikit berantakan. Lalu berpamitan dengan pria itu. "Saya permisi!" Liana tersenyum dan melanjutkan langkahnya.

           Sementara pria itu menatap punggung wanita yang tadi sempat menolongnya dengan senyuman hangat. Hingga perlahan wanita itu sudah tidak bisa terlihat oleh matanya, pria itu pun bergegas pergi.

          Kini Liana sudah berada di dalam mini market, matanya menatap seisi mini market dengan alis yang saling bertaut. Semenjak bisa melihat hantu lagi, Liana bisa melihat mereka di mana saja dan kapan saja. Tapi kembali lagi, Liana akan mencoba berpura-pura tidak melihat mereka.

           Dengan senyuman Liana berkeliling di mini market untuk membeli kebutuhan yang ia inginkan. Tidak terlalu banyak, Liana hanya melengkapi apa yang kurang di dapur.

           Setelah selesai, Liana bergegas ke kasir dan membayar semua belanjaannya. Kemudian Liana pulang dengan kedua tangan yang menenteng kantong belanjaan.

           Masuk ke dalam rumah yang keadannya masih sama. Sangat sepi, meski ia tidak sendiri sekarang. Banyak penghuni tak kasat mata yang berkeliaran. Tapi tetap saja, Liana tidak akan menganggap mereka ada. Meski sebenarnya mereka terlihat.

          Liana meletakkan barang belanjaannya di dapur kemudian berjalan memasuki kamarnya untuk mengganti baju. Dan Liana sudah di sambut oleh Sheila yang asik melayang-layang.

           "Kau baru pulang?!" tanya Sheila ketika Liana masuk ke dalam kamar. Dan Liana hanya mengangguk sebagai jawaban.

         "Hmm, apa kau kesepian?"

           Liana menghela nafas. Wajahnya sudah menjelaskan apa yang ia rasakan. Tapi, ini bukan masalah. Karena di hidupnya ia selalu sendiri. Berteman dengan sepi, itulah yang selama ini ia jalani.

           "Setidaknya suatu hari nanti, aku punya kesempatan untuk bahagia dengan orang lain. Orang yang aku cintai." kata Liana. Ia telah selesai berganti pakaian. Kini saatnya ia turun ke dapur dan menyelesaikan tugasnya.

Singularity [ TERBIT ]Where stories live. Discover now