32 - YESTERDAY MEMORY

17.3K 1.7K 411
                                    

          Menggenggam tangan dingin nan pucat.

           Rasanya seperti mimpi, jika mereka tengah melalui hari paling menyedihkan seperti ini.

            Lintasan ingatan di hari kemarin memenuhi sudut ruang yang ada di dalam pikiran.

           "Kita memang tidak cocok. Semoga kau menemukan pria yang bisa menjaga mu dengan baik. Berbahagialah."

             Haruskah Liana tersenyum mendengar kata-kata yang keluar dari mulut pria yang ada di hadapannya ini? Haruskah? Setelah semuanya berlalu begitu cepat dan pria ini sama sekali tidak pernah bisa membuat Liana membenci.

              Jika di tanya, acara seperti apa ini? Kenapa mereka harus duduk di dalam ruangan sepi. Saling berhadapan dengan map yang membatasi mereka.

             Gheana dan Jeon keluar.

            Bukan karena keinginan mereka. Tapi, Taehyung yang menyuruh mereka keluar.

              Dan, kini hanya ada Liana dan Taehyung di dalam ruangan ini.

              Menurut Liana, semuanya terlalu rumit. Perasaan keduanya juga terasa rumit.

              "Tentu," singkat Liana dengan tatapan mata yang mulai sayu. Matanya sudah tidak sanggup menahan buliran air mata yang ingin keluar.

               Semudah ini mereka menuju perpisahan?

             "Jaga diri mu baik-baik. Maaf jika aku tidak bisa menjadi pria yang baik. Maafkan aku jika aku tidak bisa selalu berada di samping mu, menggenggam tangan mu dan lagi, maafkan aku karena aku tidak bisa menemani mu di hari kemarin untuk melihat harimau." Taehyung tersenyum kecil kemudian menatap Liana dengan tatapan mata yang sulit di jelaskan.

             "Ada banyak hal yang membuat ku harus melepaskan mu. Bukan, bukan karena aku tidak bisa mengerti perasaan ku. Bukan!" tangan kanan Taehyung terangkat dan beralih untuk mengelus rambut Liana. Mungkin di hari esok, akan sulit melakukan hal yang seperti ini.

              Oleh karena itu, Taehyung akan melakukannya sekarang dan mengingatnya hingga nanti.

              "Seharusnya aku mengatakan, bahwa kau adalah wanita yang paling aku cintai di dunia ini. Tapi sepertinya aku sudah terlambat, aku harus melepaskan mu."

              Taehyung tertawa kecil. Sepertinya ia akan merasa puas jika menertawai kebodohannya sendiri.

               Kembimbangan yang menyesakkan telah membuat keadaan tidak baik-baik saja.

              "Masalah di hari kemarin, aku ingin meminta maaf. Meski mungkin telah terlambat. Sejak pertama bertemu, aku sudah menyakiti mu. Bahkan membuat mu merasa tidak di hargai."

               "Di hari kemarinnya lagi, aku membuat mu kecewa karena aku telah mengingkari janji ku. Semestinya di hari kemarin, kita akan menjadi pasangan yang sangat bahagia. Kita ke kebun binatang, bertemu dengan hewan yang paling kau ingini untuk bertemu. Tapi, aku malah membuat mu terluka untuk yang kesekian kalinya. Aku membawa Gheana kembali. Tahukah kau, bahwa aku..."

             Taehyung menjeda ucapannya dan menggerakkan tangannya untuk turun dan mengelus pipi Liana dengan lembut.

              Liana tidak menolak. Liana hanya bisa terdiam.

             "Aku hanya ingin kau memperjuangkan ku." singkat Taehyung. Kemudian pria itu memalingkan wajahnya. Sorot wajahnya menjadi lesu dan menunjukkan raut wajah yang sangat lelah.

Singularity [ TERBIT ]Where stories live. Discover now