10 - FRIEND'S

21.7K 2.1K 104
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah!

💜


🌙🌙🌙

         Liana berjalan sambil mengedarkan pandangannya menatap dekorasi yang ada di pesta. Sungguh sangat indah, lampu kerlap-kerlipnya sangat menawan. Liana tidak bisa berhenti memuji.

       Mata Liana di sibukkan dengan pemandangan indah di malam hari. Namun setelah beberapa saat ada sebuah punggung yang menabraknya. Ketika Liana berbalik, ia menemukan seorang wanita cantik yang tengah hamil muda.

       "Oh, maafkan aku." kata wanita itu dan menatap Liana dengan wajah bersalahnya.

       Liana tersenyum dan mengatakan bahwa ia tidak apa-apa. Lalu wanita itu kembali mengatakan bahwa;

       "Untunglah, sekali lagi maaf. Sebenarnya aku sama sekali tidak pernah mengucapkan kata maaf kepada orang-orang. Tapi melihat wajahmu yang begitu polos aku langsung bisa menebak jika kau adalah orang baik. Jadi mari kita berteman!"

        Liana terkekeh mendengar ucapan panjang yang keluar dari mulut wanita itu. Terlihat sangat lucu.

        "Namaku, Clara."

        "Liana."

         Kedua tangan mereka saling bersentuhan dan menggenggam satu sama lain. Kemudian, setelah merasa cukup, keduanya sama-sama melepaskan kedua tangan mereka yang saling bertautan.

        "Ku kira hanya aku yang di tinggal suami di keadaan seperti ini, ternyata itu juga terjadi padamu rupanya." Clara menatap Liana dengan matanya yang sipit, sembari tangan kanannya sibuk mengusap perutnya yang buncit.

         Liana hanya menanggapinya dengan senyuman. Kemudian Clara menarik pergelangan tangan kanan Liana dan menuntunnya untuk duduk di kursi yang tersedia di sana. "Ah, aku rasanya sangat lelah. Aku jadi menyesal karena merengek ingin ikut tadi."

         Melihat Clara yang cemberut, justru membuat Liana tersenyum. Menurut Liana, Clara adalah wanita yang pandai mengekspresikan dirinya.

        "Aku ingin pulang, tapi suamiku malah asik berbincang dengan rekan kantornya. Ah, jahat sekali. Awas saja kalau sudah sampai rumah, pasti aku menyuruhnya untuk tidur di luar."

         "Kenapa kau hanya diam? Apa kau tidak mau berteman denganku?" Clara akhirnya membuat Liana menggeleng cepat. Sejujurnya Liana sangat senang ketika ada seseorang yang mengajaknya untuk bertemen. Tapi ia juga merasa canggung dan malu.

         "Maaf, aku hanya bingung ingin mengatakan apa."

         "Kenapa kau sangat menggemaskan?" Clara menepuk punggung tangan Liana dengan pelan. Tapi rupanya pembicaraan keduanya harus terhenti ketika Jeon datang.

       Clara pamit dan pergi menemui suaminya. Katanya ia ingin segera pulang. Kakinya sangat sakit. Jadi Liana memutuskan untuk membantu Clara menemukan suaminya. Setelah bertemu barulah Liana kembali ke tempat dimana ada Jeon di sana.

       Jeon terduduk sambil menyesap minumannya. Lesung pipinya yang dalam terlihat dengan jelas ketika dia tersenyum ke arah Liana.

Singularity [ TERBIT ]Where stories live. Discover now