37.| Selamat tinggal

1.8K 210 233
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.

Seperti hari-hari sebelumnya.
Pagi ini gadis yang tengah hamil muda itu pergi ke rumah Jeongin.

Jiheon menghembuskan napas beratnya. Tempat yang kini ia pijak sudah seperti rumah tanpa penghuni.

Dingin dan sepi.

Melangkah menyusuri anak tangga lalu membuka sebuah pintu putih.

Netra hitamnya langsung menangkap sosok pria yang tengah duduk di bawah tempat tidur.

Ya, itu Jeongin.

Tengah duduk menunduk, menenggelamkan wajahnya di antara lipatan kaki dan dada.

Jiheon menempelkan telapak tangannya pada wajah Jeongin.

“Yen, kamu sakit. Badan kamu panas banget, kita ke dokter ya?”

Yang ditanya mendongakkan kepalanya. “Lepas,” lalu kembali pada posisi semula.

Gadis itu mencoba meraih kembali tangan Jeongin.

“Udah gue bilang lepas! Jijik gue sama lo!”

Kali ini bentakan Jeongin cukup membuat luka di hati Jiheon.

“Cukup ya, Yen!” teriak Jiheon.

“Sebenarnya Jiheon gak masalah Ayen sakit, tapi bayi kita butuh seorang ayah!”

“Dia butuh kasih sayang!”

“Harusnya sebelum bertindak, kamu pikirin konsekuensinya! Hiks ... Ji-Jiheon udah berusaha sabar, Ayen jahat!” teriak Jiheon diiringi tangisan.
“Tapi itu bukan anak Gue!” pungkas Jeongin.

Jiheon mengusap air matanya. “Udah Jiheon bilang berapa kali kalo ini anak Ayen! Ayen harus tanggung jawab!” seru gadis itu.

“Apa buktinya?!” tanya Jeongin meninggikan suaranya.

“Ayen mau bukti? Oke, kita bisa tes DNA!”

Muak dengan berdebatan ini. Jeongin memilih bangkit dari duduknya ya, meskipun kepalanya terasa begitu pening.

SUAMI ft.Yαng JeonginWhere stories live. Discover now