Chapter 2 : Mengekori

917 101 35
                                    

-
Chapter 2 : Tailing
-
Words : 2624
-

[ A/N : Setting waktu saat Toshiro berumur 12 tahun dimana dia baru pertama kali masuk SMP.
Dan Gintama Highschool disini adalah sekolah campuran antara SMP dan SMA ]

Hari ini adalah hari ke-2 Toshiro resmi menjadi siswa Gintama Highschool, sekolah paling top se-antreo Tokyo. Katanya yang bisa masuk ke GHS hanyalah murid-murid pintar, kaya, maupun berkoneksi dengan pihak sekolah.

Toshiro sendiri berhasil masuk karena nilai yang dia raih, walau dia tak bisa meraih peringkat 'atas' tapi dia berhasil menduduki peringkat 'tengah'. Alhasil dia hanya di masukkan ke kelas B yang notabe nya kelas 'biasa saja'.

Sebenarnya orang tua Toshiro ingin agar anak mereka satu-satunya itu masuk ke kelas A yang notabe nya adalah kelas Elit yang di isi murid-murid kaya dan berkualitas. Tapi Toshiro menolak dengan beralasan dia tak ingin menggunakan koneksi keluarga dalam urusan sekolah.

Dan juga alasan kenapa Toshiro bersikeras ingin masuk ke kelas B adalah karena 'dia' juga bergabung ke kelas ini. Jika kau tanya siapa 'dia' yang dimaksud, maka jawabannya hanya ada satu. Tak lain dan tak bukan adalah Sakata Gintoki. Pemuda berambut perak yang baru kemarin Toshiro jumpai.

Dengan koneksi keluarga Toshiro dan intel-intelnya, tak sulit bagi pemuda tampan berponi V itu untuk mencaritau tentang 'Sakata Gintoki'. Toshiro sangat syok saat mengetahui kalau ternyata Gintoki adalah preman jalanan yang paling di takuti se-antreo sekolah Tokyo, bahkan dia diberi julukan special seperti 'Shiroyasha' atau bisa di artikan 'Iblis Putih'.

Tapi mengingat bagaimana sikap Gintoki kemarin membuat Toshiro harus berpikir 2x untuk mempercayai kalau Gintoki benar-benar Shiroyasha yang terkenal kuat, kejam, dan tak terkalahkan. Padahal jelas-jelas Gintoki hanya terlihat seperti pemuda SMP pada umumnya.

Kelas yang tadinya ribut tiba-tiba menjadi sunyi karena kedatangan seseorang dengan rambut ikal berwarna perak. Toshiro pun tersadar dari lamunan dan langsung menatap ke arah pintu dimana pemuda itu berjalan santai mencari bangku kosong.

Ah, salahnya sih karena kemarin membolos dan akhirnya tak bisa memilih bangku. Dengan cepat Toshiro menengok ke arah samping kanan dimana seorang pemuda berambut sebahu tengah duduk dalam posisi tegang sambil menatap Gintoki yang masih celingak-celinguk mencari bangku kosong.

"Woy kau! Cepat pergi dari situ!" perintah Toshiro pada pemuda disebelahnya itu.

Awalnya si pemuda tadi ingin protes, tapi setelah melihat tatapan membunuh yang mengguar dari tubuh Toshiro membuat nyalinya menciut. Dengan takut-takut dia mengambil tas dan hengkang dari bangku tersebut, mencari bangku lain.

"Yo, Sakata! Bangku ini kosong!" ucap Toshiro dari bangkunya sambil menunjuk bangku disebelah kanannya.

Si pemuda berambut perak menengok kearah telunjuk Toshiro dan menarik sudut bibir.
"Aa, Sankyu na" sahutnya sambil berjalan mendekat dan duduk di bangku itu.

'Ohh ohh! Dia duduk disebelahku!' batin Toshiro girang sendiri.
"Ah, tak kusangka ya kalau kita sekelas" ucap Toshiro berbasa-basi, padahal dia diam-diam mencari informasi tentang Gintoki seenaknya.

"Hm? Ah, ternyata kau ya Oogushi-kun. Kebetulan sekali" respon Gintoki sambil tersenyum polos.

"Siapa yang kau panggil Oogushi-kun?!" protes Toshiro karena si pemuda perak salah menyebut nama.

"Eh, jadi kau bukan Oogushi-kun?" tanya Gintoki bingung, masih dengan wajah polos.

'Ya Tuhan, aku ingin membogemnya sekarang juga. Tapi wajahnya terlalu manis untuk di rusak!' ucap Hijikata dalam hati, dramatis.
"Namaku Hijikata! Hijikata Toshiro da!" ralat Toshiro, berharap Gintoki tak salah menyebut namanya lagi.

Hanten Potion [HijiGin]Where stories live. Discover now