Chapter 7 : Restu

470 56 9
                                    

Cerita Sebelumnya :
Shinsuke berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil beberapa laporan yang berserakan diatas meja tersebut. Seringaian mengerikan pun tercetak diwajahnya.

"Hanya tinggal menunggu waktu sampai aku bisa memiki jiwa dan ragamu untuk selamanya, Gintoki.. Hmh-hahahahahahah!!!!" tawanya yang menggelegar di ruangan luas itu, menambah kesan mencekam.

-
Chapter 7 : Approval
-
Words : 2948
-

Setelah kejadian yang menimpa subuh itu, Shinpachi dan juga Kagura pulang ke rumah untuk bersiap pergi ke sekolah. Sedangkan Toshiro dan Gintoki tidak hadir dan membuat alasan masing-masing.

Toshiro sendiri mengatakan ada urusan keluarga --yang tentunya akan langsung dipercaya oleh pihak sekolah karena Ibunya sendiri yang minta Izin secara langsung. Sedangkan Gintoki izin karena sakit, karena Kondo dan Sougo juga melihat saat Gintoki pingsan di pesta tadi malam, alibinya jadi kuat.

Jadilah sekadang Gintoki masih menetap di kediaman Hijikata. Dan saat ini dia sedang duduk ber-sebelahan dengan Toshiro menghadap wanita berambut panjang yang merupakan Ibu dari Toshiro.

"Toshiro, sekarang saatnya kamu menjelaskan semuanya pada Okaasan" ucap Ibunya tegas.

Toshiro mengangguk paham, sejak dulu Ibunya memang selalu perhatian padanya dan selalu mengerti keadaannya.

"Seperti yang Okaasan lihat, sekarang Gintoki adalah pacarku. Tapi aku sudah jatuh cinta padanya sejak lama. Yang aku cintai bukan hanya sosok perempuan nya saat ini, tapi sosok Sakata Gintoki yang ku kenal. Aku tak merasa menyesal karena memiliki perasaan seperti ini Okaasan, karena perasaanku tulus apa adanya" ucap Toshiro, menatap Ibunya serius.

Wanita itu terdiam cukup lama sambil menatap anaknya dengan tatapan yang tak dapat dibaca. Gintoki yang menyadari itu mulai menjadi khawatir, pasalnya hubungan sesama lelaki memang terlihat aneh dimata orang lain.

Apalagi Toshiro dari keluarga terpandang dan terhormat, jadi wajar kalau Ibunya akan marah besar. Gintoki sudah mempersiapkan diri kalau saja wanita itu akan menampar dirinya atau menendangnya keluar.

"Begitu ya. Okaasan sudah menduga hal ini, sih" ucap Mrs.Hijikata sambil terseyum kecil.

Deg

Gintoki menatap Mrs.Hijikata dengan tatapan tak percaya, jantungnya seakan berhenti berdetak mendengar ucapan itu. Siapa sangka kalau wanita itu akan merespon sedemikian rupa kan?

"Benarkah? Syukurlah kalau Okaasan mengerti!" ucap Toshiro, tersenyum lega.

"Yah.. Habisnya semenjak masuk SMP, sikapmu jadi berubah 180° dari biasanya. Tiba-tiba saja kamu selalu minta disiapkan kotak bento double setiap pagi dan sering pulang terlambat. Kamu juga tidak banyak memberontak lagi dan jadi sering tersenyum. Tentu saja Okaasan tau kalau kamu sedang jatuh cinta" ucap Mrs.Hijikata sambil terkekeh geli.

"B-begitu ya..?" respon Toshiro, menyembunyikan rona merah di pipinya.

"A-apa benar tidak apa-apa..? M-maksudnya.. Saya adalah laki-laki, um, walau sekarang jadi perempuan. Dan juga, keluarga saya.." Gintoki berucap gugup.

"Haha, jangan formal begitu, Gintoki-kun. Bibi tidak keberatan walau Gintoki-kun itu laki-laki kok. Bibi hanya ingin Toshiro bahagia, itu saja" balas Mrs.Hijikata lembut.

"Lalu.. Bagaimana dengan Mitsuba..?" tanya Gintoki lagi yang mulai merasa tidak enak.

"Mitsuba-chan seperti nya tulus pada Toshiro.. Tapi yang dicintai Toshiro adalah kamu, Gintoki-kun. Kalau Mitsuba-chan hidup bersama Toshiro nantinya, dia pasti akan menderita"

Hanten Potion [HijiGin]Where stories live. Discover now