Chapter 21

2.3K 189 18
                                    

Andai ku bisa hentikan waktu

dan mencoba kembali padamu.

Seperti mimpi,

Kuingat kembali dirimu di dalam memoriku.

Ketika aku masih menggenggam tanganmu,

Dan melihat senyumanmu yang kini membekas di lubuk hatiku.

💐💐💐

"Aku tidak akan membiarkannya. Akan aku lakukan segala cara untuk menghancurkan mereka berdua." Ucap wanita bernama Park Ara itu saat ia kembali mengingat bagaimana kemarin malam Suho mengusirnya.

Luka lebam di lututnya itu masih ia tatap dengan senyuman piciknya.

"Lihatlah, bagaimana aku akan memainkan air mata kalian nanti." Gumam Ara sambil terdiam di ruangan hitam rahasia milik keluarganya dahulu.

Ia menyentuh satu persatu pistol milik ayahnya yang masih tersimpan dengan rapih di ruangan bawah tanah itu. Lalu ia beralih ke sebuah meja. Disana tertata dengan rapih foto ayah tercintanya.

"Tenang ayah, aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang. Bae Irene dan keluarga Kim? Aku sudah mengatur segalanya ayah. Ayah pasti bangga melihat putrimu ini tumbuh begitu hebat."

Dengan pelan Ara memeluk bingkai foto mendiang ayahnya itu.

"Ayah sungguh memilih orang yang salah untuk membalas dendam, saat Ara masih kecil dahulu." Ucap Ara sambil sekilas melihat foto masa kecilnya yang ia habiskan di benua Eropa.

Ayahnya memang mempercayakan kakak Ara untuk membalas dendam itu, namun Kakak Ara tidak pernah melakukannya juga sampai saat ini.

Hingga Ara lah sekarang yang memberanikan diri keluar dari Eropa lalu kembali ke tempat ayahnya dahulu berkuasa.

Benua Asia, atau korea Selatan.

Ara menaruh bingkai foto itu kembali. Ia keluar dengan perlahan dari ruangan bawah tanah itu. Saat ia keluar, beberapa pria bersenjata sudah menunggunya.

Ara tersenyum sejenak. "Kalian, sebarkanlah skandal dating Suho dan Irene sekarang. Cepat lakukan!" Bentak Ara. Pria pria di depannya itu langsung mengangguk paham.

"Tamatlah dirimu Bae Irene." Ucap Ara sambil perlahan duduk di sebuah kursi yang bentuknya sebesar dan semewah singgasana kerajaan.

Ara mengeluarkan ponsel miliknya lalu menekan sebuah kontak yang tertera di sana.

"Halo mom, haruskah kita melakukan sesuatu kepada calon suamiku itu?...Benar sekali mom anakmu Suho. Pernikahan kita hanya tinggal beberapa hari lagi, tapi dia masih melirik wanita itu." Ujar Ara sambil mengeluarkan suara tangisan palsunya.

"Baiklah mom..." ucap Ara sebelum ia memutuskan panggilan itu lalu kembali tersenyum picik.

"Haha, billionare seperti mereka tidak ada apa-apa nya dibandingkan dengan orang sepertiku yang hanya bermain dengan nyawa dan senjata. Mereka mengaku jenius, tapi mereka bahkan tidak bisa memecah teka-tekiku sama sekali." Ucap Ara sambil tertawa kencang.

"Cinta dan kebaikan membuat mereka buta. Hingga akhirnya tidak bisa membedakan mana orang yang baik dan mana orang yang ingin membunuh mereka." Tambahnya senang.

The Chance • [SuRene]✔️Where stories live. Discover now