Chapter 6

3.3K 341 8
                                    


.
..
.
..
.

"Jiwa lain? Kalian tahu aku bukan dari sini, "

Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan.

"Ikuti kami, Aneira, "

Mereka menuju reruntuhan lain. Disana terdapat pilar-pilar yang hancur, ada meja ditengah reruntuhan itu. Terdapat 7 kursi disana yang mungkin digunakan oleh para Pahlawan yang hilang itu.

Mereka duduk disana dan Dolla menuangkan teh untuknya. Aneira menyesap tehnya.

"Bisakah aku tahu mengapa aku disini? "

"Sejujurnya kami tidak tahu. Biasanya jiwa yang telah menyatu dengan jiwa kami tak akan bisa kembali kesini, mungkin ada sesuatu yang menghubungkan mu, seperti kekuatan masa lalu? Entahlah. Dulu semuanya berada disini, " Jelas Crarity.

"Tolong jelaskan tentang maksud dari menyatu dengan jiwa kalian, "

"Kami.. Kami terikat dengan dunia ini. Jiwa kami terikat. Raga kami memang hancur, tetapi tidak dengan jiwa kami. Kita, aku, Crarity, Rival, Geroy, Cho, Feng, dan kau Statacia. Kita menunggu disini atas perintah dari yang tidak diketahui.

Aku tidak tahu apakah ini sebuah berkah atau karma untuk dihidup kembali. Hanya saja walaupun kita hidup kembali, jiwa lain yang menyatu dengan kami lah yang mengambil kendali atas raga yang telah kami tunggu. Kurang dari 100 tahun yang lalu satu persatu dari kami telah dipersatukan dengan jiwa lain yang terpilih, " Dolla mengatakan itu dengan berat.

"Sebenarnya aku terkejut dan bingung. Dunia ini mirip dengan sesuatu yang ku tulis,

"Tulis? " Dolla memegang dagunya. Ekspresinya terlihat sedang berfikir.

"Ah! Apa mungkin kau meramalnya?! " Teriak Crarity.

"Meramalkan? Tidak, aku menulis tentang seorang pria yang harus Kellhilangan kekasihnya yang meninggal karena sakit. Dan aku baru saja bertemu mereka, sebelum berakhir disini, "

"Kamu menulis sesuatu yang akan terjadi dimasa depan. Kamu meramalkan mereka, dunia ini telah terbentuk jutaan tahun lalu. Dunia ini mungkin tidak sengaja terhubung denganmu yang membuatmu berfikir untuk menulis ramalan itu menjadi sebuah cerita yang akan terjadi dimasa depan, " Jelas Crarity.

Aneira membulatkan matanya. Aku tidak membunuh Lucas, aku hanya meramalkan nya.

"Apakah tidak masalah jika aku mengganggu ramalan itu? "

"Jika kau tahu akar dari masalah itu, mungkin bisa. Memangnya apa yang di ramalan oleh mu? "

"Akan ada yang mati, "

"Kematian adalah hal yang manusiawi, kau ingin menghentikan kematian? Apa kau menentang pencipta? Walaupun kau pun bisa menciptakan, " Dolla menatapnya tajam.

"Lalu mengapa sang Pencipta memberi tahu ku? "

"Entahlah. Banyak alasan untuk itu dalam pendapat ku. Ada hal lain yang kau ketahui dari ramalan mu? "

"Tidak, hanya dua nama yang sering disebut kan didalamnya, " Jawab Aneira.

"Mengapa kau ingin mencegah ramalan itu terjadi,? " Tanya Crarity.

"Menebus dosaku karena melihat masa depan mereka? Empati?

Ah, tidak. Aku melakukannya untuk deriku sendiri, "

"Jawaban yang bagus untuk jiwa dari dunia lain, " Ucap Dolla.

"Sepertinya waktumu disini sudah habis, " Ucap Crarity.

Aneira melihat tangannya sendiri yang bersinar dan perlahan beberapa bagian kecil terbang tertiup angin.

"Ya, Terima kasih. Ku kalian bersatu dengan jiwa yang bain, sampai jumpa? "

"Sampai jumpa, Statacia, "

"Sampai jumpa, "

Aneira menutup matanya dan kembali ditelan kegelapan.

Catatan penulis:

~

(11/3/21)

Kedunia novel kusendiri!Where stories live. Discover now