Chapter 14

1.9K 245 9
                                    

.
.

.
.

.
.

.
.

.
.

"Lily.., " Bisik Aneira.

"Maaf aku tidak biasa membiarkan nya, " Lily membuat wajah menyesal. "Maaf, nona, " Bisiknya kembali hanya agar Aneia yang mendengarnya.

Tangan itu dihentakan diatas tanah dan munculah lebih banyak akar rotan yang siap mencabuk siapa saja. Akar-akar itu terjalin dan menjadi beberapa ikatan kokoh lalu menyerang Guren yang baru saja mencabut pedang nya. Wajahnya menunjukan kewaspadaan tidak seperti sebelumnya yang kesenangan.

Rotan itu mengikuti gerakan menghindar dan sesekali melukai kaki pria itu. Beberapa saat kemudian salah satu rotan mengikat kakinya.

"Gawat! " Gumamnya. Sebelum melakukan perlawanan pada ikatan itu. Lily mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan mengayun kannya kebawah, rotan itu mengikutinya.

Suara hantaman yang kuat membuat takut prajurit dan bangsawan gendut disana.

Kawah kecil tercipta atas hantaman itu. Guren mengerang, dia mengambil belati di balik pakaian nya dan memotong rotan itu dengan menyisakan cairan kental keluar dari ujung akar itu. Belatinya dilapisi cahaya warna biru tua.

"Ah, " Lily mencoba untuk mengikat dia.

Tetapi Guren dengan cepat bangkit dan melompat lalu berlari menuju Lucas yang masih terdiam.

"Kak Lucas! "

"Hah! "

Kaki Lucas terasa nyeri saat mencoba bangkit. Dia menatap belati Guren yang mengarah padanya.

Waktu terasa berhenti. Entah mengapa dia serasa berada diruang hampa hanya dengan genangan air dibawah mata kakinya. Hanya sekilas dia melihat Aneira mengangkat tangannya untuk beberapa bola putih kecil melayang diatas telapak tangannya.

Aneira menatapnya dari kejauhan terseyum kecil dan bola ditangannya bersinar dan membuat nya tersentak kembali ke dunia nyata.

"Tidak biasanya kakak lengah, " Ucap Aneira.

Dia didepannya, kilauan cahaya menyelimuti mereka, akar-akar berada di samping nya. Lucas menundukan kepalanya. Dia tahu jika Aneira bisa saja memiliki rahasia tentang dirinya keturunan dari pahlawan. Tapi dia tidak menyangka bahwa Lily juga memiliki hubungan dengan yang memiliki kekuatan langka.

"Kalian.., "

"Maaf, " Ucap Aneira singkat sebelum menggerakan tangannya untuk menyingkirkan bintik-bintik cahaya yang menyelimuti mereka.

Dia melihat pemandangan dimana semua prajurit terdiam kagum dengan apa yang baru saja mereka lihat.

Lucas mencari keberadaan Guren, dia tidak ditemukan dimanapun.

"Dia lari? " Tanyanya.

Bangsawan yang datang bersamanya tersentak dan juga menyadari bahwa orang yang dibayar mahal olehnya kabur begitu saja.

"GUREN! KAU!" Teriaknya. "Tangkap putri cahaya! "

Aneira mengambil salah satu bilah belati yang hampir hancur milik Guren. Aura biru tua masih ada didalam nya.

"Ini.. " Gumamnya. Iris ruby itu melirik prajurit yang berlari kearahnya.

"Hah.. " Dia menggela napas.

Dia melempar bilah kecil belati itu ke salah satu prajurit dan menancap di armor nya. Seketika armor itu mencair, prajurit itu menjerit dan dengan panik melepaskan armor nya.

"Ah? Itu cukup berbahaya. "

Aneira tetap terdiam walau dia tahu akan di serang oleh sekelompok prajurit.

Beberapa saat kemudian panah menumbangkan satu persatu dari mereka.

"A-apa? Dari mana? " Bangsawan gendut itu panik. "Lindungi aku! " Teriaknya sambil melindungi kepalanya dengan tangannya seolah itu cukup agar dirinya tidak terluka.

"Maaf, aku terlambat! " Teriakan bersemangat muncul dari belakang nya.

Rombongan prajurit lain dengan bendera kerajaan berada dibelakang seorang pemuda dengan penampilan bak seorang tokoh utama.

"Aku Pangeran pertama, disini membantu mu!" Teriaknya.

'Bodoh' ucap Aneira dalam hatinya. Mata rubynya hampir menatap dingin pangeran itu.

Dia adalah orang yang akan membunuh Lucas dimasa depan. Itu jika masa depan tidak diubah.





Catatan penulis:

Saya berada di jurusan IPA (Ikatan Pelajar Astagfirullah, banyak tugas 😌)

Maklumi jika lama up-nya

(23/05/21)

Kedunia novel kusendiri!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang