Chapter 26

1.7K 157 6
                                    

.

..

...

..

.

"Ya, karena itulah aku membenci diriku sendiri, karena hidup untuk menjadi manusia lagi, " ucapnya dengan dingin. "Ah, bisakah kau melepaskan ku," lanjutnya.

"Tidak,"

"Ack!" orang yang memegang tongkat meringis.

Akar-akar yang tadi melilit gadis itu perlahan mengendur. Mereka yang melihatnya perlahan mundur.

"Tidak mungkin,"

"Apakah karena dia puteri cahaya?" Tanya salah satu dari mereka.

"Puteri cahaya yang berada di ibu kota tak bisa melakukannya. Seharusnya dia tidak bisa melakukannya juga. Sebenarnya siapa kau?"

Mata permata ruby nya berganti menjadi warna kristal jernih. Raut wajah yang awalnya kesal berubah menjadi kebingungan menatap sekeliling kemudian menatap telapak tangannya sendiri sebelum mengangkatnya tinggi-tinggi. Mata nya sedikit menyipit karena cahaya matahari yang berhasil menembus rimbunnya pepohonan.

"Halo," ucapnya setelah melihat mereka kembali. Aneira tersenyum. "Apa yang dilakukan bangsa Peri denganku?"

Mereka mundur beberapa langkah melihat perubahan drastis gadis didepannya. Mereka tertegun dengan kekuatan yang terpancar darinya sekarang. Mereka mengenalinya.

"Yang Mulia Statacia.." mereka jatuh terduduk.

".. Apakah benar itu anda?"

"Entah berapa ratus tahun telah berlalu, kalian pasti mendapatkan kehidupan yang sulit setelah kepergian ku.. Ray, Jack dan Shindy, apakah kalian masih seorang yang aku kenal dulu?"

Mereka membuka kerudung jubah mereka, telinga runcing terlihat dengan jelas mencuat dari rambut mereka. Seorang gadis disana bahkan menangis.

"ah, maafkan aku.. Hidup selama ratusan tahun tidak akan membuatmu sama,"

"Ti--tidak Yang Mulia Statacia! Kami! Kami--!"

Statacia menggelengkan kepalanya pelan.

"Tak apa, bersikaplah seperti diri kalian yang sekarang. Maaf jika aku egois ingin kalian seperti dulu," ucapnya dengan lembut.

"Yang Mulia, bagaimana anda bisa kembali..? dan kami tidak mengenali siapa anda sebelumnya. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Statacia menatapnya sebelum memejamkan matanya sejenak dan menatap lelah rumput dibawahnya.

"Apakah Ketua masih ada?" Tanyanya.

"Maafkan aku, yang sekarang memimpin sekarang adalah Syla,"

"Begitukah? Aku akan menjelaskannya bersamanya, bawa aku kepadanya. Dan lepaskan gadis yang kalian bawa itu, dia Roh kuno yang menungguku," ucapnya.

"Tapi dia memancarkan aura peri,"

"Seseorang yang bersama denganku ditubuh ini membuat raga yang bagus, "

"Saya sungguh tidak mengerti," ucap Ray.

"Mempertahankan kesadaran ku cukup sulit, bisakah kita lebih cepat. Ray bisakah kau membawaku? Jujur subuh ini tidak begitu kuat," Statacia menatap kepalan tangannya yang pucat, senyum lemahnya seperti menyayangkan sesuatu.

"Ayo,"

Catatan penulis:

(26/7/21)



Kedunia novel kusendiri!Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ