Limerence-00

4.7K 356 38
                                    

👑 Pemandangan seperti ini seolah terasa asing namun terlihat begitu familiar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


👑 Pemandangan seperti ini seolah terasa asing namun terlihat begitu familiar. Entah karena efek dirinya yang sudah terlalu lama meninggalkan tempat ini atau memang segalanya tampak banyak berubah. Tapi istana megah dengan dinding-dinding tinggi penyangganya yang kokoh masih sama seperti dulu. Dan juga pagar beton tinggi yang mengelilingi wilayah istana selalu saja berdiri angkuh seolah menantang dunia. Hyunjin nyaris menahan nafas kala bangunan besar nan megah itu tertangkap retinanya. Amethyst memang memiliki kerajaan semewah namanya, diwakilkan oleh batu-batu indah bernilai tinggi yang menjadi penunjang arsitektur istana itu. Setidaknya Hyunjin ingat beberapa kejadian di masa lampau, ketika ia sedang nakal-nakalnya, berusaha memanjat dinding pagar itu dan melompatinya setelah gagal mengelabui para penjaga.

Hari itu, dia baru bocah lelaki berusia sembilan tahun yang begitu ingin tahu dengan banyak hal. Tentang dunia luar, tentang negerinya, dan rakyatnya. Cukup membosankan baginya terkurung dalam kubah istana selama sudah sembilan kali pesta ulang tahunnya diadakan.

Hari itu, harusnya Hyunjin bernakal-nakal ria sendirian saja. Memanjat, berlarian, melompat-lompat, itu adalah kelakuan anak laki-laki. Tapi Hyunjin membawa adik perempuannya serta waktu itu. Sama-sama memanjat dan melompati dinding tembok. Dan Hyunjin berakhir dengan kaki kanan dan lengannya yang patah. Tapi adiknya, Tuan Putri satu-satunya kerajaan itu yang masih kecil, hampir mematahkan kehidupannya.

Hyunjin tersenyum miring. Bagaimanapun juga itu adalah salah satu kenangan yang paling membekas dalam sukmanya. Menyesakkan. Terasa seperti seluruh orang menodongkan jari padanya atas kesalahan yang ia perbuat. Sejak saat itu semuanya berubah. Adik perempuannya dikurung di kamarnya tanpa seorangpun selain ayah dan ibu yang boleh menjenguknya, dan juga kakak tertua Hyunjin. Tapi Hyunjin sendiri adalah pengecualian.

Bukan hanya itu, bahkan setahun setelahnya, saat dirinya berumur sepuluh, Raja memerintahkannya untuk pergi berkelana bersama pamannya yang merupakan bangsawan tertinggi setelah keluarga istana. Serta menyuruhnya untuk menemani pamannya dengan tinggal bersamanya. Pamannya adalah adik sang ayah, mereka tampak mirip namun wajah pamannya tampak lebih hangat dan nyaman dipandang.

Dulu Hyunjin belum mengerti sama sekali, tentang bagaimana ia yang diperbolehkan tinggal di rumah pamannya sedangkan kakaknya tidak boleh sama sekali. Tapi seiring usia dan kecerdasannya yang bertambah, Hyunjin paham jika dirinya diam-diam telah dijauhkan dari istana secara halus.

Bukan masalah besar, sebenarnya. Mengingat Rumah pamannya bagai kloning dari istana dengan ukuran yang lebih kecil, dan segala kemewahannya tidak menurunkan derajat Hyunjin dalam hal apapun. Di sana Hyunjin tetap seorang Pangeran yang diperlakukan seperti anak sendiri oleh bibinya karena wanita itu tidak bisa memiliki anak. Hal lainnya yang membuat Hyunjin kagum adalah, bagaimana pamannya yang begitu setia hingga tidak pernah mencari selir atau semacamnya hingga kini.

Ringkikan kuda yang ditunggangi Hyunjin berhasil menarik dirinya yang tenggelam dalam lamunan. Hyunjin menarik napas dalam-dalam ketika kesadarannya pulih. Ia menepuk-nepuk kepala kudanya. Malam kian memekat dan bintang-bintang bersinar redup di atas langit. Ia memandang sebentar kastil indah di atas bukit tersebut, ada sepercik rasa rindu yang tersampaikan melalui pandangan. Kemudian diusapnya leher kuda itu memperguna telapak tangan. "Hey.. Hey.. Tenanglah."

Hyunjin menyadari bahwa dirinya sudah berada di ujung hutan pembatas antara istana dan perkotaan. Lelaki itu melompat turun dan mengikat tali kudanya pada sebatang pohon. Ia berencana istirahat di sana malam itu. Sekalian saja untuk menenangkan pikiran dan mempersiapkan mental. Karena Hyunjin merasa akan ada sesuatu yang menarik menunggunya di balik gerbang itu.

Lagipula, dia sering berkelana dengan pamannya ketika pria itu masih terbilang muda. Tidur di alam bebas seperti ini bukanlah urusan gawat. Ini juga merupakan fakta bahwa kini pamannya tidak muda lagi, dan dia tak ingin paman dan bibinya ikut dengannya hari ini mengingat kondisi tersebut. Meski mereka bersikeras dengan alasan akan membawa beberapa pengawal juga. Tapi Hyunjin tetaplah Hyunjin. Ia menjanjikan untuk meminta pengawal kerajaan yang menyusul untuk menjemput mereka besok, tepat di hari pemakaman.

"Kagura," tegurnya pada kuda berkelir cokelat itu. Membelai puncak kepalanya yang memiliki aksen bulu berwarna putih berbentuk ujung tombak. "Kita akan melanjutkan perjalanan saat fajar… dan kembali ke rumahku."

PROLOG UP

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

PROLOG UP

Setahun lalu, work ini juga udah pernah dipublish beberapa bagian dengan pair seungcheolxarin. Tapi lagi-lagi karena ngerasa nggak ngefeel apa gimana, jadinya aku unpub dan cerita dirombak terus aku mau publish ulang diganti cast-nya dengan hyunlix tercinta. Lalu judulnya juga diubah. Daripada plotnya kebuang sia-sia :'( Iya emang dari dulu aku suka asal jodoh jodohin anak orang yang bahkan nggak ada momennya. Ih, dasar aku.

Kebucinan yang udah nyerempet bego, iya.

Terus karena ini fiksi klasik, jadi bahasanya agak berat dan lumayan bertele-tele, humm.. Menyesuaikan dengan tema gitu maksudnya.

TERUS INI FEM!FELIX

GA TAU INI JADINYA MASIH FANFIC HOMO APA ENGGAK :') POKOKNYA FELIX DI SINI CEWEK JADI MOHON LUPAIN SEJENAK PERIHAL SUARANYA YANG SUKA BIKIN RAHIM GETER :'( /gagitu ughtea

Dan ya, kerajaan ini fiktif. Nggak bakal ada di cerita sejarah kingdom manapun oke :)

LIMERENCE; hyunjin ft. felix || hyunlixWhere stories live. Discover now