Part 6

8.7K 640 748
                                    

Ujian akhir bagi angkatan tertua hingga angkatan termuda telah selesai dilaksanakan. Matahari mulai beranjak ke tempat kembalinya. Satu per satu kendaraan memasuki gerbang sekolah menuju halaman upacara yang kini telah diubah menjadi tempat parkir. Acara perpisahan ini khusus bagi tiga angkatan yang ada, tanpa adanya orang tua karena memang berbeda dari kegiatan wisuda yang telah dilaksanakan 2 minggu sebelumnya.

Sepasang kakak adik turun dengan santai dari sedan krem berlabel Porsche yang dikemudikan oleh sang kakak. Keduanya memakai pakaian yang cukup menarik perhatian. Pakaian mereka memberikan kesan tomboy pada keduanya karena seorang gadis yang Gracia panggil Julid yang dengan sengaja mengompori Yona. Akibatnya, wanita kepala empat itu memaksa kedua putrinya mengenakan pakaian tertutup, bukan dress diatas lutut seperti yang ingin digunakan Shania.

Sang kakak, Shania Junianatha, mengenakan tanktop krem yang ditutupi dengan kemeja fanel biru putih yang tidak ia kancingkan, dipadukan skinny jeans berwarna putih. Tak lupa sepatu kets krem keluaran terbaru dari nike menjadi alas kakinya. Sang adik, Shania Gracia, memakai kaus oversize berwarna dongker dengan celana khaki ¾ berwarna coklat susu. Untuk alas kaki, gadis itu memilih boots coklat yang menutupi mata kakinya.

Keduanya berpisah karena pengaturan tempat duduk yang dilakukan berdasarkan susunan kelas dan absen, menyebabkan Shania duduk di baris terdepan, bersebelahan dengan Shani yang mengenakan setelan kasual. Gracia sendiri duduk di baris ke 9, bersebelahan dengan kapten tim gamenya, Vanka.

"Akhirnya acara kita ini sudah sampe di acara inti. Saya, Aninditha Rahma, mewakili murid kelas 8 dan rekan mc saya, Fransisco Sarvata yang mewakili murid kelas 7 mengucapkan banyak terima kasih kepada kakak-kakak kelas 9 yang telah membimbing kita dengan sabar, terutama kak Shania Junianatha dan kak Shani Indira. Maafkan kesalahan adik-adik kalian ini yang kadang bandelnya gak ketulungan," ucap seorang mc, Anin, yang berdiri disamping Frans. Sorakan langsung menghadiahi ucapan yang diucapkan gadis itu.

"Nah, sekarang, dipersilahkan bagi seluruh murid SMP Pelita untuk mencoba hidangan yang telah disiapkan. Bagi yang ingin menyumbang meramaikan acara dapat maju kedepan. Kami berdua pamit undur diri. Terima kasih atas perhatiannya, mohon maaf atas segala kesalahan ucapan kami berdua selaku MC. Happy graduation and happy holiday!" tutup frans yang langsung berjalan turun dari panggung.

Gracia sendiri bangkit mengikuti Elaine dan Okta yang mulai berkeliling mencoba sejumlah makanan dan camilan yang disediakan panitia. Suara merdu Frans terdengar memenuhi aula utama yang disulap menjadi ruang acara terakhir OSIS periode kepemimpinan Shania. Lagu All of Me yang dibawakan lelaki itu menemani santainya interaksi lebih dari 300 murid yang menjadi undangan.

"Wah, suaranya abang Frans enak banget nih. Siapa hayo yang mau maju gantiin abang Frans nyanyi diatas panggung?" tanya mc lain yang akrab yang tak lain adalah Naomi.

Tidak ada yang menyangka dan sadar jika Gracia sudah duduk di kursi bar tinggi disamping Naomi jika saja Naomi tidak kembali bersuara.

"Adek kesayangannya mantan ketua dewan siswa ternyata. Mukanya jangan tegang-tegang amat gitu dong. Gue gak bakal gigit lo kok, dek" canda Naomi yang kini merangkul bahu Gracia.

"Adek kesayangan apaan, hih. Gue yang gak mau jadi adek kesayangannya," jawab gracia yang disambut gelak tawa sebagian besar siswa disana, "Jadi kesayangannya aja, jangan kakak-adek zone. Ups,"

"Oh, maunya langsung jadi kesayangan nih. Kalian terima gak kalo rekan dan senior kita tercinta, Shani Indira, diambil oleh adek kita bersama, Shania Gracia?" tanya Naomi yang langsung disoraki secara kompak.

"Gak ah, gue bercanda. Liatin adeq jangan gitchu amats dong, qaqa. Khan adeq jadi atuuts," ledek Gracia pada Shani yang memang sedang menatapnya dengan tajam dari tempat duduknya. Disamping Shani, sang kakak menirukan gerakan seseorang yang muntah saat ia mendengar bahasa alay adiknya yang keluar di tempat seperti ini, "Heh, kakak durhaka, ngapain lo?!"

SGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang