PROLOG

4.7K 287 0
                                    

Sepasang mata coklat tua yang tertutup kacamata hitam mengedarkan pandangan dengan sebelah tanganya menarik koper hitam besar. Bandara Internasional Sukarno-Hatta hari ini terasa penuh karna ada kedatangan artis dari negri gingseng yang akan menggelar konser tunggal di Jakarta.

Dengan susah payah Ia menarik kopernya membelah lautan manusia yang berteriak memanggil nama-nama yang terasa asing untuknya. Ia bernafas lega saat berhasil keluar dari kerumunan. Membalikan posisi topi hitamnya, Ia menyeret kopernya menuju pool taksi yang berjajar. Menyebutkan sebuah alamat sebelum Ia memilih untuk memejamkan mata.

Saat kedua matanya terbuka, Ia melihat sebuah plang besar bertulis Adams Corp berwarna hitam berkilau di salah satu sisi gedung bertingkat 27. Ia kembali memejamkan mata setelah gedung tersebut terlewati.

"Salah satu perusahaan properti terbesar di negara ini, mister." ucap sopir taksi dengan logat medok khas orang Jawa.

Si mata coklat berkacamata hitam tersenyum. "Saya tahu, Pak."

"Eh bahasa Indonesianya lancar. Asli orang sini Mas?" tanya sopir taksi lagi.

"Iya Pak. Saya asli Jekardah." jawabnya sambil cengengesan. Si bapak sopir taksi ikut tertawa.

"Terimakasih, Pak." ucapnya setelah menurunkan kopernya yang terasa sangat berat.

Dia berjalan memasuki rumah tiga tingkat yang tampak asri dengan pohon dan bunga-bunga yang memenuhi halaman luas. Tertata rapi berkat sentuhan ahlinya.

"Mas Ken, kenapa nggak bilang kalau pulang. Kan bisa Pak Norman jemput." sambut seorang pria akhir 40-an yang langsung menggantikanya menggeret koper.

"Mau bikin kejutan Pak." sahut Ken dengan senyuman lebarnya. Menyerahkan sebuah koper hitam kepada pak Norman.

Langkahnya kembali terhenti saat Ia sampai di anak tangga pertama. Seorang perempuan akhir 30-an dengan rambut yang di pangkas sebatas bahu tersenyum menatapnya.

"Welcome home, Kenan."

Hi, You! Again? (TAMAT) Where stories live. Discover now