XIV

1K 131 1
                                    

Gea bersiul saat Ken membuka pintu apartemen miliknya. Hari ini untuk pertama kali Gea berkunjung ke tempat tinggal Ken. Meski sama-sama tidak tinggal di asrama. Mereka jelas beda 'kasta'. Gea tinggal di sebuah flat sederhana dengan harga sewa yang sesuai kantongnya sementara Ken tinggal di sebuah apartemen mewah dengan kepemilikan atas namanya sendiri.

"Ini keren." puji Gea saat menerima uluran kaleng bir yang Ken sodorkan. Dia sedang memandang kerlip lampu dari lampu jalan dan gedung-gedung dimalam hari.

"Kamu bisa berkunjung kapan pun Kamu mau, Ge." sebuah pesan masuk ke ponsel Gea. "Itu passwordnya."

Gea mencibir. "Ini berlebihan Ken. Lo nggak harus kasih gue password apartemen lo ini. Bisa aja gue nyolong barang berharga lo." omel Gea.

Ken terkekeh melihat tingkah lucu Gea saat mengomel. "Aku yakin Kamu nggak akan nyolong apapun."

"By the way Ken. Lo bisa kan pake lo-gue aja? Gue tau lo udah tiga tahun di Boston, tapi bahasa ibu pertiwi masih lancar kan?" protes Gea setelah menyadari ucapan Ken yang memakai Aku-Kamu.

"Kamu nggak nyaman?"

"Iya, gue nggak nyaman." Gea tetaplah Gea. Meski lama tak bertemu, sifat 'nyablak' Gea tak pernah hengkang dari dirinya.

"Kenapa?"

Gea menatap Ken dengan kepala miring ke arah Kiri. "Kenapa juga gue harus mau?"

"Kalau Aku bilang suka sama Kamu- kita bisa pakai Aku-Kamu?" Ken terbata mengucapkanya.

Tawa Gea mencuat mendengar kalimat Ken. "Heh bayi, nggak cuma elo kali yang suka gue. Di SMA gue termasuk anak populer yang di sukai banyak orang kok."

"Maksud Aku cinta." koreksi Ken.

Kali ini Gea menyipitkan mata menatap Ken yang kelihatan gugup. Dia menyilangkan kedua lenganya dan melangkah mendekati Ken yang masih berdiri di tempat. "Maaf Ken, meski lo senior gue di kampus. Gue tetep lebih tua dari lo."

"Aku nggak berniat lancang sama Kamu. Sumpah."

"Ken."

"Iya."

"Bukan masalah lancang atau nggak. Gue nggak berfikir begitu." Gea melepas kaitan lenganya. "Hanya saja Gue nggak tertarik untuk berpacaran, main-main dan putus. Siklus itu hanya membuang waktu. Gue nggak ada waktu untuk patah hati dan move on di kemudian hari."

"Kalau Aku berniat serius, boleh?"

Kali ini Gea tertawa mendengar ucapan Ken. "Meski lo bentar lagi lulus dan udah ada pekerjaan bagus, gue tetep suka cowok yang lebih tua dari gue dan lebih dewasa yang hidup dari usahanya sendiri. Gue nggak yakin lo akan begitu." Gea berbalik mengitari ruang apartemen Ken. Memejamkan kedua matanya untuk mengeraskan hatinya mengucap ini. "Lo akan hidup dengan fasilitas yang akan selalu orang tua lo sediakan."

"Maaf Ken. Gue suka berteman sama lo, tapi-" Gea menarik nafas dalam. "-Gue nggak mau di kemudian hari gue disebut sebagai parasit dan hanya ingin numpang hidup enak sama lo."

"Kamu nggak gitu."

"Lo akan berfikir gitu, tapi siapa yang tahu dengan keluarga lo. Stop pembicaraan ini sampai disini okay? Kita temen."

©©©

"So." Gea menggenggam mug berisi kopi yang Ken buatkan. Rumah ini memiliki prabotan lumayan lengkap, termasuk coffe maker keluaran terbaru.

Hi, You! Again? (TAMAT) Where stories live. Discover now