II

2.1K 210 2
                                    

"Not bad. Aku langsung akrab sama karyawan di PP mom." tangan Ken masih sibuk menyuapi pudding untuk Key.

Hari ini hari keempat Ken bergabung di perusahaan Ayahnya. Ia baru saja keluar bersama dengan Gibran dan teman-temanya untuk makan siang. Berhubung lewat depan butik milik mommynya. Ia memilih mampir dan bertemu mommy dan Key.

"Isinya cowok semua ya?" Kirana mengalihkan pandangan dari gaun yang sedang di rancangnya.

"Ada sih beberapa cewek mom. Tapi ini bener-bener pilihan bagus." Kirana tersenyum. Ken kembali menyuapi Key yang sudah berusaha meraih mangkuk pudding di tanganya.

"Permisi Bu Kiki." Kirana menoleh ke arah pintu dan menemukan salah satu karyawanya tersenyum disana.

"Masuk Ge." perintah Kirana.

"Iya Bu. Gini Gea ada sidang proposal, jadi nggak bisa gabung di tim Om Jay ke Labuan Bajo. Jadi minta approve Bu Kiki buat gantian sama Yuri."

Gerakan tangan Ken yang sedang menyuapi Key terhenti. Suara itu. Kepalanya menoleh dan menemukan sosok gadis dengan rambut bercat coklat muda. Serasi dengan warna mata coklat madunya.

"Oke deh. Yang rajin ya belajarnya, kamu bisa loh cuti dulu, Ge. Nggak perlu tukeran gini."

"Gea bisa kok Bu tetep kerja dan belajar." ada kekehan di akhir kalimatnya.

Ken terpaku menatap Mommynya yang sedang membubuhkan tanda tangan di lembaran yang dibawa oleh karyawanya saat si karyawan bernama Gea menoleh dan mengangguk ke arahnya. Lebih tepatnya pada sosok si mata madu itu.

"Hai Key-Key." sapanya. Key yang disapa langsung berseru senang.

"Jeje." panggilnya dengan suara cedal.

"Kangen Dia sama Jeje." ucap Kirana. Gea tertawa dan melangkah mendekat.

"Jeje juga kangen Key-key. Duh tambah gendut aja." Gea meraih Key ke dalam gendonganya setelah mengangguk-lagi- ke arah Ken yang masih mematung.

"Mom, Ken balik ke kantor ya." pamit Ken setelah menyerahkan mangkuk pudding Key.

"Hati-hati ya, salam buat Dad."

"Itu anak sulung, Bu Kiki?" tanya Gea setelah Ken lenyap di balik pintu kaca ruangan milik Kirana.

Kirana tersenyum dan mengangguk. "Ganteng ya?"

©©©

Gea masih berkutat dengan MacBook yang ada di depanya. Sesekali Ia meraih beberapa lembar kertas print out dan foto-foto yang berserakan di atas meja ruang meeting. Alih-alih mengerjakan di balik kubikelnya, Gea lebih suka bekerja di ruang meeting yang penuh dengan siraman matahari.

Tapi sepertinya kali ini gagal. Gea tak fokus mengerjakan pekerjaan yang seharusnya bisa Ia kerjakan dengan mudah dan cepat. Tanganya yang tak hentinya bergetar membuatnya harus berhenti dari atas keyboard.

Kedua mata coklat madunya menatap jarum jam yang ada di dinding. Pukul 4 sore. Sudah tiga jam berlalu dan Gea masih gagal mengendalikan dirinya. Menyerah, Gea mendorong MacBook kesayanganya ketengah. Menumpukan dahinya pada kedua tanganya. Jemarinya dengan pelan memijat pangkal hidungnya.

"Kak Gea."

Merasa di panggil, Gea menaikan pandangan ke arah pintu. Disana berdiri Bella yang baru saja berganti pakaian. Gadis kecil itu mendekat dan duduk di kursi samping Gea.

"Kita belajar apa hari ini?" tanya Gea. Ia melipat kedua lenganya di atas meja. Gea menggaruk dahinya yang tidak gatal. Mempertimbangkan.

"Gimana kalau hari ini Bella ulang apa yang kakak ajarin kemarin? Kakak ada deadline sebelum sempro." tanya Gea pelan. Gadis berambut coklat yang di gulung asal itu melihat ada hembusan nafas kecewa di raut wajah cantik Bella.

Hi, You! Again? (TAMAT) Where stories live. Discover now