XVIII

1K 122 0
                                    

Suara kekehan keluar dari mulut Gea saat mendapati Oji dan Nana berdiri berdampingan menyambutnya. Kekehan Gea berubah jadi pecahan tawa saat Oji dengan santainya merentangkan kedua tangan. Menyambutnya. Karena ini hari indah, Gea berlari kecil dan menubrukan tubuhnya untuk dipeluk Oji. Tawanya bercampur jerit tertahan saat Oji mengangkatnya dengan mudah.

"Selamat ya sarjana newbie." ucap Oji dengan nada meledek.

"Akhirnya, Gea berhasil keluar dari zona mahasiswa abadi." Gea melotot saat Nana menoyor dahinya.

"Turunin gue bang. Gue kudu bejek nih Nana." Gea menepuk punggung Oji dan mencoba meraih Nana yang menjulurkan lidah. Gea masih kesal dengan ledekan Nana minggu lalu.

"Pegang erat bang, Kita harus jeburin Gea ke kolam." balas Nana. Tawanya membuncah saat melihat tingkah kekanakan Oji dan Gea. "Gue juga dendam sama Gea waktu wisuda Dia dorong gue di kolam studio elo."

Oji menurunkan Gea tapi masih menggenggam sikunya. Dia juga merangkul Nana dengan sebelah tangan lainya. "Udah ayo makan gelato sepuasnya. Kita rayakan kesuksekan Gea menyelesaikan kuliahnya yang molor ini."

Gea menggeplak bahu Oji keras-keras. "Kaya lo nggak molor aja. Lo selesai di semester 12 kan?" balas Gea sebal, kakinya melangkah mengikuti seretan Oji. "Bawain ransel gue, Na. Tolong."

"Gini nih kalo punya sodara nggak tahu diri. Bawaanya nyuruh aja." meski mendumel, Nana tetap meraih ransel Gea dan mencangklong di bahunya.

Nana berdehem pelan dan menghentikan ketiga langkah yang masih berpijak di halaman parkir. "Bang, Kita duluan aja. Sepertinya Gea ada yang mau ngucapin selamat dulu." Nana melirik dengan sorot meledek.

Kerutan bingung di dahi Oji lenyap saat menemukan sosok jangkung yang berdiri di dekat mobil Lexus hitam yang sangat mencolok di antara kendaraan lain. "Atau Kita duluan aja. Ngerayainya entar malem-" Oji menunduk. "kalau bayi Gea mau di tinggal." lanjut Oji dengan suara berbisik. Memancing tawa Nana.

©©©

"Selamat, Ya." Gea memejam erat. Kesal karena Ken selalu memanggilnya dengan 'Yaya'.

"Thanks." Gea menoleh pada Nana yang masih Ia tahan sikunya. "Gue duluan ya, Mas Kenan."

"Mau kemana? Sibuk nggak? Kita bisa makan siang bareng dulu kalo Kamu senggang." tawar Ken yang berhasil mengejutkan Nana dan Oji yang melongokan kepala di jendela mobil.

Gea menatap Ken datar. "Gue mau rayain sama Nana dan Bang Oji di kedai depan. Sorry nggak bisa menerima tawaran lo."

"Boleh gabung? Aku yang bayar." Gea menarik nafas dalam-dalam. Menahan kesal yang mulai menggumpal di dadanya.

"Boleh kok, boleh." sahut Nana. "Ge, lo bareng Ken aja. Kali aja Dia nggak tau kedai yang kita tuju. See ya, Ken."

Gea bersumpah akan menjambak rambut Nana saat sampai rumah nanti. Dia menatap Ken yang masih ayem-ayem memamerkan senyum dengan tangan yang terbenam di saku celana jeans mahalnya. Gea mulai mengutuk jadwal sidangnya yang di laksanakan di hari sabtu.

"Kedainya kecil, standar kantong mahasiswa. Gue ogah nganter lo cari klinik kalo perut manja lo itu bawel." ketus Gea. Dia bahkan mengabaikan teguran Ken untuk memakai seat belt.

"Iya nggak kok. Aku nanti minta jemput aja kalo perut Aku manja. Kamu nanti pulang duluan nggak papa." Ken tersenyum dan mengusapkan tanganya di kepala Gea.

Hi, You! Again? (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang