Terima Kasih - 09

28 2 0
                                    

"Le," sapaan Bayu membuyarkan lamunan Lea yang sedang asyik memperhatikan suasana jalan dari kaca jendela mobil. Banyak kendaraan lalu lalang yang menarik perhatiannya, tak luput pula kios-kios yang baru buka. Mengingat ini masih cukup pagi untuk melakukan aktivitas. "Mau makan apa?" Tanyanya

"Emm," Lea berfikir. Sepertinya ia ingin memakan banyak menu pagi ini. Karena ini adalah tempat baru yang mana menu-menu kulinernya sangat menggoda. "Sarapan nasi jinggo yuk yang ada di pinggir-pinggir jalan," ajaknya pada Bayu dan Gala

Tanpa banyak protes, Bayu yang mengemudikan mobil menuju salah satu kios yang menjual nasi jinggo di daerah ini. Nasi jinggo disajikan dalam kemasan daun pisang, berisi nasi sekepalan tangan, menggunakan lauk pauk diantaranya sambel goreng tempe, serundeng dan ayam suwir, tak lupa pula tambahan sambal. Nasi jinggo disajikan dalam porsi kecil, sehingga siapapun yang kurang akan membeli dalam beberapa porsi.

"Enak juga kalo di makan di pantai," ucap Lea membayangkan angin pantai dan sinar matahari yang menghangatkan. Tak lupa sebungkus nasi untuk mengisi perutnya yang kosong sejak semalam. "Habis ini kita main ke pantai bentar yuk, pengen liat matahari," ajak Lea semangat pada ke dua temannya itu

Bayu berdecak, "masih pagi ini Le."

Wajah Lea cemberut mendengar jawaban Bayu dan Gala yang sedari tadi hanya diam memperhatikan interaksi mereka berdua tersenyum.

"Pagi itu jam 4 Bay," ucap Lea menirukan ucapan ibunya setiap pagi. Bayu yang mendengus mendengarnya.

"Boleh lah, kayaknya enak main basah-basahan," Gala akhirnya bersuara, menanggapi ajakan Lea yang seketika menimbulkan senyum di wajah ayu Lea.

"Gala emang paling pengertian deh," Lea berkata seraya menepuk-nepuk pundak Gala dari belakang. "Makasih banyak Gal dukungannya," ucapnya bangga seakan mendapatkan anggota baru untuk partainya. "1-0 nih," lanjutnya diiringi dengan tawa cekikikan

"Kalah," tanggap Bayu, "tapi Le," ada jeda sesaat dari kalimatnya. Bayu melirik Lea dari kaca spion tengah, sedangkan Gala sedikit memiringkan tubuhnya guna melihat Lea. "Kenapa kamu setuju kerja..."

"Ah, udah sampek," pekikan histeris Lea tiba-tiba memotong perkataan Bayu.

Seakan keadaan mendukung, bertepatan dengan itu mobil milik Bayu berbelok di salah satu pedagang nasi. Dengan semangat Lea keluar mobil dan segera menuju penjual nasi. Berlari kecil tanpa memedulikan dua orang yang masih tertinggal di dalam mobil.

"Syukurlah," tanpa sadar Lea berucap lirih sembari melangkahkan kakinya menuju penjual nasi. Meninggalkan Bayu dan Gala. Berusaha menghindari Bayu dan Gala, serta tatapan penasaran dari mereka berdua.

Dari dalam mobil Bayu dan Gala hanya bengong melihat tingkah Lea barusan. Kemudian mereka saling tatap. Seakan sedang berkomunikasi melalui tatapan mata satu sama lain atau lebih tepatnya, mereka masih syok dengan tingkah Lea.

"Belum waktunya," Gala yang sadar terlebih dahulu menepuk pundak Bayu dan segera mengikuti Lea menuju penjual nasi.

-

Satu keinginan Lea terwujud sudah. Dengan bertelanjang kaki, celana di atas lutut, dan kaos oblongnya Lea berlari menuju hamparan pasir di depan matanya. "Segeeeer...," teriaknya tanpa tahu malu sambil merentangkan kedua tangannya. Lea berlari melewati pasir-pasir guna menerjang ombak. Jangan tanya bagaimana penampilannya pagi ini, sudah basah dengan air laut.

Berbanding terbalik dengan sikap antusias Lea, kedua lelaki yang sejak pagi nenemani Lea hanya bisa geleng-geleng kepala memperhatikannya. Unik, begitu pikir mereka. Mereka berdua seakan baru saja melihat 'seseorang' yang baru saja mengenal pantai.

Terima KasihWhere stories live. Discover now