Terima Kasih - 15

30 2 0
                                    

Kamar seluas 3 x 3 meter itulah yang menyambut Lea ketika lampu ruangan dinyalakan. Satu kasur tanpa dipan, almari, meja kecil di samping kasur, dan meja untuk tinggi, seperti meja belajar, menghadap ke jendela. Dindingnya berwarna putih salju dengan satu pintu dan satu jendela yang saat ini tertutup tirai. Mengingat hari sudah petang. Tempat inilah yang nantinya akan menjadi rumah kedua bagi Lea. Tempatnya 'pulang' dan melepas lelah setelah seharian bekerja. Kamar Lea terletak di lantai satu, karena memang tempat kos ini hanya satu lantai.

Dari tempatnya berdiri, di depan pintu kos, ia bisa melihat 2 kamar di kananya dan 3 kamar di kirinya yang pintunya tertutup rapat. Selain itu, ada 4 pintu di belakang ia berdiri, yang juga dalam posisi tertutup rapat. Satu dapur di ujung dan dua kamar mandi berada di ujung paling kanan rumah kos ini. Keadaan kos malam ini sangat sepi.

Bu Resti sedikit menjelaskan peraturan selama tinggal di kos ini. Ada jam malam, jam 10 malam, terutama saat mereka berada di luar dan tamu lawan jenis hanya diperbolehkan sampai teras area kos. Itu saja yang di ingat Lea, karena sedari bu Resti menjelaskan, Lea kagum mengamati interior rumah bu Resti dan lorong penghubung kos dan rumah induk. Selain itu, bu Resti juga berpesan, Lea di ijinkan untuk sarapan, makan siang, dan makan malam bersama beliau, jika memang Lea belum ada waktu untuk memasak. Walaupun, satu set alat memasak di dapur kos-kosan sudah lengkap.

Lea hanya tersenyum saja. Ia bersyukur mendapat ibu kos, yang nantinya akan menjadi ibu kedua baginya, yang sangat baik hati dan mulia. Lea sudah dianggap sebagai anaknya sendiri. Seperti kekasihnya, Gala, yang sudah beliau anggap anak kedua di rumah ini.

Lea tak membantah pun tak juga mengiyakan pemikiran beliau tentang dirinya dan Gala. Baginya, ia yang akan menjelaskan sendiri pada bu Resti nantinya.

Sedangkan Gala, dia hanya diam saja dan sesekali tersenyum ketika bu Resti menyinggung status hubungannya dengan Lea.

Dan satu lagi pesan yang disampaikan bu Resti, hampir saja Lea lupa. Gala memang sudah di anggap sebagai anaknya, tetapi peraturan tentang tamu lawan jenis juga berlaku padanya. Hanya saja, mereka berdua, Gala dan Lea, jika ingin bertemu, di ijinkan di ruang tamu atau di teras rumah bu Resti. Yang lagi-lagi Lea tanggapi dengan senyuman dan anggukan.

-

Karena ini hari pertama Lea berada di sini. Bu Resti mengijinkan Gala dan Bayu untuk ikut masuk ke kamar kos. Bayu berjalan bersama Lea, sedangkan Gala bertugas menyeret koper besar milik Lea. Tadinya Lea menolak, tetapi Gala dipaksa Bayu untuk membawakannya. Daripada ribut, akhirnya Gala mengalah saja. Toh, hanya menyeret beberapa meter dari tempatnya tadi berdiri sampai di kamar kos Lea.

Setelah mereka sampai di kamar Lea dan bu Resti sudah selesai menjelaskan tentang kos-kosannya, beliau undur diri. Memberikan waktu bagi Lea dan teman-temannya yang mungkin akan berbincang-bincang.

Seperti biasa, Bayu dan sifat dewasanya langsung memberikan wejangan bagi Lea. Larangan ini itu dan pertintah ini itu yang berhasil membuat Lea cemberut.

"Besok bangun pagi, jangan sampai telat. Hari pertama kerja. Jangan karena jarak tempuhnya jalan kaki dan gak sampai sepuluh menit kamu bisa santai-santai Le," cerocos Bayu

"Ih, aku bukan anak kecil Bay," rengeknya sembari berjalan menuju lorong penghubung rumah induk dan rumah kos. Karena Gala dan Bayu akan berpamitan pulang.

"Iya bukan anak kecil," ucap Bayu, "tapi tetep harus patuh Le. Kamu sendirian di sini," lanjut Bayu.

"Kata Bu Resti, aku gak sendiri Bay, ada 3 orang lagi yang kos di sini," jawabnya.

Bayu gemas dan langsung mengacak rambut Lea. Pandai sekali wanita itu menjawab. Setelahnya, pelukan singkat di berikan Bayu untuk Lea. Pelukan kasih sayang dari teman sekaligus kakak pada adiknya.

"Makasih Bay, makasih banyak," ucap Lea. "Maaf, kalau hari ini aku banyak ngrepoti kamu," lanjutnya dengan suara bergetar.

"Kalau butuh apa-apa, langsung telpon ya," pesan terakhir Bayu sebelum berjalan meninggalkan Lea.

-

"Makasih ya Gal, udah mau luangin waktu buat antar jemput aku," selepas Bayu pergi, Gala yang ada di belakang Bayu tak juga membuka suaranya. Padahal hanya ada mereka berdua saja di lorong ini. Tetapi, Gala memilih diam dan hanya menatap Lea. Akhirnya, Lea dululah yang mempunyai inisiatif untuk berbicara. "Maaf, kalau hari ini aku ganggu waktu liburmh dengan permintaan aneh-aneh," Lea berucap sembari menunduk.

Mungkin, Gala tak kunjung menjawab karena sebal dengannya. Karena, yang ia tau Gala selalu libur seminggu sekali dan jatah liburnya kali ini digunakan untuk menuruti Lea yang tak punya rasa lelah.

"Kamu gak perlu minta maaf Le," ucap Gala yang berhasil membuat Lea mendongak. "Aku juga suka jalan-jalan seharian," entah kebohongan dari mana yang Gala ucapkan. Padahal sejak kedatangan Lea ia sudah uring-uringan karena waktu liburannya terganggu.

"Aku harus minta maaf Gal, karena gara-gara aku, kamu gak bisa istirahat hari ini dan sebentar lagi harus balik kerja," lanjut Lea.

"Gak perlu minta maaf Lea," ucap Gala lagi kemudian tersenyum manis. Menunjukkan bahwa memang Lea tak bersalah.

"Aku seharian mau jalan-jalan terus, biar nanti udah sampai kos tinggal tidur aja. Karena aku gak mau kepikiran," seketika Lea mengatupkan mulutnya. Ia telah salah bicara. Pada orang yang salah pula.

Gala mengangkat kedua alisnya menunggu kelanjutan ucapan Lea. Namun, melihat tingkah Lea yang tiba-tiba terdiam, Gala yakin, Lea akan menyampaikan sesuatu namun urung. Dan Lea, tak lagi melanjutkan ucapannya.

"Udah malem Gal," ucapnya tiba-tiba, mengalihkan pembicaraan dan segera mendorong tubuh Gala menjauhi lorong. "Bayu udah nunggu," dorongnya lagi pada tubuh Gala agar segera menjauh.

Gala penasaran dengan apa yang di ucapkan Lea. Pasti ada sebuah alasan mengapa Lea menghabiskan waktu seharian di luar, padahal mereka sama lelahnya. Mungkin, bukan sekarang waktunya Lea bercerita.

Gala menurut pada Lea. Ia berjalan meninggalkan Lea di lorong. Sebelum sebuah suara menginterupsinya. "Makasih pacarku, udah bantu cari tempat tinggal yang nyaman," lanjutnya.

Gala tak bisa menyembunyikan senyumnya. Seketika ia lupa akan perkataan yang Lea sebelumnya.

Terima KasihWhere stories live. Discover now