My Ex.

10.9K 547 6
                                    

"Yak! Jeon Jungkook!" Ini sudah teriakanku yang kesekian kalinya, tapi pemuda bergigi kelinci itu tidak kunjung berhenti, ia malah mempercepat langkah kakinya, sekarang aku tahu alasan kenapa ia sering di nomor satukan dalam cabang atletik. Kemampuan berlarinya memang bukan main!

"Hei, Jeon!" Aku mengambil oksigen sebanyak mungkin, rasanya lelah sekali.

Aku bahkan tidak bisa merasakan kakiku sekarang, baru kali ini aku berlari seniat ini, padahal dalam lomba lari bulan kemarin aku tidak sampai selelah ini.

Jungkook berjarak beberapa meter dariku, ia tersenyum jahil lalu menunjukkan sebuah kertas di tangannya, "Kira-kira bagaimana wajah Yoongi-hyung saat melihat ini huh?" Sialan! Teman sialan dia!

Aku ingin semua mengeluarkan sumpah serampahku tapi tidak bisa, aku terlalu lelah. "Kemarikan!" Ucapku kesal dan ia terkekeh.

Jungkook lantas mendekatiku sambil tetap mengacungkan kertas itu di tangannya, "Ini?" Aku hendak mengambil kertas itu namun Jungkook dengan cepat membawanya ke atas kepalanya.

"Ambil kalau bisa, nona"

"Ih, Jeon. Sialan kau! Berikan padaku atau aku akan membunuhmu!" Ia lagi-lagi terkekeh, aku berusaha meraih kertas itu tapi percuma. Tinggiku tidak seberapa bila dibanding pemuda bongsor ini.

"Jungkook! Aku serius!" Aku tidak peduli bila menjadi tontonan bagi para siswa lain, aku hanya ingin kertas itu sekarang.

"Tidak semudah itu, Ji" Jungkook lalu menyembunyikan surat di balik punggungnya,

"Sialan!"

"Bahasamu astaga! Aku adukan pada Yoongi-hyung loh"

"Persetan, aku tidak peduli! Berikan padaku" Mulutku benar-benar sudah tidak suci lagi sekarang dan itu karena ulah Jungkook.

Karena berjalan mundur Jungkook tidak sadar kalau ia menabrak seorang junior yang baru saja keluar kelas, "Oh, maaf" Jungkook berbalik dan momen itu kugunakan untuk merebut paksa kertas dari tangan Jungkook.

"Hei!" Terlambat, kertasnya sudah kembali ke tanganku lagi. Sekarang giliran aku yang tertawa dan Jungkook yang mendengus.

"Ada apa ini?"

Deg...

Suara itu, aku dapat melihat seringai di wajah Jungkook. Aku berbalik dan menemukan presensi lelaki yang hampir seminggu ini aku hindari.

"Halo, Yoongi-hyung, Kihyun-hyung" Jungkook menyapa dan aku hanya diam, sedikit menunduk memberi hormat lalu segera berlalu meninggalkan tempat itu.

Aku mengutuk sepanjang perjalanan menuju kelas, merobek kertas yang menjadi rebutanku dan Jungkook tadi lalu membuangnya di tong sampah. Tamat riwayatku kalau sampai Yoongi melihatnya.

Sebenarnya ini salahku juga sih, untuk apa aku mengambar wajahnya tadi pakai emot cinta segala. Benar-benar gila kau Ji!

"Ji!" Tidak usah menolehpun aku tahu kalau itu teriakan Jungkook, aku mendengar langkah kakinya mendekat dan lalu merasakan bahuku memberat.

"Lepas, ih" Aku berusaha melepaskan rangkulan Jungkook tapi pemuda itu tidak bergeming

"Tidak mau"

"Nanti orang-orang salah sangka" terutama fansmu itu, nanti menyerangku.

"Biarkan. Lagipula kau'kan sudah bukan milik Yoongi-hyung lagi" Jungkook menekankan kata 'bukan milik Yoongi' dan aku menyikutnya.

"Hahahaha... Ji, kenapa kau pergi begitu saja tadi?" Tanyanya

"Lalu aku harus apa memangnya? Berdiri seperti patung? Tidak'kan? Lagipula sebentar lagi jam istirahat habis"

"Alasan! Katakan saja kau takut gagal move on dari Yoongi-hyung"

"Mana ada! Aku berhasil move on darinya" Sedikit sih.

"No way. Kalau begitu kenapa tidak menyapanya?"

"Memangnya harus?"

"Harus. Dia'kan senior kita"

"Aku sudah menunduk tadi, memangnya kurang cukup?"

"Cukup, sih. Tapikan-"

"Sudahlah, Jeon. Aku tidak mau membahas ini ah"

"Wae?" Jungkook menatapku jenaka, "Belum moveon kan?"

"Sudah!" Aku berlalu meninggalkan Jungkook di depan kelas dan berjalan menuju meja. Taehyung dan Jimin menatap ke arah kami bingung.

"Sudah selesai main kejar-kejaran nya?" Tanya Taehyung

"Sudah" Jungkook mengambil tempat di sebelah Jimin,

"Yoongi-hyung tadi mencarimu" Ah sial, kenapa Jimin membahas soal Yoongi lagi sih?!

"Iya, tadi aku- eh bukan, kami. Kami sudah bertemu Yoongi-hyung" Jungkook benar-benar menyebalkan.

Taehyung yang dapat menangkap kejahilan Jungkook terkekeh, "Lalu bagaimana? Apakah ada adegan seperti yang di film-film? Yang sepasang kekasih berpelukan karena sudah lama tidak berjumpa?"

Gila!

"Sayangnya tidak ada, Tae" Jungkook pura-pura memasang raut wajah sedih.

"Hei, Tae. Kau ini jahat sekali, sih" Aku baru akan berterima kasih pada Jimin karena kukira akan membelaku, tapi ia justru berkata,

"Kan mereka sudah mantan. Jangan begitu, Jian makin susah move on nanti"

Teman-teman sialan!

===Tbc===

Gotta Be You [✔]Where stories live. Discover now