Dare

3.2K 369 2
                                    

Aku mengerang kesal menatap stiker di telapak tangan, berjalan dengan perlahan ke lapangan indoor. Terdengar bunyi bola di pantulkan tanda bahwa latihan basket masih berlangsung.

Aku menyelinap dalam diam menuju ruang ganti pemain, menuju loker paling ujung tempat biasa Yoongi menyimpan tas dan baju gantinya.

Setelah memastikan tidak ada siapa-siapa di ruangan khusus pria itu aku membuka loker dan menempelkan stiker bergambar bintang di dalamnya. Setelahnya, mengeluarkan ponsel untuk mengambil gambar.

[BEAUTY & THE PRINCES]

Jian : (sent a picture) Hei! Aku sudah menyelesaikan dare ku!

Taetae: Hohoho...

JK: Wah! Ternyata kau suka diam-diam menyelinap ke ruang ganti pria ya, Ji.

Jian: Sialan! Kau pikir ini gara-gara siapa huh?

JK: ㅋㅋㅋㅋ

Jimin: Sekarang kau ada di mana?

TaeTae: Tidak ketahuan?

Jian: Aku..

"Jian?" Aku buru-buru memasukkan ponsel ke dalam saku dan menoleh menatap orang yang memanggil namaku, "Kau sedang apa?" Yoongi berjalan mendekat lalu menatap bingung aku yang tengah berdiri di depan lokernya.

"I-itu, ehm...Aku-" Belum selesai menyambung kata untuk menjawab, Yoongi tiba-tiba menarikku menjauh, dan membuka salah satu bilik kamar mandi, "Ka-kau mau apa?" Aku bertanya tapi ia tidak menjawab dan menyeretku masuk bersama dengan dirinya.

Aku protes dan tidak ingin masuk, bagaimana bisa aku satu kamar mandi dengan seorang lelaki?!

"Yoon-" Tangan Yoongi menutup mulutku bersamaan dengan terdengarnya suara tawa dan seruan para lelaki. Astaga! Jangan katakan mereka sudah selesai latihan?!

Yoongi menatapku seolah menyuruhku untuk tetap diam dari sorotan matanya, aku mengangguk dan ia melepaskan telapak tangannya dari mulutku.

Di dalam sini aku dapat mendengar bagaimana berisiknya para lelaki berganti pakaian, berteriak dan membicarakan hal-hal yang tidak penting sama sekali.

Kenapa mereka lama sekali? Bukankah biasanya lelaki cepat dalam berganti pakaian? Ayolah, cepat! Duh, menyebalkan. Aku tidak bisa bernafas dengan tenang, jarak antara aku dan Yoongi itu dekat sekali belum lagi tatapan menyebalkannya. Aku saja yang terlalu percaya diri atau Yoongi memang sedang menatapku?

"Psst." Yoongi tiba-tiba bersuara dan aku mengerutkan kening bingung, mengikuti arah pandangnya dan- astaga! Itu kecoak!

Aku terlonjak kaget dan berhambur memeluk Yoongi reflek, menubruknya hingga menimbulkan suara 'Bam' akibat tubuhnya beradu dengan dinding toilet.

Yoongi mengerang kesakitan, tapi aku tidak ada waktu meminta maaf karena saat itu terdengar seseorang memanggil namanya dari luar.

Bersamaan dengan itu terdengar ketukan di pintu tempat kami bersembunyi, "Kau di sini?"

"Iya."

"Wah kau curang ya. Hei, buka! Aku juga mau mandi." Oh, tidak!

"Aku tidak mau mandi bersamamu, pergi sana."

"Kau pikir aku mau? Aku juga terpaksa. Ayolah! Buka atau aku dobrak?" Siapa sih lelaki ini?

"Aku akan mematahkan kakimu dulu sebelum kau berhasil menobraknya." Gerutuan terdengar lalu lelaki itu memukul kencang bilik,

"Dasar menyebalkan!"

Aku bernafas lega begitu lelaki rusuh tadi menjauh dan tidak jadi mendobrak. Tidak bisa membayangkan apa jadinya kalau ia berhasil mendobrak dan menemukanku bersama Yoongi berduaan di dalam bilik dengan posisi kami berpelukan.

Oh iya, aku masih memeluk Yoongi!

Aku hendak merengangkan pelukan kami, tapi tangan Yoongi justru melakukan kebalikannya, menekan punggungku ke dekapannya, "Kecoaknya masih ada di sana." Suara beratnya terdengar tepat di telingaku.

Aku lantas mengeratkan pelukan, persetan dengan bajuku yang basah akibat keringat Yoongi, aku tidak ingin melihat wujud hewan kecil mengelikan itu.

Lama kami terdiam dengan posisi berpelukan, sampai terdengar seruan, "Cap! Kami pulang dulu."

"Kenapa dia lama sekali?" Bisik-bisik terdengar.

"Iya!" Kenapa darahku tiba-tiba berdesir saat mendengar suara Yoongi sedekat ini ya?

Yoongi merengangkan pelukan kami lalu mengecek keadaan di luar, sementara aku menatap keadaan kamar mandi, di mana kecoak itu?

"Mereka sudah pulang." Yoongi melebarkan pintu, mengisyaratkanku untuk keluar,

Aku melirik sekitar dan ia benar, sudah tidak ada siapa-siapa di ruang ganti, "Katakan padaku, sedang apa kau di sini?" Aku tahu Yoongi pasti akan bertanya.

"Aku-aku hanya kebetulan lewat." Ia menatapku datar atas jawaban yang aku lontarkan.

"Kau tidak hebat dalam berbohong, Ji." Aku mendengus,

"Aku kalah dalam bermain truth and dare dan mereka menyuruhku untuk menempelkan stiker di, di lokermu. Jungkook akan memeriksa esok harinya." Kali ini giliran Yoongi yang mendesah.

"Dasar bocah-bocah gila." Gumamnya

"Kenapa kau mau saja menurutinya? Ini kamar ganti lelaki, kalau saja yang menemukanmu lebih dulu tadi bukan aku,  bagaimana nasibmu?"

"Maaf." Aku menunduk tidak berani menatap Yoongi, ia terlihat dua kali lipat lebih seram saat marah.

"Kau kenapa bodoh sekali sih!" Aku tersentak saat Yoongi membentakku, kenapa ia jadi marah?

"Kenapa kau membentakku!" Aku balas berseru dan Yoongi memejamkan mata nampak mengatur nafas,

"Bukan begitu. Aku- ah sudahlah. Tunggu sebentar, aku akan mengantarkanmu."

"Tidak perlu, aku-"

"Kubilang tunggu." Aku mengangguk pasrah dan menunggu Yoongi yang kembali masuk ke kamar mandi setelah meraih kausnya.

===Tbc===

Gotta Be You [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang