1

519 69 58
                                    

"Bun, Adek pergi dulu, ya." Bunda Mia yang lagi menyiapkan sarapan buat anggota keluarganya langsung menghampiri Baekna atau yang akrab dipanggil Nana, si anak bontot yang kebangetan di manjanya.

"Adek berangkat sama siapa?" tanya Bunda sambil nyodorin roti bakar di meja.

"Sama Yuvin, Bun."

"Enggak bareng Kakak?"

"Enggak, ah, Kakak lama."

Bunda Mia senyum lihat mulut Nana yang penuh sama roti. "Makannya pelan-pelan, Sayang."

Nana sebenarnya mau ngobrolin sesuatu sama Bunda kalau aja Yuvin belum teriak-teriak di luar manggilin nama Nana.

"Bun, Nana berangkat. Toa Masjid udah teriak-teriak, tuh, di depan."

"Suruh sarapan dulu atuh Yuvinnya!" Bunda teriak karena Nana udah lari duluan keluar.

"Yuvin udah makan, Bun!" Bukan Nana yang teriak. Tapi Yuvin.

Jangan heran kalau Yuvin juga manggil Bunda Nia itu bunda. Nana sama Yuvin udah temenan dari SD. Nggak tahu kenapa sampai bangku kuliahan masih sama-sama. Kadang, Yuvin suka becandain, katanya mereka itu jodoh. Kalau udah begitu, Nana suka langsung nelpon Zara alias Ara alias lagi gebetannya Yuvin.

Nana baru aja mau buka pintu gerbang, malah dibuat kaget gara-gara seseorang dari luar buka pintu gerbangnya gerusukan.

"Mau berangkat?"

Nana langsung mati kutu.

"I-iya, Kak." Jelas suara Nana jadi gagap. Yang nanya barusan itu Kak Kyungsoo yang suka dipanggil Kak Dyo.

Cukup lama Nana sama Dyo saling tatap. Kalau aja Yuvin nggak teriak dari luar pagar, mungkin Nana udah lupa sama dunia. Secara tatapan Dyo itu tajam tapi menarik.

"Buruan nggak, Na! Gue tinggal nih!"

"Tinggalin aja. Biar Nana bareng gue." Dyo masih dengan tatapannya. Rasanya Nana mau pingsan saja sekarang. Di dalam hati, Nana berharap Yuvin bisa narik dirinya dari sana. Demi Tuhan! Nana masih mau hidup.

"Nggak bisa gitu, Kak!" Yuvin langsung mendekat ke mereka. "Gue duluan yang jemput Nana. Jadi, Nana bareng gue. Besok-besok gercep dong, Kak."

"Ayo, Na." Yuvin narik tangan Nana. Pas di depan motornya, Yuvin masih lihat Nana bengong. Dan kayaknya lupa napas juga. "Napas. Nggak lucu kalau lo mati di sini."

Seketika Nana langsung meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Jelas Dyo nggak tahu, yang Dyo lihat kelakuan Yuvin yang bergumam nggak jelas. Dyo senyum maklum sambil geleng-geleng kepala. "Dasar."

Dyo sampai lupa tujuannya datang ke rumah Nana mau apa gara-gara liatin mereka berdua. Sambil tersenyum samar, Dyo langsung masuk ke rumah Nana, tentu pake salam dulu.

•••

Di kampus, Nana masih bengong sambil liatin jajaran pohon di depannya dan Yuvin sibuk sama ponselnya sambil haha-hihi nggak jelas.

"Pasti tadi gue kayak orang bego, ya, Vin?"

Yuvin melirik Nana sebentar. "Emang udah bego dari dulu—ADUH!" Nana mukul kepala cowok ngeselin di sampingnya sampai si empunya mengaduh saking kencengnya dipukul.

"Makanya, punya mulut di jaga."

"Kasar."

"Bodo amat!"

Yuvin bukannya bikin suasana hati Nana membaik, malah bikin tambah kesel. Nggak ngerti juga kenapa Nana bisa betah temenan sama dia. Tiap hari, ada aja yang bikin kesel. Tapi, nggak bisa dipungkiri juga, Yuvin itu bisa banget diandelin kalau lagi kepepet. Kayam tadi di depan rumah misalnya.

"By the way, tiap lo ketemu Kak Dyo pasti begitu, ya?" tanya Yuvin penasaran.

"Nggak setiap ketemu, sih. Kalau mendadak aja kayak tadi. Tiba-tiba dia muncul di depan mata. Kaget dong gue."

Cowok di samping Nana udah nahan ketawa aja dari tadi. Mana bisa, sih, Nana bohong sama Yuvin, dia pasti tahu. Karena kalau Nana bohong, tangannya pasti ngusap-ngusap paha. Kayak sekarang.

"Percaya aja gue, mah. Umur nggak ada yang tahu."

"Maksud lo?!" Nana udah siap-siap mukul Yuvin kalau aja nggak ada Dyo dan kawan-kawan yang nyamperin mereka.

"Heh! Minggir lo!" Sehun nyuruh minggir Yuvin yang lagi duduk di samping Nana. Nggak sopan. Pikir Nana.

Mau nggak mau Yuvin minggir dari sana dan sekarang lagi berdiri sambil dirangkul Chanyeol, sedangkan Sehun duduk di tempat Yuvin tadi. Kalau aja Sehun bukan kakak tingkatnya, udah pengen nyeleding aja.

"Pulang kuliah bareng kita, ya," kata Sehun.

Nana ngeliatin Sehun, terus Dyo, terus Chanyeol gantian. Dia mikir, mereka bertiga cowok. Kalau dia ikut, berarti ceweknya dia sendiri. Bisa jadi omongan orang, apalagi nggak ada Baekhyun—kakak Nana.

"Ng—"

"Kakak lo ikut juga. Dia nunggu di kantin," samber Chanyeol.

Sebenarnya, bukan respon Chanyeol yang Nana tungguin. Tapi, respon Dyo. Dari tadi, Dyo nggak ngomong apa-apa. Cuma sesekali liatin Nana doang. Tambah mati kutu aja Nana di sini.

"Dia nggak mau. Nggak usah dipaksa. Lagian, kata siapa Baekhyun ikut?" Dyo ngalihin pandangannya sama Chanyeol. Dan cowok bertubuh jangkung itu cuma bisa senyum tiga jari. Padahal, niat Chanyeol cuma becanda. Tapi, kalau liat respon Dyo udah begitu mana mau Chanyeol becanda lagi.

"Kamu nggak usah ikut. Kita cuma disuruh Baekhyun aja buat nganter kamu pulang. Baekhyun pulang telat nanti. Yuk, cabut!" kata Dyo sambil ngajakin temen-temennya pergi dari situ.

Sebelum bener-bener pergi dari sana, Dyo ngomong sama Yuvin. "Nanti lo anterin Nana sampe rumah. Tadi lo yang jemput dia, lo juga yang harus nganter. Ngerti?"

"Iya, Kak."

Yang Nana lakuin sekarang cuma ngeliatin temen-temen kakaknya pergi ngejauh. Yuvin manggil juga nggak didenger.

"Budeg!"

"Apaan, sih?!"

Baru aja pas Yuvin manggil begitu Nana langsung ngeuh.

"Lho? Sejak kapan Ara di sini?" Nana kaget tiba-tiba ada Ara duduk di sampingnya.

"Dari pas lo liatin kating-kating ganteng itu pergi."

Yuvin langsung merespon dengan berdehem. Ara mah yang liatin kelakuan Yuvin cuma senyum-senyum doang.

"Liatin calon masa depan, ya, Na?" Ara ketawa ngakak abis bilang gitu.

"Nggak, kok. Mana mau Kak Dyo sama aku." Nana merengut lucu.

Padahal Ara nggak nyebut nama itu. Cewek berambut seleher ini gemes sama sahabatnya itu. Ara tahu kalau Nana itu suka atau bahkan udah berubah jadi sayang, kemungkinan besarnya lagi udah cinta sama yang namanya Kak Dyo. Secara dari ceritanya Yuvin, Nana udah tertarik sama Dyo dari Nana masih SMP. Dari gelagat yang Ara liat, Dyo juga berkemungkinan besar suka sama Nana. Cuma mereka berdua ini gengsinya setinggi langit.

Bagi Nana, Dyo itu cinta pertamanya.

Sebenernya, aku ga bisa ngetik tentang dio

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebenernya, aku ga bisa ngetik tentang dio.tapi aku kangen dia pake banget. Kalo liat tentara korea aja auto inget dio, abis itu dengerin lagunya doi sampe bobo. Aku selebay itu hehehe.

So, buat permulaan segitu dulu.Semoga suka. Ini edisi kangen dio pokoknya :( gimana ceritanya? :(

Forelsket ; Do KyungsooWhere stories live. Discover now