LITD 1 - Dua Dunia Berbeda

17.7K 1.9K 292
                                    

LITD 1. Dua Dunia Berbeda

🍁🍁🍁
Selamat datang, semua. Selamat bertemu lagi denganku di cerita berbeda. Dimohon untuk saling menghargai dan berkomentar sopan di sini. Rules Kak Wi masih berlaku, ya. Satu orang nagih, sehari mundur update. Be careful. Itu saja. Selamat membaca.

🍁🍁🍁
Satu-satunya pilihan yang bisa kulakukan.
Adalah berharap padaNya untuk senantiasa
melindungiku dari kegelapan yang menakutkan.
-Maryam Zayaan Al-Ahmar



Belaian angin malam memasuki celah-celah kecil jendela lantai dua yang tertutup rapat. Hanya mampu melihat pekat di balik tirai cokelat. Seorang gadis mengerjap kala temaram yang menemani tiba-tiba menghilang. Tergantikan dengan terangnya kamar disebabkan seseorang datang menyalakan lampu. Satu dengkusan yang terdengar sinis sudah biasa ia terima. Semua orang yang berada dalam bangunan ini tak ada yang suka padanya. Sebelum gulita kembali menyapa bersamaan dengan tertutupnya pintu, yang melahirkan helaan napas lega dari gadis yang kembali menilik dari celah jendela.

Netra blue sapphire nan menghanyutkan itu berkaca-kaca. Tidak pernah membayangkan dirinya akan berakhir di ibu kota yang mengusik dunianya. Melihat orang-orang di bawah sana berpesta ria, berjoget entah dengan musik apa. Maryam Zayaan Al-Ahmar yang bersembunyi di ruangannya kembali memejamkan mata.

Ilahi, aku merindukan tanah Alhamra. Di tempatku tak kutemukan yang seperti ini.

Sudah tiga hari ia berada di tempat ini. Sebagai pelunas hutang sang ibu yang dengan berat hati melepasnya pada Nyonya Merry. Maryam bukan tak mau menolak, ia hanya tak suka saat anak buah wanita iblis itu menyiksa ibu dan adiknya. Membuatnya terpaksa menganggukkan kepala dan setuju untuk dibawa ke rumah bordil yang setiap malam mencekam jiwanya.

"Apa dia masih berada di kamar itu?" Maryam mampu mendengar kalimat-kalimat dari para wanita tunasusila yang dengan sukarela menjajakan tubuhnya di bangunan ini. Membuat gadis itu kembali beristighfar dan menenangkan diri. Kegiatan yang selama tiga hari ini selalu ia lakukan di sudut ruangan pengap tanpa satu orang pun yang menemani.

"Tentu saja. Memangnya kau pikir dia ada di mana?" Suara lain menjawab pertanyaan perempuan sebelumnya.

"Mau sampai kapan dia bersembunyi? Apa Nyonya tidak bosan memberinya ruangan itu secara gratis?"

"Aku tidak tahu. Malas sekali membicarakan perempuan sok suci itu."

"Kau benar. Seharusnya dia bersikap saja seperti kita. Percuma sok suci, karena sekali ia menginjakkan kaki di tempat ini, dia sudah tahu bahwa tidak pernah ada jalan keluar lagi."

Apa benar? Apa aku akan selamanya terkurung di sini, Rabbi?

"Entahlah." Suara mereka mengecil dan langkah kaki mulai menjauh. "Kurasa dia akan menjadi tambang emas Nyonya Merry nantinya." Kalimat terakhir membuat Maryam tertegun.

Gadis itu semakin merapatkan tubuhnya pada dinding paling ujung ruangan. Kembali menilik suasana di lantai bawah yang bisa ia lihat dengan leluasa dari tempatnya. Semua perilaku tidak senonoh di sana membuat Maryam kembali menundukkan pandangannya.

Rabb, aku ingin keluar dari tempat ini. Bisakah Engkau membantuku?

"Evelyn, kau jaga dia. Aku tidak akan memaafkanmu jika dia sampai tidak ada ditempatnya tengah malam nanti." Itu suara Nyonya Merry. Maryam semakin mengerutkan tubuhnya, hingga untaian khimar hitamnya mampu membersihkan lantai yang menjadi alas duduknya.

"Baik, Nyonya." Jawaban tegas itu membuat Maryam tak tahu lagi harus berbuat apa.

Evelyn Martinez adalah orang kepercayaan Nyonya Merry, semua orang mengenal sosoknya yang jelita namun angkuh luar biasa. Evelyn merupakan satu dari wanita yang ada di bawah sana, tetapi Nyonya Merry selalu memberikannya pada para Tuan kaya raya. Kemolekan tubuh dan kecantikan wajah gadis itulah penyebabnya. Maryam mengetahuinya dari beberapa kalimat iri yang dikeluarkan oleh gadis-gadis yang melewati ruangannya selama tiga hari ini. Evelyn adalah ratu dan tidak pernah ada satu pun orang yang lolos dari pengawasannya.

Love in The Darkness ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now