LITD 3 - That Night

11.2K 2.1K 204
                                    

LITD 3. That Night

Sebelum baca, coba pencet bintang dulu wkwkwk

🍁🍁🍁
Ada banyak kejadian yang tak terduga.
Salah satunya,
Bertemu dia.
-Albaraq Zachery Diaz.


Maryam meringis menahan perih yang tercipta di sudut bibirnya. Anak buah Merry yang menariknya untuk kembali ke ruangan tadi benar-benar kasar. Mendorong tubuhnya hingga gadis itu harus menabrak ujung meja yang menyebabkan bibirnya terluka. Namun, dalam hati pemilik netra indah itu hanya mampu beristighfar agar ketenangan senantiasa menemani.

Maryam mengusap bibirnya yang terluka dengan ujung khimar hitam yang ia kenakan. Meraup oksigen dalam-dalam lalu kembali melangkah pelan menuju sudut ruangan. Gadis itu menempati tempat yang selama tiga hari belakangan ini ia huni. Dalam gelap dan sepi yang masih menjadi teman setia.

Sebelum ia kembali menangkap suara pintu terbuka dan terkunci dengan cepat. Lampu menyala membuat Maryam berdiri segera. Sejenak, waktu terasa berhenti saat matanya bertemu tatap dengan Evelyn yang juga menatapnya lekat.

"A-ada apa, Evelyn?" Maryam memberanikan diri bertanya.

Evelyn masih dengan wajah angkuh tak tersentuhnya, bersedekap sembari melangkah menuju jendela yang berada tepat di sebelah Maryam. Gadis bertubuh indah itu menyingkap pelan tirai cokelat yang terpasang di sana, mengamati lantai satu yang sudah ramai seperti biasa.

"Kamu sudah tahu alasan mengapa aku berada di sini, bukan?" Pertanyaan Evelyn membuat Maryam menatapnya. Gadis bersurai almond itu tak menoleh, matanya menatap lekat suasana di bawah sana. "Dan aku tegaskan, tidak ada satu pun gadis yang berhasil keluar dari tempat ini dengan selamat," sambungnya seraya menutup tirai jendela.

Maryam masih tak bersuara. Pikiran gadis itu bercabang karena tidak tahu apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

"La-lu ... apa yang akan terjadi padaku setelah ini?" Maryam kembali menyuarakan pertanyaan.

Evelyn meliriknya sekilas dengan seringai yang tampil di wajah menawannya. "Menjadi sepertiku?" Ia bertanya dengan sebuah tawa kecil yang tercipta.

"Apa tidak ada cara lain? Apa aku tidak bisa menemani Maria dan Janice di dapur saja? Aku tidak masalah bekerja di sini selamanya asalkan aku berada bersama mereka." Gadis itu bersuara lirih dengan nada putus asa.

Evelyn mendengkus pelan, "Lalu apa kau pikir, Merry membawamu ke sini hanya untuk menyia-nyiakan tambang emasnya? Kau akan menjadi tabungan untuknya di masa depan, Maryam."

"Kenapa harus aku?"

"Apa kau tidak sadar bahwa kau cantik?" Evelyn kini menatapnya lekat seraya mengulurkan tangannya untuk memegang dagu Maryam. "Gadis sepertimu tentu menjadi pelayan yang memuaskan untuk para Tuan, bukan?" sambungnya.

Maryam menelan salivanya dengan tubuh bergetar. Evelyn melepaskan pegangannya pada dagu Maryam sebelum kembali menarik napas panjang.

"Lima tahun yang lalu, ada seorang gadis yang mencoba melarikan diri dari sini. Melalui gerbang Timur yang membuatnya berakhir di pegunungan. Memang itu gerbang terbaik bagi mereka yang ingin melarikan diri, tetapi hasilnya tetaplah sia-sia. Jalan menuju ke arah pegunungan tidak mudah, harus melewati hutan liar yang penuh binatang buas di dalamnya. And the end of the story is ... she died."

Evelyn bercerita dengan santai seraya menduduki kursi kayu yang berada tepat di depan tempat duduk Maryam di sudut ruangan. Maryam menyandarkan tubuhnya di dinding, mendengarkan penjelasan perempuan berjuluk ratu Trixie Bar ini dalam diam. Masih tak mengerti mengapa Evelyn menceritakan semua ini padanya.

Love in The Darkness ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now