Again?

1K 130 26
                                    

"Bagaimana kalau kau menginap di rumah Soonyoung lagi, Minjung-ah?"

Belum juga jantung Minjung tenang setelah perbuatan tiba - tiba yang Soonyoung lakukan padanya siang tadi didepan banyak mata anak - anak satu sekolahnya, dan tentunya mata mantan kekasih pria itu juga mantan kekasihnya. Sekarang ayahnya sendiri juga membuat jantungnya kembali tidak bisa tenang.

Bagaimana bisa dengan keadaan yang sekarang mereka tinggal di bawah 1 atap yang sama lagi?
Semua akan menjadi canggung. Pasti itu pasti.

Baik dirinya ataupun Soonyoung pasti akan awkward sekali setiap kali bertemu disudut - sudut rumah keluarga Kwon.

Tadi selama dipejalanan pulang dirinya diantar Soonyoung saja, mereka hanya saling diam. Minjung canggung harus memulai percakapan, belum lagi jantungnya masih berdebar - debar hebat karna baru saja dipeluk kekasih. Bagaimana mau memulai percakapan?

Sejauh ini mereka resmi menjadi sepasang kekasih, keduanya jadi lebih sering canggung bila bertemu. Masih sama - sama malu - malu kucing hahaha

Sisi positifnya sih mereka jadi jarang bertengkar, karna bertemu saja Minjung pasti akan malu berinteraksi dengan Soonyoung. Soonyoung pun akan menjaga sikap karna takut - takut teman - teman mereka akan langsung meledek.

Tapi sisi negatifnya mereka jadi kekurangan interaksi satu sama lain.
Dan keduanya merindukan itu.

"Ta-tapi appa..."

"Tenang saja, kali ini tidak akan selama yang dulu. Hanya 2 minggu, tidak apa - apa kan sayang?"

Maksud hati ingin melakukan negosiasi, apa mau dikata belum mengatakan apa - apa sudah disanggah oleh ayahnya sendiri.

Kalau hanya 2 minggu harusnya bukan masalah ditinggal di rumah seorang sendiri, kenapa orang tuanya sekarang jadi berlebihan sedikit - sedikit menitipkan dirinya di rumah keluarga Kwon?

"Ya sudah, besok appa dan eomma sudah harus pergi. Kau bisa menyiapkan apa saja yang mau kau bawa ke rumah Soonyoung sekarang sayang"

"Tapi..."

"Hmm wae? Ada masalah Minjung? Hmm atau Minjung ingin ikut appa saja hahaha?"

"Tidak, aku bedah dengan sekolahku yang sekarang kok"

"Syukurlah kalau begitu"

"Hmm baiklah kalau begitu, aku bersiap dulu"

Tidak bisa berkompromi. Bila dengan ayahnya Minjung lebih memilih menurut daripada harus membantah dan ujung - ujungnya mereka berdua berdebat.

Minjung orang yang keras kepala, begitu juga dengan ayahnya. Mungkin peribahasa yang bilang buah jatuh tidak jauh dari pohonnya akan tepat menggambarkan keduanya.
Sama - sama keras kepala, begitulah.

Sebagai ibu, nyonya Park bahkan sudah kewalahan harus mendengar dan berusaha melerai pertengkaran ayah dan anak itu. Sering kali bila tidak kuat nyonya Park akhirnya hanya bisa menangis dan itulah akhir pertengkaran ayah dan anak itu. Karna tangisan orang yang mereka sayang. Dan itu pula alasan Minjung akan lebih berusaha menahan emosinya daripada meluapkannya, karna sang ibu.

"Andai bukan karna aku sudah sejauh ini"

.
.
.


"Soonyoung-ah"

"Ne eomma"

"Kemari duduk, eomma mau mengatakan sesuatu"

Baru saja aku mau naik ke lantai 2 mau beristirahat setelah pertandingan siang tadi. Eomma yang ternyata di rumah memanggilku yang baru saja tiba di rumah.

MANSAE !!! [Seventeen : Hoshi]Where stories live. Discover now