Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
Pihak yang menolak takdir akan menderita.
Kau akan sakit keras jika menolak takdirmu, bahkan bisa kehilangan nyawa.
Minhee dirawat di rumah sakit sejak 5 hari lalu. Saat pingsan kepalanya terbentur keras hingga terluka dan harus menerima beberapa jahitan. Selain itu nafsu makannya memburuk, dia selalu memuntahkan makanan yang masuk ke tubuhnya. Meski baru beberapa hari, berat badannya menurun drastis. Ajaibnya dia tak sakit apa-apa, dia tak mengalami gegar otak meski benturan kepalanya dengan lantai cukup keras. Bahkan luka di kepalanya sudah berangsur sembuh. Tapi perasaannya yang kacau membuatnya tak bisa menerima makanan hingga harus diinfus.
"apa ini hukumanku?"
Jungmo tak menjawab. Dia menyingkirkan makanan Minhee, menaruhnya di nakas, kemudian membersihkan muntahan sang kekasih dengan telaten.
Minhee memalingkan wajah dan kembali menangis. Dia tak suka melihat Jungmo bersusah payah mengurusnya. Dia harusnya berusaha kuat untuk sembuh, tapi bahkan menelan makanan saja dia tak bisa, tubuhnya lemas dan hanya bergantung pada infus.
"pulanglah dan jangan mengurusku lagi."
"akan kulakukan saat kau sudah sembuh. Sekarang coba makanlah."
Jungmo tersenyum lembut sambil mengusap kepala Minhee. Dia lalu meraih tempat makanan Minhee. Menyuapinya lagi.