part -9

25.7K 688 10
                                    

2 minggu...
1 minggu...
5 hari....
1 hari....

Akhirnya hari ini adalah hari yang paling di tunggu.

Rachel menatap dirinya di depan cermin. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya,sekarang. Apa itu benar benar dirinya? Ia tak percaya jika apa yang ia lihat di depan cermin adalah dirinya sendiri.

Jantung rachel berdegup kencang. Ia tidak menyangka,perjodohanya dengan vano benar benar terjadi. Rasanya baru kemarin ia,merengek meminta untuk dibatalkan pada orangtuanya. Rachel mendengus.

Tak lama ada seorang masuk ke kamarnya, ternyata mom dan dadnya. Mereka tersenyum melihat putrinya,sebentar lagi akan menempuh hidup baru.

"kamu cantik sekali sayang" ucap mom menghampiri rachel.

"apa benar ini anak daddy?" sambung daddy .

"hmm,daddy ini anaknya sendiri tidak di akui" dengus rachel.

"kamu sudah siap kan sayang?" tanya mom pada rachel.

"hmmm...kurasa sudah" balas rachel.

"dad tidak menyangka,akhirnya putri daddy yang nakal ini akan menjadi seorang istri.." ucap daddy sambil mengelus kepala rachel dengan lembut.

"chel...mom ingin berpesan,karna sebentar lagi kau akan menjadi seorang istri,jalankan peranmu dengan baik. Urusi suamimu dan keluarga kecil kalian." ucap mom menasihati rachel,diiringi air mata yang sudah menetes di pelupuk matanya.

"mom,aku akan berusaha menjadi istri yang baik. Maafin rachel kalo suka gak nurut sama mom" sahut rachel.

"rasanya baru kemarin putri dad lahir,udah mau nikah aja". Timpal dad

"ish! Ini kan juga karena dad yang menjodohkanku." dengus rachel.

"Ayo sebentar lagi acara pemberkatan pernikahanmu dimulai!" ucap mom.

"mom...aku takut." ucap rachel lirih pada mom.

"kamu rileks aja swettie."saran mom.

"akan kucoba" balas rachel.

"dengerin mama swettie,kamu harus mandiri,turuti perkataan suamimu,kamu harus jadi istri yang baik." mom mengelus pipi rachel dengan lembut.

Sebenarnya mom juga tidak rela untuk melepas rachel. Namun ia harus teguh,ini untuk kebaikan rachel.

"tapi ma,aku takut kalau alvano berpaling dariku setelah kita menikah." rachel tidak mau itu terjadi walaupun rachel belum seratus persen yakin dengan perasaanya.

"swettie,setiap rumah tangga itu pasti ada ujianya. Mom yakin kalian bisa menyelesaikan apapun itu." ucap mom meyakinkan rachel.

"sudah jangan cemberut lagi. Masa jadi pengantin cemberut, nggak enak dilihatnya" ujar dad.

Sebenarnya,mom dan dad tahu bahwa putri mereka masih belum yakin dengan pernikahan ini,tapi mereka berharap rachel bisa menjadi orang yang mandiri dan dewasa.

Mereka pun berjalan ke luar kamar,untuk segera ke altar,tempat pemberkatan pernikahan mereka.

Alvano yang sudah berdiri di atas altar pun ikut merasakan jika jantungnya berdegup kencang sedari tadi. Ia terus menoleh ke arah pintu masuk menuju altar guna menunggu calon pengantinya.
Tidak lama kemudian,pintunya pun terbuka dan dentingan piano mulai terdengar pertanda pengantin wanita sudah datang.

Para tamu undangan pun bersorak menantikan,mempelai wanita berjalan anggun menuju altar.

Jantung alvano pun semakin berdegup kencang. Karena,di depanya terdapat rachel yang berjalan dengan anggun dan cantik ditambah disampingnya terdapat daddy rachel yang mendampingi rachel.

Lalu diserahkanya rachel ke alvano. Vano pun menerima uluran tangan tersebut. Vano pun menggandengnya.

"saya serahkan putriku padamu,ingat! Jangan membuatnya terluka! Jika sampai kau melakukanya,aku tidak akan segan segan untuk mengambilnya lagi darimu." ucap dad pada vano.

Jantung rachel berdegup kencang,karena terpana melihat ketampanan vano dengan tuxedonya. Namun ia mencoba menepisnya pikiran itu dulu,karena pada saat ini,ia masih gugup untuk mengatakan janji pernikahanya nanti.

Akhirnya,mereka berdua pun berdiri di hadapan pendeta yang siap mengantarkan mereka pada janji suci sehidup semati di hadapan tuhan. Semua tamu pun berdiri menyaksikannya.

"pada hari ini dihadapan Tuhan,para Malaikat dan para Saksi. Apakah engkau bersedia Alvano Wijaya menerima Rachel Athalia sebagai istrimu dalam keadaan susah dan senang, suka dan duka,sakit maupun sehat, mencintai dan menghormatinya sampai maut memisahkan?" ujar seorang pendeta tersebut.

"Saya Alvano Wijaya,menerima kau,sebagai istriku dalam keadaan susah senang,suka duka,sakit sehat akan selalu menghormati dan mencintai sampai maut memisahakan." ucap vano dengan lancar.

"apakah engkau bersedia Rachel Athalia menerima Alvano Wijaya,sebagai suamimu dalam keadaan susah dan senang,suka dan duka,sakit maupun sehat,mencintai dan menghormati sampai maut memisahakan?" ujar pendeta pada Rachel.

"Saya Rachel Athalia, menerima kau,sebagai suamiku dalam keadaan susah senang,suka duka,sakit dan sehat,akan selalu mencintai dan menghormati sampai maut memisahkan." ucap Rachel lancar juga.

"Terberkatilah pernikahan kalian di hadapan Tuhan. Sekarang kalian boleh bertukar cincin." ucap sang pendeta.

Dipakaikanlah cincin itu di jari manis rachel. Begitu juga dengan rachel,yang memasangkan cincin itu di tangan vano.

"Sekarang kalian boleh saling berciuman" ucap sang pendeta lagi.

Mendengar ucapan sang Pendeta,jantung rachel menjadi tambah berdegup kencang,ia sudah gugup sejak awal, ditambah ia harus berciuman dengan vano,yah! Walaupun ini bukan pertama kalinya ia berciuman dengan vano,err..tapi ia masih bisa merasakan sensasinya.

Vano pun perlahan mendekat ke arah rachel. Ia memegang dagu rachel,agar rachel bisa menatapnya.

Vano pun perlahan mendekatkan bibirnya,untuk menyentuh bibir rachel. Dan cesss. Menyatulah bibir mereka,vano memagut bibir rachel dengan lembut,dan penuh kasih sayang.

Semua tamu yang hadir pun bersorak,dan bertepuk tangan dengan meriah.
Rachel dan vano pun melepaskan ciumannya. Tepat setelah,mereka melepaskan ciumanya,dengan segera rachel menyembunyikan wajahnya ke dada vano " aku takut" lirih rachel. "jangan takut,ada aku disisimu" balas vano sambil mengecup kening rachel dan memeluk tubuhnya. " i love you" ucapnya lagi.

Baik orang tua dari rachel dan vano pun turut bahagia melihat pernikahan ini. Apalagi mom dari rachel yang tidak hentinya menangis terharu karena bahagia menyaksikan putrinya yang sudah memulai hidupnya bersama suaminya,dan akan meninggalkanya.

"sudah honey,jangan menangis. Harusnya kita bahagia melihat putri kita menikah." kata dad pada mom sambil merangkulnya.

"aku tidak menangis,hanya menitikan air mata sedikit." rutuk mom yang kesal karena diejek oleh dad.

Mendengar itu dad hanya mendengus kesal,apa bedanya? batin dad. " iya iya terserah kau saja honey" kata dad.

Sedangkan orang tua dari vano pun juga ikut bahagia, karena sudah lama mereka mengingkan vano menikah,namun pasti ada saja alasan vano. Mau tidak mau vano pun terpaksa dijodohkan dengan rachel.

Rachel dan vano oun juga menyalami para tamu yang hadir di pernikahan mereka. Kebanyakan tamu berasal dari teman kerja vano. Tentu saja, tidak mungkin rachel mengundang temannya,bisa gawat! Apalagi ia juga belum lulus sekolah.

GIMANA PART INI? NAH AKU UDAH PUBLISH YA,KARNA PERMINTAAN KALIAN BUAT LANJUT PART MEMBUAT AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT LANJUT.

JANGAN LUPA BUAT VOTE + COMENT. KARNA DENGAN KALIAN COMENT MEMBUAT AKU SEMANGAT NULIS.

SARANGHAE.

My Husband is PilotWhere stories live. Discover now