Aku hanya ingin kuat disaat yang lain rapuh

70 4 0
                                    

Aya membuka matanya,hal yang pertama ia lihat adalah wajah tenang Nadaf yang tengah tertidur,dengkuran halus tertangkap oleh telinga Aya.

Ia melepas pelukan Nadaf perlahan,supaya bisa turun dan mengecek jam.

Aya berjalan menuju kamar mandi,ia mencuci wajahnya.

Ternyata sensasi dingin air di pagi hari selalu jadi yang terbaik.

Lalu mengelapnya asal melihat jam yang menggantung di dinding masih jam 1 pagi. Aya bingung harus melakukan apa,kalau dirumah biasanya Aya hanya diam di sudut ruangan melihat pecahan gelas dan mencoba tertidur.

Aya diam duduk di ruang tamu menatap televisi yang tidak menampilkan apapun,ia melihat pantulan dirinya di televisi tersebut.

Gelap,

Hati nya tidak tenang seakan ada firasat buruk,tapi Aya mencoba berpikir positif .

Tidak akan ada yang terjadi Aya!

Tapi tetap saja,akhirnya Aya memutuskan untuk kembali ke kamar dan tidur.

"Jj..j..jjangan"

"Sakitt..."

"Ibuu jangan..."

Nadaf terbangun dari tidurnya,

"A.. Ayya m-mohon jj..j..jangan"

Nadaf mengerutkan dahi nya bingung.

Apa kak Aya mimpi buruk?

Nadaf menggerakan badan Aya,menepuk pipinya pelan.

"Kak Aya?"

"Kenapa kak?"

Dahi Aya dipenuhi keringat dingin,wajahnya pucat suhu tubuhnya dingin Nadaf semakin khawatir.

"Kak hey ini Nad"

Aya menggelengkan kepala nya. Sambil terus meracau tidak jelas,Nadaf yakin Aya mimpi buruk.

Ia pun memeluk Aya,mengusap rambutnya pelan mencoba menenangkannya.

Setelah cukup dirasa tenang Nadaf mencium kening Aya lalu turun dari ranjang. Ia berjalan kearah dapur lalu mengambil air dingin yang ada di lemari pendingin.

Kenapa kak Aya nyebut ibu dalam mimpi buruk nya ? Apa ibunya selalu menyiksa kak Aya?

Pertanyaan demi pertanyaan muncul silih berganti di kepala Nadaf. Tapi tak ada yang mampu menjawab ia melirik jam yang menunjuk angka 3 ,jika Nadaf tidur lagi mungkin besok ia akan berangkat sekolah telat.

"Main game ajalah" gumamnya.

Nadaf pun mengambil gadget nya lalu menyalakan aplikasi game online dan mulai memainkannya.

***

Aya mengerjapkan matanya mencoba melihat jelas cahaya yang menghalangi nya, kepala nya terasa sakit.

"Ahh"

Aya meringis, lalu melirik jam yang ada di atas nakas.

Dimana Nadaf?

Aya pun bangkit dan mencuci wajahnya, ternyata Nadaf tengah menyiapkan sarapan lengkap dengan seragam olahraga yang sudah melekat ditubuhnya.

"Baru bangun putri tidur?"

Help MeWhere stories live. Discover now