Telulas (Flashback)

827 63 0
                                    

Dani sedang berjalan-jalan di area taman dekat dengan sekolahnya, hari ini dia membolos karena malas pergi sekolah ditambah Jessie dan Yohanes tidak masuk, lebih baik dia tidak masuk karena jika tidak ada kedua sahabatnya itu dia akan mati kebosanan.

Saat sedang santai berjalan sambil ngemil cilok yang dia beli di pinggir taman dia melihat seorang cewek sedang berantem dengan seorang cowok, terlebih cowok itu berani berbuat kasar pada cewek itu.

"Ck," Dani berdecak.

Dia berjalan mendekati pertikaian itu, mengamati sebentar lalu tersenyum miring.

"Woy bang, banci ya berani nya sama cewek!" teriak Dani sambil makan ciloknya.

Pasangan berantem itu seketika menoleh, yang cewek heran namun lega sedang yang cowok menatapnya sengit.

"Jangan ikut campur anak kecil, sekolah sana yang bener!" marah sang cowok.

"Siapa yang ikut campur masih enak nasi campur tahu, lagian jengah aja ada  ya cowok beraninya sama cewek malu sama kemaluan bang," balas Dani santai masih setia dengan ciloknya.

Cowok itu berjalan menuju kearahnya  dengan amarah yang siap meledak, Dani tersenyum miring dan dengan terpaksa dia membuang ciloknya ke tempat sampah yang berada tak jauh darinya.

Tangan cowok itu mangayun ingin memukul Dani namun dia salah tindakan, Dani menggenggam erat tangan cowok itu lalu meninju perutnya membuat cowok itu mengaduh lalu Dani memutar tubuhnya membelakangi tubuh tegap itu dengan tangan cowok itu berada di pundaknya, dengan satu sentakan dia membanting tubuh yang ukurannya lebih besar darinya dengan mudah dan tanpa halangan.

Sedangkan sang cewek menganga tak menyangka jika bocah yang memakai seragam SMP itu sanggup melakukan hal yang menurutnya mustahil bagaimana tidak tubuhnya yang kecil sanggup membanting tubuh yang ukurannya lebih besar.

"Segitu saja kemampuanmu bang, ck,"  ledek Dani.

"Sialan kau bajingan kecil!"

Cowok itu bangkit dan kembali ingin memukul Dani namun terlambat Dani sudah menendang kembali perutnya hingga jatuh tejengkang, namun bangkit lagi dia tak mau kalah dengan seorang anak kecil dia melawan dan kembali melakukan serangan belum sampai tangan itu menyentuh wajah Dani ada sebuah tangan kekar yang menghalanginya.

"Jika kau masih ingin hidup dengan anggota tubuh yang berfungsi dengan baik, jauhkan niat anda untuk memukul tuan kami !" peringat pria dewasa dengan tubuh kekar dan tampang yang gak begitu sangar namun tegas, dia Panca bodyguard Dani.

"Si-siapa kau ?" cowok itu berkata sedikit takut dan menahan sakit karena tangannya diremas dan dipelintir oleh Panca.

Cewek yang berdiri dibelakang Dani tak menyangka jika bocah itu memiliki bodyguard, dalam hatinya berkata pasti bocah itu anak orang penting.

"Listen! Jika kau masih ingin hidup enak jangan pernah kau menampakan wajah dihadapanku atau kakak itu, mengerti!" peringat Dani tegas.

"Me-mengerti," jawab cowok itu.

"Pergilah!" perintah Dani.

Dan cowok itu berjalan cepat menjauhi Dani dan cewek itu sambil mengumpat tentunya.

Dani mendekati cewek itu, lalu mengulurkan tisu agar cewek itu membersihkan luka di bibirnya.

"Nih," Dani mengulurkan tisunya.

"Eum, makasih," ucap cewek itu tulus.

"Duduk disana aja," ajak Dani dan diikuti cewek itu.

Cewek itu celingukan menatap sekitar nya seperti sedang mencari sesuatu.

Benci Dan Cinta (Complete)Where stories live. Discover now