Jisoo : The Hyacinthum

768 118 9
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Gadis kecil duduk disebuah taman bangku ia sendirian ditengah malam ini salju turun menutupi jalanan tidak ada manusia yang lewat mereka memilih diam dirumah berlindung dari dingin nya udara.

"Mereka hiks... Jahat... Hiks...." Gadis kecil itu menangis ia terus menatap kedua tangan nya yang penuh darah "seharusnya jichu tidak... Hiks..." Ia berusaha menahan tangisnya.

"Aku melihat semuanya" Seorang pria tinggi besar berkulit pucat menghampiri gadis kecil itu "itu bukan salahmu jika kau haus" Pria itu mengeluarkan saputangan nya mengelap kedua tangan Jisoo yang penuh darah.

"Tapi... Jika jicu.. Hiks.. Tidak melakukan itu eomma..." Tangis nya pecah ketika memori terburuk nya terlintas "EOMMA SEHARUSNYA TIDAK MATI!!!" Teriak gadis kecil itu hatinya sangat sakit.

"Kau ingin balas dendam pada mereka?"

...

Jisoo tumbuh menjadi gadis dewasa ia belajar banyak hal disini di Asrama Red Blood Angelus et Diaboli dia merasa punya keluarga dan ia bahkan memiliki kekasih yang selalu disisinya.

Jisoo sedang duduk di perpustakaan ia suka membaca buku itu membantu nya menghilangkan memori buruknya.

"Sayang..." Panggil kekasihnya yang duduk disebelahnya "sampai kapan kita disini?"

"Apa kau bosan?" Mata Jisoo yang tadinya menatap buku kini beralih kekasihnya.

"Sejujurnya terjebak bersama mu hal yang paling membahagiakan tapi..." Jennie menggenggam tangan Jisoo yang diatas meja "banyak mata yang menatap mu, aku tidak menyukai nya" Sinis Jennie dengan mata tajamnya itu.

"Hehehe baiklah sebaiknya kita keluar saja" Jisoo beranjak dari duduknya mengenggam tangan Jennie keluar ruangan.

Kini mereka ada diatap perpustakaan menatap bintang yang bersinar di telan gelapnya malam.

"Jisoo bisa kau tatap mataku?" Pinta Jennie pelan ia merasa Jisoo menyembunyikan sesuatu.

"Apa kau ingat menggunakan kekuatan mu padaku lagi?"

"Iyaa... Jika kau tidak keberatan" Jennie mengusap lembut kedua pipi Jisoo.

Jisoo tersenyum lembut mengangguk pelan, Mata mereka saling bertatapan mata Jennie pun berubah menjadi hijau.

"Kau masih mengingat hal itu" Jennie mengusap air mata Jisoo yang tiba-tiba menetes "jangan merasa sendirian kau tahu bukan? Aku selalu disini untuk mu" Jennie memeluk Jisoo erat.

"Aku... Aku tahu hiks.. Tapi sakitnya tidak mau hilang" Jisoo menangis hebat kajadian masa lalunya terus menghantui nya.

Jennie terus memeluk erat Jisoo ini bukan pertama kalinya Jisoo menangis seperti ini sebab itu Jennie selalu disisinya Jisoo sangat rapuh.

"Mau ke tempat Ibumu?"

Disinilah mereka disebuah rumah tua tidak ada penghuninya disini debu pun menyelimuti barang barang ada beberapa foto masih terpajang dengan rapih sebuah foto diatas meja menyita perhatian Jennie ia bisa melihat seorang wanita menggendong gadis kecil yang sangat imut.

Jennie mengambil foto kecil itu senyumnya tidak luntur melihat foto kekasih nya yang imut itu "Jisoo boleh aku menyimpan nya?" Menghampiri Jisoo yang berdiri menatap keluar dari Jendela.

"Yaa tentu" Jisoo memeluk Jennie erat "Terimakasih... Jennie yaa Aku sangat mencintaimu"

"Tentu baby.... Aku akan selalu disisimu aku akan selalu menjaga mu! Dan selalu memeluk mu!" Ujar Jennie tersenyum manis.

"Hanya itu??" Jisoo menatap kesal Jennie.

"Ummm...  dan selalu mencintaimu sampai ajal menjemputku!"

"Janji?" Jisoo mengangkat jari kelingking nya menatap Jennie penuh harap.

"Janji" Ucap Jennie tersenyum manis.

Mereka pun kembali menuju asrama meninggalkan rumah masa lalu Jisoo.

"Jisoo!" Teriak seorang gadis begitu melihat Jisoo memasuki gerbang asrama yang tinggi megah itu.

"Wae?" Malas Jisoo ia sangat tidak suka momen nya bersama Jennie diganggu.

"Apa apaan tanggapan itu" Kesal Lisa padahal ia mengkhawatirkan kedua sahabatnya itu.

"Hahaha maaf Jisoo sedang tidak dalam mood baik" Kekeh Jennie.

"Heol dalam mood baik ataupun tidak dia selalu bersikap acuh padaku" Sinis Lisa menatap Jisoo.

"Kau benar hahaha" Jennie mencubit kedua pipi Jisoo ia cubit gemas menggeleng geleng kannya "kekasih ku ini sangat jutek"

"Jennie...." Tatap tajam Jisoo ia kesal dan malu akan perlakuan Jennie.

"Heeool mukamu merah unnie" Ujar Rose yang ikut nimbrung.

"Eoh kau disini? Tumben? Ada apa? Kau merindukan ku?" Tanya Lisa bertubi-tubi.

"Dalam mimpi mu...." Rose duduk di sebuah bangku kecil  asrama ini sangat luas saat memasuki gerbang utama kau masih harus berjalan jauh menuju gedung utama karena tamannya sangat luas hampir seperti hutan namun itu bukan masalah untuk vampir "ada yang harus dibicarakan"

Mereka bertiga menatap Rose serius mereka tahu Rose tidak pernah bercanda sifatnya yang disiplin, serius dan berwibawa bakatnya yang langka membuat orang orang bergidik ngeri.

"Aku menemukannya sang Lucifer atau yaaah Athena" Rose mengisap kotak minuman yang berisi darah segar itu "dan kabar buruk nya bukan hanya kita yang mencarinya ada orang lain...."

***

Red Blood : You're DeadWhere stories live. Discover now