01

5.2K 713 108
                                    

"Mama ngapain pake acara adopsi anak segala? Emang aku aja ga cukup? Aku ga suka punya sodara!"

Sang mama di seberang sana cuma bisa elus dada saking kagetnya nerima telpon dari Hangyul.

"Hangyul, kamu itu harus belajar dewasa. Siapa tau dengan keberadaan Yohan di sana, kamu ga kesepian lagi."

"Ck mama nih!"

"Yohan itu anak yang baik. Kamu bisa belajar banyak dari dia. Iya mama salah ga bilang dulu ke kamu. Harusnya mama adopsi dia waktu umur 10 tahun. Meskipun terlambat tapi mama bersyukur bisa adopsi Yohan sekarang."

"Mama dengerin aku ga sih?!"

"Seminggu lagi mama balik nanti kita adain pesta penyambutan untuk Yohan sekalian urus dokumennya supaya Yohan resmi jadi bagian keluarga kita."

"Jangan! Aku ga mau!"

"Hangyul..."

"Ma please," Hangyul sedikit memelas. "Gini deh. Kasih aku waktu untuk nilai si Yohan itu layak atau ngga jadi bagian keluarga kita. Kalo ternyata ngga, mama harus usir dia dari sini."

"Kamu mau ngapain? Jangan macem-macem sayang. Kasian Yohan dia lagi sakit."

"Tenang aja ma, aku cuma mau nguji dia sedikit," kata Hangyul diikuti senyum miringnya.

Keesokan harinya, Hangyul yang baru keluar dari kamar kaget banget ngeliat Yohan yang juga keluar dari kamarnya dengan memakai seragam sekolah sama kayak punya Hangyul. Dia ngeliatin Yohan dengan sinis. Pengen nonjok tapi masih pagi. Lagian buat apa juga buang-buang tenaga.

"Selamat pagi, tuan muda Hangyul, tuan muda Yohan," sambut kepala pelayan Shin saat mereka menuruni anak tangga.

Jujur Hangyul belum terbiasa dengan sebutan tuan muda Yohan padahal dulu satu-satunya tuan muda di rumah ini adalah dia.

"Selamat pagi pak Shin," sahut Yohan membalas sambutan beliau.

Jadi seperti itu suara Yohan? Sangat lembut dan enak didengar beda dengan suara Hangyul yang lebih berat dan err sexy?

"Pagi ini saya menyiapkan susu dan pancake kesukaan anda," kata Pak Shin ke Hangyul. "Maaf saya tidak tau kesukaan tuan muda Yohan jadi saya siapkan yang sama. Oh iya apa anda masih demam?"

"Gapapa pak Shin, aku ga masalah mau makan apa aja dan demamnya udah turun. Makasi untuk obatnya kemarin."

Hangyul mendesis mendengar ucapan Yohan. Seketika napsu makannya ilang. Dia langsung meneguk susu dengan buru-buru karena tidak ingin satu meja bersama Yohan.

"Tuan muda anda mau kemana? Sarapan dulu!"

Hangyul ga peduli. Dia langsung make helm dan tancap gas berangkat duluan dengan naik motor.

Pak Shin cuma bisa bersabar ngadepin tingkah Hangyul sementara Yohan memilih sarapan dengan tenang.

"Saya harap anda memaklumi kelakuannya. Tuan muda Hangyul awalnya anak tunggal. Tidak mudah baginya kedatangan saudara secara tiba-tiba."

Yohan pun tersenyum, "Tenang aja pak, aku ga terlalu mikirin dia. Papa sama mama yang pengen aku tinggal disini. Oh iya kira-kira sekolahnya mulai jam berapa?" tanya Yohan sambil melirik jam tangan.

"Masih ada waktu 30 menit lagi. Selesaikan dulu sarapan anda."

Yohan mengangguk. "Itu pancake punya dia ga dimakan kan? Buat aku aja sini pak."



×××





Kalian pasti bertanya-tanya kenapa Yohan bisa diadopsi keluarga Lee? Yohan itu anak panti asuhan dia yatim piatu dari bayi. Yohan sendiri ga tau siapa orang tuanya soalnya ditaruh gitu aja di depan panti. Pas umur 10 tahun orang tua Hangyul ngadain acara amal di pantinya Yohan. Disana Yohan nunjukin kemampuannya taekwondo. Ga yang pinter banget sih, namanya juga baru 10 tahun.

Shine on Me | yohangyul ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang