04

3.8K 678 160
                                    

Ga tau kenapa sekarang Hangyul jadi lebih sering ngeliatin Yohan. Entah di rumah atau di sekolah, Hangyul sama sekali ga merasa terganggu. Jujur aja semua ini karena dia menemukan sisi imut dari Yohan. Cuma gara-gara hoodie pikachu tapi berhasil bikin Hangyul sampe kepikiran.

"Hoon, lo punya hoodie pikachu ga?" tanya Hangyul pada Sihoon yang sedang makan di hadapannya.

"Hoodie pikachu? Buat apa gue punya?"

"Ngga sih nanya doang." Hangyul lalu meneguk gelas airnya sampai habis.

Ga lama kemudian pandangannya tertuju pada Yohan yang sedang kebingungan nyari tempat duduk buat makan siang. Mustahil kalo ngajak Yohan gabung sementara ada Sihoon di depannya. Hangyul masih ngeliatin Yohan yang sekarang jalan ke sebuah meja yang ternyata di sana ada Yuvin. Ekspresi Yohan seneng gitu karena bisa nemu tempat duduk apalagi di sebelahnya Yuvin.

"Ck."

Sihoon kembali dibuat bingung karena decakan Hangyul, "Kenapa lo?"

"Gapapa."



×××



Bisa dibilang Yohan sama Yuvin jadi lebih deket. Yuvin baik banget, sering bantuin Yohan kalo kesusahan ngerjain PR. Yuvin juga lucu, pokoknya Yohan dibikin seneng terus tiap sama Yuvin.

Sekarang mereka lagi ngobrol di kelas, ngomongin mimpi Yuvin kemarin yang katanya dia ketemu naga putih. Yohan udah serius dengerinnya sampe ada sebuah keributan yang bikin perhatian Yohan teralihkan.

Bruk

Seorang siswa yang bernama Kang Seokhwa jatuh sehabis didorong sama Sihoon. Masalahnya cuma gara-gara Seokhwa ga sengaja nyenggol siku Sihoon yang bikin tulisannya berantakan.

"Lo sengaja kan?!" Sihoon narik kerah seragam Seokhwa dengan kuat. Seokhwa gemeteran secara yang dia lawan salah satu orang berkuasa di sekolah.

"M-maaf gue beneran ga sengaja."

"Lo suka banget nyari masalah sama gue hah?! Dulu lo numpahin jus ke sepatu gue. Sekarang bikin tulisan gue cacat. Mau lo apa?!"

Yuvin dan Yohan langsung melerai mereka disaat siswa siswi lain menjauh. Yuvin nahan Sihoon dan Yohan lindungin Seokhwa.

"Sihoon stop, dia udah minta maaf kan? Udahlah!" kata Yuvin mencoba menenangkan Sihoon.

Tapi emang dasar Sihoon ini emosian, dia sama sekali ga denger ucapan Yuvin. Sihoon langsung melayangkan tangannya berniat nampar Seokhwa tapi Yohan dengan cepat menghalangi jadinya Yohan yang kena tampar.

Sementara itu di toilet...

"Gyul, Sihoon ribut lagi sama Seokhwa," kata Wooseok setelah lihat info di grup kelas.

"Masalah apa?"

"Kesenggol."

Hangyul diem aja.

"Eh tapi si murid baru kampungan kena tampar. Hahahaha sok jadi pahlawan sih," ledek Wooseok yang bikin Hangyul noleh cepet.

"Maksud lo apa?" Hangyul langsung ngerampas hp Wooseok untuk ngelihat sendiri video yang dishare di grup.

Tiba-tiba Hangyul berlari keluar dari toilet. Dia pengen cepet-cepet sampe di kelas. Sayangnya keributan itu udah mereda dan cuma ada Seokhwa yang duduk merenung di bangkunya.

"Lo nyari Sihoon?" tanya Doyeon, temen sekelas.

"Dia kemana?"

"Ga tau tadi langsung pergi begitu dibentak Yuvin."

Hampir aja Hangyul keceplosan nanyain Yohan. Pasti bakal aneh karena kenyataannya Hangyul ga pernah bersikap ramah ke Yohan.

Jam pelajaran dimulai. Hangyul kaget begitu ngeliat Yohan masuk kelas dengan kondisi pipi memar dan ada luka di sudut bibirnya. Bisa dibayangkan bagaimana kerasnya tamparan Sihoon. Tapi meskipun terluka, Yohan masih bisa tersenyum ke temen-temen yang lain dan bilang kalo dirinya gapapa.

Sihoon kemana? Entahlah. Hangyul udah chat tapi ga dibales. Dia juga gamau ambil pusing. Lagian dari dulu Sihoon emang kayak gitu. Hangyul capek ngadepin sikap tempramennya.

Kenapa sih mereka ga pacaran? Sihoon yang ga mau. Dia lebih suka sama hubungan tanpa status. Hangyul bakal selalu ada di sisinya dan ga akan pernah ngelirik yang lain. Ya itu kan dulu, sekarang bisa aja perasaan Hangyul berubah.



×××



Malem ini Yohan lagi sibuk ngerjain PR. Ga bener-bener dikerjain sih, kalo ada yang susah dia tinggal minta Yuvin ngirim jawabannya. Enak banget emang jadi Yohan.

Pas lagi asik nyalin jawaban, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka. Kirain Pak Shin tau-taunya Hangyul. HANGYUL?!

Yohan kaget banget. Ini pertama kali dia lihat Hangyul masuk ke kamarnya. Dia rada takut gitu secara tadi sempet ada masalah sama Sihoon. Mungkin dia bakal dikasi pelajaran sama Hangyul.

Tanpa aba-aba Hangyul narik lengan Yohan dan maksa dia duduk di pinggir ranjang. Habis itu Hangyul narik kursi belajar Yohan kemudian ngambil posisi duduk di hadapan Yohan.

"Lo mau ngapain??" tanya Yohan penuh selidik.

"Diem." Hangyul meraih kotak obat yang tadi dibawanya. Yohan sampe baru nyadar kalo Hangyul bawa itu.

"Lo mau obatin luka gue? Gausah nanti juga sembuh."

"Bisa diem ga sih?" Galak banget astaga.

Yohan pun nurut daripada dia kena tampar lagi.

Ga lama kemudian Hangyul mulai mengobati luka di sudut bibir Yohan. Perlahan-lahan dia menekan cutton bud berisi salep yang katanya manjur banget. Tapi yang namanya pelan bagi Hangyul belum tentu pelan untuk Yohan.

"Aw!"

"Sorry."

"Biar gue aja yang olesin."

"Aish," Hangyul melototin Yohan bikin Yohan langsung diem.

Hangyul tuh sebenernya udah gugup banget karena jarak mereka cuma dua jengkal. Kemana lagi tatapan Hangyul tertuju kalo bukan ke bibir Yohan? Masa ngobatin bibir tapi natapnya ke kepala? Kan ga nyambung.

"Udah belum?"

Lamunan Hangyul buyar karena pertanyaan Yohan. Dia langsung salting sedangkan Yohan akhirnya bisa bernapas lega setelah sekian detik nahan napas. Udah takut dia daritadi. Bisa aja kan Hangyul marah gara-gara hembusan napas Yohan ngenain wajahnya?

"Makasi Hangyul."

Ucapan Yohan itu berhasil membuat jantung Hangyul langsung deg degan ga karuan. Sebenernya Hangyul ga selemah ini cuma kalo sama Yohan dia mendadak berasa kayak jelly.

Mata Hangyul lagi-lagi mengarah ke bibir Yohan. Kenapa sih itu bibir bentuknya bisa unik banget? Hangyul jadi mikir yang ngga-ngga kan.

"K-kenapa lo liatin gue?"

"Bibir lo.......boleh gue cium ga?"

.

.

.

.

.

.

.

"Sinting!" pekik Yohan yang langsung nemplok muka Hangyul pake bantal.




Bersambung





Shine on Me | yohangyul ✔Where stories live. Discover now