03

3.9K 669 98
                                    

"Maaf..."

Satu kata itulah yang berhasil bikin Hangyul terusik. Makanya dia banyak bengongnya. Waktu gendong Yohan ke uks, Yohan bergumam bilang maaf. Ke siapa lagi kata itu ditujukan kalo bukan ke Hangyul?

"Hangyul."

Panggilan Sihoon ga digubris karena Hangyul asik melamun. Dia bahkan ga nyadar kalo jam pelajaran udah selesai dan sekarang waktunya pulang.

BRAK

Sihoon mukul meja bikin Hangyul kaget. Cuma itu satu-satunya cara yang dipikirin Sihoon untuk balikin kesadaran Hangyul.

"Kenapa?"

"Ck, ini udah jam pulang tau."

Hangyul lalu melihat jam tangannya dan menyadari kelas udah sepi, "Oh iya. Cepet banget."

"Iyalah lo kan bengong aja daritadi."

"Sorry sorry."

"Lo ada rencana kemana?"

"Ga ada sih."

"Ga turun?" Turun tuh maksudnya ke arena balap liar gitu lah.

"Males. Lagian gue udah menang minggu kemarin," jawab Hangyul sambil masang tas selempang di pundaknya.

"Kalo gitu temenin gue ya. Di rumah ga ada siapa-siapa," kata Sihoon sambil menyikut lengan Hangyul dan bertingkah semanja mungkin.

Hangyul pun tersenyum kemudian ngacak rambut Sihoon dengan gemas. Okelah, tujuannya sekarang ke rumah Sihoon. Lupain dulu soal Yohan lagian dia udah sama Yuvin.

Yhaa niatnya sih lupain tapi gimana bisa lupa kalo papasan sama Yohan di halaman sekolah?!

Yohan keliatan lemes banget, mukanya pucet. Untung ada Yuvin yang nemenin ke mobil. Sopir langsung keluar dan bantuin Yohan masuk sementara Hangyul cuma diem ngeliatin Yohan dari atas motor.

"Gyul kenapa ga jalan?" tanya Sihoon agak kesel soalnya Hangyul malah melamun lagi.

"Ah—iya iya."

Motor Hangyul pun melaju kencang keluar dari lingkungan sekolah.

"Kita pulang sekarang tuan muda?" tanya sopir pada Yohan yang sedang bersandar dengan mata terpejam.

"Iya pak."

Yuvin melambaikan tangan ke mobil yang membawa Yohan. Wajahnya keliatan seneng sekaligus khawatir sama kondisi Yohan.

"Semoga lo cepet sembuh," gumamnya memandangi mobil yang semakin menjauh.


×××


Pukul 22.00 Hangyul baru pulang dari rumah Sihoon. Penampilannya berantakan untung masih ganteng. Pak Shin nyamperin dia dengan khawatir tapi Hangyul tetep bersikap santai.

"Tuan muda dari mana saja?"

"Si itu mana?" tanya Hangyul langsung to the point.

"Maksud anda?"

"Ck, masa ga ngerti?"

"Ah! Tuan muda Yohan? Dia sudah tidur setelah minum obat."

"Jadi dia beneran sakit?"

"Sejak pertama pindah dia memang masih demam. Seharunya sudah membaik tapi gara-gara melompat ke kolam renang kemarin, demamnya datang lagi."

Hangyul menelan ludah mendengar ucapan Pak Shin. Bisa dibilang Yohan kembali sakit karena ulahnya yang melempar sepatu Yohan ke kolam.

Tanpa mengatakan apapun, Hangyul segera menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. Ini udah malem dan dia belum mandi. Tapi pas ngelewatin kamar Yohan, tiba-tiba ada dorongan kuat yang nyuruh dia masuk kesana.

Cklek

Hangyul beneran masuk ke kamar Yohan. Awalnya sih cuma diliatin dari ambang pintu tapi kakinya malah jalan sendiri tanpa perintah. Hangyul makin mendekat hingga dia bisa ngeliat Yohan tidur dengan pulas.

Hangyul ga bicara. Dia cuma ngeliatin Yohan merem. Sebenernya dia ga suka sama Yohan. Dia pengen Yohan keluar dari rumah ini. Tapi entah kenapa dengan kondisi Yohan yang kayak sekarang bikin Hangyul melemah.

"Lo terlalu kurus," bisik Hangyul ditengah kesunyian kamar itu. Iya emang bener soalnya tadi pas Hangyul gendong, Yohan terbilang ringan untuknya.

×××


Yohan ga masuk sekolah sehari karena masih jalanin masa pemulihan. Hari ini dia udah bisa balik sekolah lagi. Pak Shin selalu ngingetin supaya Yohan ga telat makan siang. Yohan cuma nyengir aja karena baginya Pak Shin terlalu cerewet. Atau mungkin karena dia ga pernah diperhatiin kayak gini sebelumnya.

Seperti biasa Hangyul bakal melewatkan sarapan bareng Yohan. Dia berangkat duluan sementara Yohan sama sekali ga ambil pusing soal itu.

"Pak Shin, kalo aku ajak temen kesini boleh ga?" tanya Yohan sambil mengunyah roti tawar.

"Tentu saja boleh. Tapi sebelum itu apa dia teman sekelas anda atau...?"

"Namanya Song Yuvin, dia ketua kelas yang kemarin nemenin aku di uks."

Pak Shin hanya mengangguk paham, "Baiklah. Anda boleh mengajaknya kemari."

Bicara soal kejadian pingsan kemarin, Yohan baru nyadar soal siapa yang bawa dia ke uks. Apa harus dia tanya ke Yuvin? Yohan sama sekali ga inget.

Nyampe di sekolah, Yohan langsung lari-lari pas lihat Yuvin jalan di koridor. Yuvin seneng banget ngeliat Yohan udah masuk sekolah lagi.

"Lo udah sembuh?"

"Udah dong. Gue kan kuat," kata Yohan sambil nepuk dadanya. "Eh gue boleh nanya sesuatu ga?"

"Nanya apa?"

"Yang bawa gue ke uks siapa?"

Muka Yuvin langsung berubah, yang awalnya ceria mendadak murung. "Oh itu... Hangyul."

Yohan tiba-tiba berhenti jalan. Dia bengong gitu kayak syok. Yuvin jadi ikutan berhenti.

"Yohan?"

Yohan cuma senyum tipis setelah denger Yuvin nyebut namanya, "Ayo ke kelas," katanya sambil rangkul pundak Yuvin.

Selama pelajaran berlangsung, Yohan ga bisa konsentrasi karena mikirin fakta bahwa yang gendong dia ke uks itu Hangyul. Dia pengen bilang makasi tapi ga tau caranya. Tiap mau deketin Hangyul pasti ada yang menghalangi. Entah Sihoon yang selalu nempel Hangyul atau Yuvin yang ngajak dia makan bareng waktu jam istirahat.

'Mungkin harus bilang pas udah di rumah,' batin Yohan.

×××


Sekarang udah pukul 8 malem dan Hangyul belum juga pulang. Yohan nungguin di depan kamar berharap ada Hangyul yang lewat.

Udah 30 menit dia duduk di depan pintu tapi Hangyul ga kunjung dateng. Baru aja dia mau masuk kamar tiba-tiba ada suara langkah kaki yang mendekat.

"Hangyul!"

Yang dipanggil cuma noleh dengan tatapan tajam. "Apa?"

"Makasi ya."

"Hah?" Hangyul ga ngerti.

Yohan mengusap lehernya sebelum bicara lagi, "Makasi udah bawa gue ke uks. Udah telat sih tapi tetep aja harus bilang makasi."

"Berisik," ucap Hangyul ketus dan langsung masuk ke kamarnya.

Di sana Yohan cuma diem. Antara kecewa sama lega. Kecewanya karena reaksi Hangyul ga bersahabat, lega karena akhirnya bisa bilang makasi.

"Terserah deh," ucap Yohan cuek kemudian masuk ke dalam kamar.

Sementara itu di kamar Hangyul, dia lagi ngomel-ngomel ga jelas sambil ngacak rambutnya.

"Kenapa dia harus pake hoodie pikachu?! Sial! Sial! Sihoon aja ga pernah seimut itu! Arrrghh!!"


Bersambung




Bisa bayangin yohan pake hoodie pikachu yang di tudungnya ada telinga gitu? Gemesss 😭

Shine on Me | yohangyul ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang