Chapter 10

13.8K 632 15
                                    

-The Ritz Carlton Tokyo-

5 bulan kemudian.

Saat ini aku dan Calon istriku Sakura, kami akan Menggelar upacara Pernikahan Secara Militer. Kini di pundakku telah di sematkan Bar 3, dan di Dadaku ada 3 Bintang yang menjelaskan bahwa statusku adalah seorang Captain. ku lirik Sakura di sebelahku, Perutnya sudah membuncit. Entah mengapa aku senang melihatnya. Calon anak kami berjenis kelamin perempuan. Pandanganku terus menuju ke depan, Kami berjalan ke altar di sambut para prajurit militer yang berdiri Tegap di samping kanan dan kiri kami, di masing-masing bahu Mereka Memegang Senjata Laras panjang. Upacara Pernikahan kami di pimpin oleh beberapa Panglima dan petinggi-petinggi Militer lainnya. Istriku-sakura mengeratkan pelukkannya di lengan kekarku.

Kami sampai di altar dan di berkati oleh Bapa Pendeta terlebih dahulu. setelah itu kami mengucap janji pernikahan sehidup semati. "Uhh.. Sshh..." kudengar istriku mendesis lirih sembari mengusap perutnya. "Perutmu sakit lagi?"

"Sepertinya dia menendang lagi Sayang." Aku menghela napas dan ikut mengelus perut istriku. Benar saja, aku merasakan tendangan kecil di sekitar tanganku. sepertinya putri kami sedang senang di dalam sana.

Saat ini Upacara pernikahan kami telah selesai di selenggarakan. Hanya tinggal menikmati resepsi saja. Aku terus mengencangkan lilitan lenganku di pinggang istriku yang entah bagaimana masih mungil walau kini tengah hamil Lima Bulan. malam semakin menjelang, Para tamu semakin banyak berdatangan.

"Uhh, sayang tenang ya nak. Jangan keras-keras menendang perut mama baby girl."

"Putri kita menendang lagi?" Aku berucap dengan nada khawatir, lalu berjongkok di depan perut istriku, mengusap perut itu pelan dan menciumnya lembut.

"Eh, dia langsung tenang." Ucap Sakura seraya mengusap perut buncitnya. Sasuke pun ikut menaruh tangannya di atas perut sakura, menjaga sang anak agar tetap hangat.





































*****

Mansion Uchiha 3 bulan kemudian.

Istriku-- Sakura tengah merengek, dia tidak mau kutinggal barang sedetik saja. padahal misi penyelidikan kasus Sakura belum sepenuhnya rampung. Aku heran di buatnya. Padahal beberapa bulan yang lalu dia tidak pernah seperti ini. aku berinisiatif membelikan sakura Gelang perak dengan Chip dan alat pelacak di dalamnya. Takut-takutnya aku lengah di saat-saat tertentu.

"Sayang, aku hanya pergi bekerja. Tenanglah." Ucapku lembut padanya, jujur saja aku tidak berani berucap dengan nada tinggi, apalagi usia kehamilan istriku sudah memasuki usia Tujuh bulan.

"Yasudah pergi sana!" Nada bicara istriku terdengar setengah membentak.

"Istriku, aku hanya pergi bekerja. aku akan pulang seperti biasa, hm?"

Sakura menangis dan memeluk sasuke. Perasaannya tidak enak, seperti ada sesuatu yang akan terjadi. "Janji ya, kau pulang?"

"Iya, Sayang. Aku pergi, masuklah ke dalam."

"He'em...."




























****

Hyuga Hinata berjalan mengendap-ngendap di sekitar mansion Uchiha, dia melewati taman belakang di sekitar bibir pantai, dan benar saja Targetnya ada di taman belakang sendirian. dia sedang mengusap perutnya yang membuncit. Che! Wanita merah muda itu hamil tua rupanya! dan sedetik kemudian ia mengeluarkan saput tangan bius dari dalam kantongnya, berjalan pelan-pelan dan dapat. Ia menutup hidung Sakura dengan saput tangan itu. Mudah sekali.



INCREDIBLE LOVE STORY! 🔞 ✔✔Where stories live. Discover now