Terungkap

2.6K 222 11
                                    


.
.
.
"Hei kuan..... (panggil yibo)
Tempat ini sangat membosankan, kita kembali ke kampus saja"
"Haa,, bukannya tempat balapan ini adalah tempat favoritmu? Kenapa malah ingin ke kampus?" (tanya heran sahabatnya itu)
"Kita terlalu sering membolos, bagaimana jika benar-benar di DO?"
"Hahaha kau ini ini aneh sekali, bukannya kau bilang tidak ada yang berani mengeluarkanmu dari kampus itu, kau akan membakarnya jika mereka berani mengeluarkanmu" 
"Ituu... Aku kan hanya bercanda, kau tidak mengerti apa..."
"Aku rasa kau ke kampus bukan karna takut di keluarkan..." (memegang dagu lancipnya)
"Lalu apa lagi? Aku memang berpikir begitu, kau jangan mulai lagi kuan aku sedang malas memikirkan kata-kata ambigu mu itu"
"kau ingin kembali ke kampus karna merindukan seseorang"
"Iaa, aku merindukan pak dosen yang waktu itu melemparkku dengan spidolnya"
"Aku rasa tidak...."
"Berhenti membuatku bingung"
"Aku rasa kau sedang memikirkan seseorang yang sangat spesial dan yang jelas dia bukan dosen kita"
"Tentu saja tidak, jangan mengada-ada"
"Aku ingin bertanya boo, siapa yang sedang kau pikirkan sekarang?"
Yibo hanya terdiam sambi menggaruk kepalanya yang tidak gatal sama sekali
"Ayo jawab?"
"Tidak tau... Terserah kau saja, dasar aneh" (memakai helm lalu pergi kearah motornya)
"Dasar bodoh, masih tidak mau mengakuinya juga haa..." (membuat smirk diwajah tampannya)
"Kenapa malah wajahnya yang terus muncul di pikiranku? sialan....." (yibo berbicara pelan)
"Hati-hati boo, fokuslah membawa motor jangan terus memikirkan anak itu" (teriak haikuan)
"Sialan kau, anak siapa? Aku tidak memikirkan siapapun" (yibo pergi dengan wajah kesal) 
Haikuan tersenyum puas
"Ternyata menggoda si bodoh itu sangat menyenangkan" (tertawa kecil)
.
.
.
.
.
.
.
.
Seorang pemuda berjalan perlahan terlihat seperti seorang detektif yang sedang mengikuti penjahat, padahal itu di kampusnya sendiri tetapi dia sangat waspada dengan sekelilingnya.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
Sontak saja suara itu membuat ia melompat kaget, jantungnya berdetak semakin kencang
"Astagaaa (memegang dada bidangnya) apa yang kau lakukan, bagaimana jika aku terkena serangan jantung?"
"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan disini? kelasmu kan disebalah sana (menunjuk kearah kelas semester 3)
"Aahhh, benarkah? berarti aku salah jalan, aku pikir tadi ini kelasku (pura-pura bingung) Lagipula semua ruangan disini terlihat sama jadi aku sedikit bingung"
"Hei bin kau bicara dengan siapa?" (tanya zhoucheng)
"Lihat saja sendiri" (tersenyum menunjukkan gigi rapatnya)
Zhoucheng berjalan keluar kelas, ia penasaran, siapa orang yang sedang berbicara dengan sahabatnya itu
"Kau lagii, apa yang kau lakukan disini?"
"Aku.... aku salah jalan,, aahh tidak aku salah melihat kelas aku pikir ini kelasku" (menggaruk kepalanya)
"Benarkah? sudah setahun lebih kau menjadi mahasiswa disini tapi masih salah masuk kelas? seperti anak baru saja"
"Tentu saja, lihat saja sendiri ruangan disini semuanya terlihat sama wajar saja jika aku salah melihat"
"Kau tidak lihat disetiap kelas ada papan tulisnya, dasar bodoh"
"Kau ini......."
"Sudalah, mungkin saja yibo berkata benar cheng" (sanggah yubin)
"Terserah...."
Yibo tidak mempedulikan perkataan zhoucheng, dia terlihat tidak tenang, matanya terus melihat kedalam kelas. Sepertinya dia sedang mencari seseorang.
"Tunggu apa lagi, pergi sana" (ucap sarkas zhoucheng)
Yibo hanya terdiam, ia terus melihat kedalam kelas
"Kau mencari xiao zhan?" (tanya yubin)
"Memangnya anak itu kemana?" (ekspresi cuek)
"Xiao zhan pulang duluan, dia merasa tidak enak badan" (balas zhoucheng malas)
"Haaa, xiao zhan sakit..
Lalu kenapa kalian masih disini, kalian tidak menemaninya?"
"Dia tidak mau, kami sudah membujuknya tapi malah dimarahi" (jawab yubin)
"Kalau begitu aku pergi dulu"
Mau kemana kau (tanya zhoucheng)
Kemana lagi, aku pergi ke kelas (jawab yibo enteng)
"Dasar aneh...... ayo bin"
Zhoucheng menarik tangan yubin masuk ke dalam kelas
.
.
.
"Mau kemana lagi kau? aku baru saja sampai kau malah pergi"
"Ooh ituu... aku ingin pulang"
"Haaa, untuk apa?"
"Ayahku menelpon dia menyuruhku pulang"
"Kau sudah baikan dengan ayahmu?"
"Hmm.. Aku harus pulang"
"Ayolah boo aku tau kau sedang berbohong, sebenarnya kau mau kemana ha?"
"Diamlah kau berisik sekali
Aku ingin pulang, masuklah ke kelas dan ikuti pelajaran dengan baik setelah itu kau bisa melihat pujaan hatimu yang berbisa itu"
"Jangan mengatainya dihadapanku, kau ingin ku tendang?"
Tak ada jawaban dari sahabatnya itu
"Terserah kau saja, lakukan apa yang kau inginkan"
"Baikalah aku pergi" (menyalakan motor kesayangannya)
.......................................................................
Yibo memarkirkan motornya didepan sebuah asrama yang terlihat sepi
"Apa yang harus aku lakukan saat bertemu dengannya? pasti akan sangat canggung (berpikir keras)
apa lebih baik aku kembali saja?
Tapi aku khawatir, bagaimana jika dia sedang kesakitan sekarang?
Tapi........ Aaaahhh (mengacak rambutnya)
Terserah, apapun yang terjadi aku akan menerimanya"
Yibo berjalan masuk kedalam asrama tempat xiao zhan dan zhoucheng tinggal.
"Ehemm ehemm" (merapikan kerah jaketnya)
"Hai zhan, apa kabar, kau sakit yaa?
Tidak-tidak" (menggelengkan kepalanya)
"Aku dengar kau sedang sakit, kau ini lemah sekali (membuat smirk diwajah tampannya)
Aahh bukan begitu wang yibo, kau akan di lempar dari lantai 3" (memukul pelan kepalanya)
"Hai zhan, aku dengar kau sakit, bagaimana keadaanmu? Aku kesini karna mengkhawatirkankan mu.
ayolah boo itu terlalu menggelikan"
Yibo terus saja berbicara sendiri seperti orang gila, ia terus memikirkan kata-kata yang akan diucapkan saat bertemu xiao zhan nanti
"Akhirnya sampai juga, kenapa anak itu kamarnya berada di lantai paling atas, mana asramanya tidak punya liftnya lagi. melelahkan sekali"
.
Yibo terlihat bingung saat melihat pintu kamar xiao zhan yang terbuka, ia merasa ada yang aneh.
Xiao zhan bukan tipe orang teledor seperti itu, tidak mungkin ia lupa menutup pintu kamarnya.
"Kenapa pintu kamarnya terbuka, apa dia sedang membersihkan kamarnya?
Tapi dia kan sedang sakit"
Yibo berjalan mendekat dan berusaha melihat kedalam kamar xiao zhan
Betapa terkejutnya seorang wang yibo saat melihat pemuda bertubuh ringkih itu sedang duduk di lantai bersandar di kaki meja sambil memeluk sebuah album foto, terlihat sangat berantakan dengan mata sebam dan terus berkata "maaf, maaf maafkan aku"
Xiao zhan terlihat bingung dan sangat ketakukan
"Xiao zhan kau..........
Langkah yibo terhenti, tiba-tiba saja ia mengingat perkataan zhoucheng.
Keadaan xiao zhan hanya akan semakin memburuk jika xiao zhan melihatnya.
Yibo terjatuh, berlutut di depan pintu kamar sambil melihat xiao zhan yang sedang menangis ketakutan
Tanpa sadar butiran kristal dari matanya juga ikut terjatuh membasahi pipinya
Sangat menyakitkan, ribuan kali lebih menyakitkan daripada kejadian saat di pemakaman saat itu
"Maafkan aku, maafkan aku zhan. Aku memang pria brengsek, aku sama sekali tidak berguna.
Yibo menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi kepada xiao zhan
Ia terus menangis sampai dadanya terasa sesak.
"Apa yang harus aku lakukan?
Yibo terdiam sejenak lalu mengambil ponsel di saku jaketnya
"Halo kuan, apa kau masih di kampus"
"Suaramu kenapa boo, kau baik-baik saja?" (tanya haikuan)
"Aku... (Menarik nafas dalam)
Bisakah kau menyuruh zhoucheng dan yubin datang ke asrama"
"Apa yang terjadi?"
"Xiao zhan, traumanya...........
Yibo memukul ponselnya ke tembok,ia benar-benar tidak bisa melanjutkan perktaannya.
......................................................................
Zhoucheng, haikuan dan yubin berlari kearah yibo yang sedang terduduk lemah di samping kamar xiao zhan..
"Apa yang terjadi boo?" (tanya haikuan)
Tak ada jawaban dari pria tampan itu
Zhoucheng dan yubin langsung masuk ke dalam kamar tanpa mempedulikan yibo
"Zhan.... (Zhoucheng berjalan perlahan kearah xiao zhan)
"Xiao zhan....." (panggil lembut zhoucheng)
Tak ada jawaban dari pemuda manis itu
"Aku dan yubin disini zhan, tenanglah" (duduk disamping xiao zhan)
"Kami disini zhan" (tambah yubin)
"Zhoucheng, yubin" (balas pelan xiao zhan)
"Iyaa zhan, aku disini"
Kali ini zhoucheng benar-benar tidak bisa menahan air matanya, ia menangis sambil memeluk xiao zhan
"Kami disini zhan, aku mohon jangan seperti ini lagi" (yubin ikut memeluk xiao zhan)
Setelah beberapa menit ditenangkan oleh zhoucheng dan yubin akhirnya
xiao zhan terlihat sedikit lebih tenang, ia tidak terlihat ketakutan lagi
"Bangunlah, istirahat di tempat tidur saja" (zhoucheng dan yubin membantu xiao zhan berdiri dan berjalan ke tempat tidur nya)
"Bin ambilkan obatnya"
"Mmm.... (Berjalan mengambil obat diatas meja belajar xiao zhan)
"Ini zhan minum obatmu dulu"
Dengan tenang xiao zhan bangun dan meminum obatnya
"Naah, sekarang kau boleh istirahat" (terseyum manis ke sahabatnya itu)
Zhoucheng dan yubin ingin pergi tetapi xiao zhan menahan mereka
"Kalian mau ke mana, jangan tinggalkan aku sendiri"
"Baiklah, kami akan tetap disini sampai kau tertidur" (memegang tangan xiao zhan)
.
.
"Boo" (panggil haikuan)
Tak ada jawaban dari pemuda tampan itu
"Jangan salahkan dirimu, semua yang terjadi pada xiao zhan bukan hanya karna dirimu.
Dokter kan sudah bilang itu terjadi karna xiao zhan mengalami trauma berat karna masa lalunya" (berusaha menenangkan yibo)
"Aku tidak tau seperti apa masa lalunya, tapi yang jelas aku orang yang membuatnya kembali mengingat masa lalunya yang menyakitkan" (hampir meneteskan air matanya)
"Tenanglah boo, dia akan baik-baik saja"
.
Yubin keluar menemui haikuan dan yibo
"Bagaimana bin? apa xiao zhan baik-baik saja"
Yibo menatap yubin serius
"Mmm... Syukurlah dia sudah tenang sekarang, kami sudah memberikan obatnya dan sekarang dia sedang tidur"
"Syukurlah" (balas haikuan)
"Apa aku boleh melihatnya?" (tanya yibo)
"Tapi aku rasaa sekarang bukan waktu yang tepat untuk........
"Masuklah, selagi dia sedang tertidur" (balas zhoucheng)
"Benarkah?"
"cepatlah atau aku berubah pikiran"
"Terimah kasih cheng"
Yibo langsung berlari melihat keadaan xiao zhan
"Cheng kenapa kau membiarkan yibo menemui zhan zhan" (tanya yubin)
"Biarkan saja, aku hanya tidak ingin melihat dia mati ketakutan diluar sana, memangnya kau ingin bertanggung jawab apa?"
"Tentu saja tidak"
Haikuan hanya terdiam di dekat pintu sambil tersenyum manis kearah zhoucheng, entah apa yang sedang pemuda itu pikirkan.
.
.
"Zhan.... (Panggil yibo pelan)"
Yibo berjalan mendekati xiao zhan yang sedang tertidur lelap
"Aku tau aku salah, jangan seperti ini lagi, kau membuatku sangat takut.
Bangunlah dan maki aku sepuasnya, kau juga boleh memukulku tapi aku mohon jangan bertingkah seperti ini, aku benar-benar ketakutan"
Yibo bicara sambil menahan tangisnya.
"Apa yang harus aku lakukan agar kau sembuh, aku mohon.............
Yibo berbalik lalu pergi keluar, pikirannya benar-benar kacau, ia tidak tau harus melakukan apa.
"Hei kau" (panggil zhoucheng)
Panggilan zhoucheng menghentikan langkahnya.
"Jangan terlalu menyalahkan dirimu, semua ini terjadi bukan hanya karnamu.
Memang benar xiao zhan kembali seperti sekarang karna perbuatanmu, tetapi sebelum bertemu denganmu dia memang sudah sakit seperti ini"
"apa kau tau apa yang terjadi sampai dia menderita seperti ini"
"Aku juga baru tau belakangan ini, xiao zhan sendiri yang menceritakannya"
"Bisakah kau menceritakannya padaku, aku mohon" (tatap dalam)
"Baiklah, tapi kalian harus berjanji tidak membahas soal ini kepada xiao zhan" (menatap yibo dan haikuan)
"Mmmm.... (Mengangguk setuju)
"sejak kecil xiao zhan dirawat oleh neneknya"
"Wahh sama sepertimu (haikuan melirik yibo)
"Kau jugaa?" (tanya zhoucheng tak percaya)
Yibo hanya terdiam.....
Zhoucheng berjalan kearah sofa.
"Orang tua xiao zhan sering bertengkar, ayahnya sering menyiksa ibunya walaupun ada xiao zhan di hadapan mereka.
Ibunya meninggal bunuh diri, ayahnya masuk penjara akibat kekerasan yang dilakukannya terhadap xiao zhan tetapi ayahnya juga bunuh diri, ia tidak terima dimasukkan kedalam penjara.
Sejak saat itulah xiao zhan tinggal bersama neneknya.
"Dia mengalami kejadian sekejam itu diusianya yang masih sangat muda" (balas haikuan dengan ekspresi sedih)
"Hmm..... neneknya merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang, hanya saja trauma yang dialaminya terlalu berat, itulah mengapa ia mengurung diri dan selalu menolak jika ada yang ingin berteman dengannya.
Ia tidak bisa mentolerir semua bentuk kekerasan, karna hal itu akan membuatnya mengingat kembali masa lalunya yang menyakitkan.
Perkataan zhoucheng membuat yibo kembali mengingat semua kejadian yang telah ia lakukan kepada xiao zhan.
Yibo hanya terdiam menutup matanya sambil meremas ujung jaketnya.
"Boo" (haikuan menepuk bahu yibo)
"Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja. Kita semua akan berusaha agar xiao zhan melupakan kenangan buruknya dan menggantinya dengan kenangan indah yang akan selalu membuatnya tersenyum"
"Benar sekali, kita harus berusaha agar masa lalu yang menyakitkan itu menghilang untuk selama-lamanya" (balas yubin)
"Tentu saja, aku yakin itu.
Anak sebaik xiao zhan pasti akan memiliki kehidupan yang baik dan hidup bahagia selamanya" (tambah zhoucheng)
"Kami pergi, hubungi kami jika terjadi sesuatu. Ayo kuan"
"Baiklah......."
.
.
.
.
.
.
Angin sore menerpa wajah kedua pemuda tampan yang sedang duduk bersandar di sebuah pohon beringin sambil menatap kearah danau yang terlihat tenang dan indah.
"Apa yang kau pikirkan?" (tanya haikuan)
"Aku mengerti sekarang" (jawab yibo ambigu)
"Mengerti apa?" (tanya haikuan)
"Aku mulai mengerti apa yang sering kau katakan belakangan ini padaku"
"Memangnya aku bilang apa?" (tanya haikua bingung)
"Tentang perasaanku"
Sahabatnya itu hanya tersenyum
"Selama ini aku juga selalu memikirkannya tetapi aku.........(yibo menghentikan kata-katanya)
"Tetapi?" (Tanya haikuan)
"Tetapi kali ini aku tau apa yang aku rasakan" (menghela nafas panjang)
"Jadi maksudmu........." (melirik yibo sambil mengangkat kedua alisnya)
"Sepertinya aku memiliki perasaan kepada anak itu.
Aku tidak ingin menolak atau menyangkalnya lagi"
"Ohooo, akhirnya kau sadar juga wang yibo.
"Sok tau"
"Aku ini sahabatmu, aku tau semua tentang mu"
"tau apa kau tentang perasaanku?" (ekpresi kesal)
"Tentu saja tau.
Kau pikir selama ini aku tidak tau kau diam-diam belajar memasak, kau pikir aku tidak tau kau tidak mau melepaskan plester luka dijari-jarimu selama berminggu-minggu agar terus mengingat xiao zhan, kau bahkan seperti orang gila yang tertawa dan berbicara sendiri dan yang paling ajaib kau mulai bertingkah lembut, aku tidak pernah melihatmu berkelahi atau membully orang lagi.
Hahahaha sangat lucu"
"Kau ini...............
Sahabat sialan, kalau sudah tau tentang perasaanku kenapa tidak memberitahuku, malah membuatku bingung?"
"Tidak mau...
Aku ingin kau sendiri yang menyadari perasaanmu dan lihat sekarang......"
"Hhaaaaah (menutup mata sambil menarik nafas dalam)
"Bagaimana, merasa lebih baik setelah mengakuinya?
Setelah ini kau harus menyatakannya langsung oke"
"Ciiihh, kau saja tidak berani malah menyuruhku" (balas yibo)
"Hhaaaah, kau tau sendiri bagaimana zhoucheng.
Aku harus sabar dan pelan-pelan dengannya jika tidak dia akan menjauh dan memberontak"
"Hahahaha"
"Apa yang lucu boo"
"Aku hanya tidak menyangka, sahabatku menyukai tipe orang seperti itu iihhh"
"Apa salahnya, dia itu sangat menarik"
"Terserah kau, mulut berbisa dibilang menarik"
"Itulah yang membuatnya menarik, dia terlihat manis saat memaki"
"Dasar aneh" (mendorong pelan haikuan)
Mereka saling menatap lalu tertawa bersama.
.
.

Chapt kali ini lebih panjang yaa😁
Semoga kalian suka❤️
Terus ikutin ceritanya yaa😘




BEAUTIFUL Where stories live. Discover now