sorry and thank you (end)

3.8K 216 27
                                    


Di depan kelas yang cukup ramai, dua orang pemuda sedang berdiri dengan ekpresi bingung sambil menatap layar ponsel mereka
"Dimana anak itu, dia tidak mengangkat telfonku"
"Apa dia sedang di tempat balapan?"
"Aku rasa tidak, belakangan ini yibo tidak pernah main kesana lagi"
"Lalu bagaimana, dia menghilang seperti ini. Kita harus apa?"
"Entalah, lebih baik kita pergi temui zhoucheng dan yubin saja"
"Baiklah"
.
.
"Cheng... (Panggil haikuan kearah zhoucheng dan yubin yang sedang bercerita di bangku taman)
"kuan.. (tersenyum manis)
"Kalian tidak ada kelas, kenapa duduk disini?"
"Baru saja selesai"
"Dimana xiao zhan?"
"Dia langsung pulang, perasaanya masih kacau, bahkan dia tidak bicara sedikitpun"
"Ngomong-ngomong sudah beberapa hari ini aku tidak melihat yibo, dimana anak nakal itu?"
"Kami juga tidak tau, sepertinya dia sedang sibuk" (balas yuchen)
"Kemarin aku ke rumahnya tetapi dia sedang keluar" (tambah haikuan)
"Apa dia sibuk bersama gadis cantik itu?"
"Tidak mungkin, kau jangan berpikir yang aneh-aneh.
Setelah ini aku dan yuchen akan pergi mencarinya"
"Sepertinya masalah ini semakin rumit
Kenapa anak nakal itu pake hilang segala sih...
"Kalau begitu kami pergi dulu..
"Hubungi kami jika sudah menemukannya, aku ingin sekali menendang kepalanya"
Haikuan hanya membalas ucapan kekasih manisnya itu dengan senyuman tipis diwajah tampannya.
.
.
.

"Kenapa aku hanya berdiam diri ditempat ini, harusnya aku pergi menemuinya, mungkin saja pesan yang  dikirimnya kemarin memang benar (membanting pelan tubuh ringkihnya ke kasur empuk miliknya)
Tapiiii.....
Masa itu adiknya, dia kan anak tunggal, kebohongannya sangat jelas (mengangkat ujung bibirnya)
Apa aku langsung ke rumahnya saja?
Tapi bagaimana kalau ada wanita itu disana? aku takut akan membunuh mereka berdua. (Meremas selimut)
Aaahh (mengacak-acak rambutnya)
Aku sangat kesal, liat saja kau wang yibo"
Xiao zhan mengambil ponselnya dari dalam tas lalu mengeceknya.
*85 panggilan tak terjawab, 54 pesan*
"Lagiii?? Anak itu, apa dia berkata jujur?
Tapi kenapa dia tidak datang menemuiku.
Dia lebih memilih wanita itu dari pada aku?"
Ekspresi xiao zhan tiba-tiba saja berubah menjadi sedih.
Rasa sayang, cemburu dan rindu bergabung menjadi satu.
"Apa aku hubungi zhoucheng saja?
Mungkin dia bisa membantuku..
Tapi kemarin kan aku...... Haa sudalah, terserah saja, aku benar-benar pusing sekarang..

From : zhan zhan
To : cheng cheng

"Kau diaman?"

From : cheng cheng
To : zhan zhan

"Aku masih di kampus bersama yubin
Kau dimana?"

From : zhan zhan
To : cheng cheng

"Aku di asrama
Bisakah kalian datang kemari?"

From : cheng cheng
To : zhan zhan

"Tentu saja zhan, tunggu kami"😊
.

"Bin rapikan buku-bukumu, kita ke asrama sekarang
Ke asrama? kenapa, apa xiao zhan baik-baik saja?"
"Entalah, dia menyuruh kita berdua kesana"
"Baiklah....
Karna jarak kampus dan asrama yang tidak begitu jauh, jadi tidak butuh waktu lama bagi kedua sahabat itu untuk sampai ke sana.
"Zhan...... (panggil zhoucheng sambil mengetuk pintu)
Tak ada jawaban dari pemuda yang dipanggil namanya itu.
"zhan zhan, ini kami" (tambah yubin)
Xiao zhan tersadar dari lamuannya setelah mendengar suara yubin yang memanggil keras namanya
"Tunggu (berjalan membukakan pintu)
"Kenapa lambat sekali" (ucap yubin sambil berjalan masuk kedalam)
"Aah..... maaf, tadi aku sedang di kamar mandi"
"Sudalah, tidak apa-apa ko" (balas zhoucheng sambil tersenyum manis)
"Jadi sekarang bagaimana?" (tanya yubin sambil menatap kedua sahabatnya itu)
"Bagaimana apanya?" (tanya balik xioa zhan)
"Aku pikir kau memanggil kami berdua karna merencanakan sesuatu"
"Rencana apa? aku hanya kesepian makanya menyuruh kalian datang" (elak xiao zhan sambil melirik kearah jendela)
"Benarkah? apa kau yakin tidak ada yang sedang mengganggu pikiranmu?" (tanya zhoucheng)
"Mmmm.... (Menggigit jari)
"Ayolah, kami ini sahabatmu kenapa masih ragu begitu"
"Baiklah...
Aku memanggil kalian karna aku sedang bingung, aku tidak tau apa yang harus aku lakukan"
"Maksudmu tentang yibo?"
"Iaa, aku tidak tau harus bagaimana.
Kemarin yibo memberiku kabar, katanya dia sedang menemani adiknya yang baru datang dari amerika, tapi aku tidak yakin"
"Jadi maksudmu, gadis yang kita lihat bersama yibo di kafe itu adiknya? (Tanya zhoucheng)
"Tapi dia kan anak tunggal, adik darimana? apa itu adik tirinya" (balas yubin cepat)
"Entalah, aku benar-benar bingung dan sangat kesal, bukannya datang menemuiku malah hanya mengirimkan pesan dan menelfonku"
"Bilang saja  kau merindukannya?"
"Rindu? aku?
Kau masih tidur.. (Jawab xiao zhan gelagapan)
"Jujur saja zhan, kau sangat merindukan anak nakal itu, tapi rasa cemburumu juga sangat besar" (tertawa kecil)
"Bin berhenti menggoda zhan zhan" (balas zhoucheng)
"Aku mengatakan yang sebenarnya" (melirik malas zhoucheng)
"Zhan....... (Panggil pelan zhoucheng)
"Mmm....
"Daripada kau semakin pusing karna memikirkan anak itu lebih baik kita langsung ke rumahnya saja"
"Tapii aku...
"Sudalah, kita kesana saja zhan" (balas cepat yubin)
"Baiklah, tetapi dengan satu syarat, kalian berdua tidak boleh membela yibo, biar aku sendiri yang mengurusnya?"
"Terserah kau saja yang pasti kami berdua selalu berada disampingmu" (balas lembut zhoucheng)
"Kalian yang terbaik" (balas xiao zhan sambil tersenyum manis)
.
.
Xiao zhan, zhoucheng dan yubin memutuskan untuk pergi kerumah yibo tanpa mengabari yibo ataupun kedua sahabatnya haikuan dan yuchen.
"Waaah, apa ini rumahnya?" (tanya zhoucheng)
"Ia cheng ini rumahnya"
"Kau sangat beruntung zhan" (ucap yubin santai)
"Haaa.. Beruntung apanya?"
"Nanti kan kau juga akan menjadi pemilik rumah mewah ini, kau akan tinggal disini" (tertawa kecil)
"Biin, ini bukan waktunya bercanda" (balas zhoucheng serius)
"Dasar anak nakal, harusnya tadi kau tidak membawanya cheng"
Yubin hanya terdiam dengan tatapan kesal sambil mengangkat ujung bibirnya.
"Pencet belnya bin" (interupsi zhoucheng)
"Kenapa aku?"
"Hukuman untukmu" (tersenyum tipis)
"Sialan....
Yubin memencet belnya beberapa kali namun tidak ada respon sama sekali
"Permisi.... Permisi...
"Lebih kuat bin" (ucap santai zhoucheng)
"Kau saja, suaramu kan lebih kencang seperti toa"
"Kalian ini.....
Permisi. (Teriak xiao zhan)
Setelah beberapa saat tiba-tiba saja muncul seorang penjaga dari balik gerbang yang kokoh itu
"Oh, tuan muda xiao zhan (berlari kecil)
Maaf karna sudah membuat tuan menunggu" (membungkuk kearah tiga pemuda itu)
"Waah tuan muda yaa" (bisik yubin)
"Diam kau" (xiao zhan mencubit pelan perut yubin)
Tidak apa-apa ko, kami juga baru tiba" (tersenyum manis)
"Silahkan masuk" (membuka gerbang mewah itu)
Xiao zhan dan kedua sahabatnya itu masuk sambil melihat sekeliling mereka
"Tuan ingin bertemu tuan muda yibo?"
"Apa dia ada dirumah?
Ia tuan, saya akan pergi memanggilnya"
"Eeh, tunggu dulu.
Apa dia sendirian?"
"Tidak tuan, tuan muda sedang bersama nona muda"
"Ternyata benar dugaanku, dia sedang bersama wanita itu" (bicara dalam hati)
"Haaa... Nona muda?" (balas yubin)
"Benar, nona muda baru saja tiba dari luar negeri jadi tuan muda sangat senang dan menemaninya sepanjang hari"
Kata-kata pelayan tersebut bagaikan sebilah pisau yang langsung menancap didada xiao zhan.
Siapa gadis yang dipanggil nona muda itu, apa benar dia gadis yang sama yang mereka temui di depan kafe?
Apa benar dia adik yibo, atau dia......
Pikiran-pikiran itu mulai bermain dikepala xiao zhan
"Zhan....
Suara zhoucheng membuat xiao zhan tersadar dari lamuannya
"Aku baik-baik saja cheng" (terseyum tipis kearah sahabatnya itu)
"Kalau begitu saya panggilkan tuan muda dulu"
"Jangan.. (Balas cepat xiao zhan)
Pelayan itu hanya terdiam dengan ekspresi bingung
"Biarkan saja mereka, kami tidak ingin mengganggu mereka"
"Tapii tuan... (Balas ragu pelayan itu)
"Zhan kenapa malah pergi?" (bisik zhoucheng)
"Sudalah cheng" (balas pelan xiao zhan)
"Tidak apa-apa, kami akan datang kembali saat yibo tidak sibuk"
"Baiklah tuan, saya akan memberitahu tuan muda"
"Dan soal itu, aku harap bapak tidak memberitahu yibo kalau kami datang kemari. Aku mohon" (balas xioa zhan sambil membungkuk kearah pelayan tersebut)
"Tuan muda tolong jangan seperti ini.(dengan cepat pelayan itu balas membungkuk)
Saya akan mengikuti perkataan tuan, saya tidak akan memberitahu kedatangan tuan kepada tuan muda yibo" (tersenyum manis)
"Xiexie ni"
Dengan cepat xiao zhan berjalan keluar, bahkan dia meninggalkan kedua temannya dibelakang.
Sepertinya pikirannya makin kacau, bagaimana bisa yibo hanya mengabarinya lewat ponsel padahal pemuda tampan itu hanya berdiam diri dirumah.
"Zhan tunggu kami" (teriak zhoucheng)
"Astaga, sepertinya dia marah"
"Sejak awal dia memang sudah marah bin" (balas zhoucheng)
"Yasudah, kita kejar dia dulu"
Xiao zhan berlari kecil berusaha menjauhi kedua sahabatnya itu
"Zhan jangan melarikan diri seperti ini, kita bahkan belum memastikan apapun" (teriak zhoucheng)
Xiao zhan terdiam saat mendengar perkataan zhoucheng
"Apa lagi cheng, semuanya sudah jelas.
Aku.....
Xiao zhan mengehentikan kata-katanya, ia berusaha menahan agar cairan bening dari mata indahnya tidak keluar membasahi pipinya.
"Mungkin saja yang dikatakan yibo memang benar zhan"
Zhoucheng dan yubin berjalan mendekati xiao zhan yang mematung dengan tatapan kosongnya
"Aku mohon pada kalian berdua, biarkan aku sendiri.
Sekarang aku benar-benar ingin sendiri"
"Tapi zhan...
"Sudalah bin, berikan dia waktu" (zhoucheng menahan bahu yubin)
"Tapi kau akan kemana?" (tanya yubin khawatir)
"Aku tidak akan pergi jauh, jangan menghawatirkan ku"
"Baiklah, ingatlah kami akan selalu ada untukmu" (senyum manis)
Xiao zhan hanya terdiam sambil mengangguk pelan)
"Cheng, kita benar-benar meninggalkannya sendirian?"
"Mmm.... Aku rasa dia butuh waktu untuk ini" (menatap teduh punggung xiao zhan yang perlahan mulai menjauhi mereka)
.
.
.
.
.

BEAUTIFUL Where stories live. Discover now