2. Sampai Jumpa Besok

420 8 44
                                    


Aku seharusnya bukan orang yang mudah jatuh cinta,

apalagi pada pandangan pertama.


07.20 WIB

"Absennya tanda tangan di sini ya, dicari namanya," ujar seorang wanita yang berjaga di meja registrasi sambil menunjuk beberapa lembar kertas yang dijejerkan di atas meja.

"Oke, Mba," jawabku.

"Kalau udah, name tag-nya diambil, ya. Nanti langsung duduk aja sesuai kelasnya," lanjutnya, mengarahkanku untuk mengambil papan nama kecil berwarna hijau.


Management Trainee Program 2019
Angkatan 82
Renata Wulan Gabriela


Kujepitkan papan nama itu di kantong kemeja putihku sambil melangkah memasuki aula yang sudah dipenuhi dengan kursi. Boleh dikatakan, ini hari pertamaku bekerja. Walaupun sebenarnya, perjalanan masih panjang. Aku diterima melalui jalur Management Trainee Program (MTP). Bagi pegawai yang diterima melalui jalur ini, butuh 3 bulan pelatihan (training) terlebih dahulu, sebelum benar-benar ditempatkan di bagian tertentu. Perusahaan tempatku bekerja mengadakan program ini secara berkala, dan mengelompokkan tiap angkatannya menjadi kelas dengan urutan angka.

Hari ini, semua peserta baru MTP berkumpul di aula gedung pelatihan kami di daerah Kemang, Jakarta Selatan, untuk mengikuti pengarahan sebelum rangkaian training dimulai. Total sekitar 150 kursi sudah tertata rapi di sini. Cukup banyak, karena kali ini ada lima kelas yang akan mengikuti trianing dalam waktu yang bersamaan.

Sekitar tiga per empat aula sudah terisi. Langsung saja aku duduk di baris kedua dari belakang, di kelompok kursi dengan papan keterangan "Kelas 82".

Harusnya Robby juga ada di sini, dia juga salah satu peserta MTP. Mataku tak berhenti melihat ke sekeliling, kalau-kalau aku bisa menemukannya. Namun mencari orang yang wajahnya baru kulihat sekali, di sekeliling orang-orang yang juga menggunakan atasan putih dan bawahan biru dongker rasanya cukup sulit, ya.


30 menit berlalu, pengarahan berjalan dengan lancar. Dibuka dengan sambutan dari salah satu pembina, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan profil perusahaan. Namun sudut mataku seperti menangkap sesuatu.

Robby! Iya, tidak salah lagi. Ternyata sejak tadi dia di sini, duduk di depanku, serong satu kursi di kanan. Bisa-bisanya aku tidak menyadari sejak tadi. Senangnya, ternyata kami satu kelas!

Sepanjang acara, dia tidak menengok ke belakang. Ingin rasanya menepuk pundaknya dan bertanya, "Hai, masih ingat aku?"

Tapi... Ah! Sok kenal banget. Mana ada orang yang langsung dekat hanya dengan sekali perkenalan sesaat. Akhirnya kuurungkan niatku.

Sepertinya ia sempat melihatku saat sesi makan siang, namun sampai acara selesai, kami tak saling bicara.

Hingga sesuatu terjadi di sore hari.


Ketika itu, acara telah selesai dan semua peserta sudah berpencar untuk pulang ke rumah masing-masing. Tepat di depan gerbang utama gedung pelatihan, kami berdiri berseberangan. Aku berada di sisi kiri gerbang dan dia di sisi kanan, sekitar 20 meter jaraknya. Aku melihatnya, dan dia pun membalas tatapanku. Sempat ada beberapa detik yang canggung.

 Kenapa kamu hanya menatapku? Sedang berusaha mengingat namaku?

Jujur, canggung sekali bertatapan dengan orang yang baru kukenal tanpa tahu harus menyapa dengan bagaimana.

Sampai akhirnya, dengan kikuknya kulambaikan tanganku ke arahnya.

"Hei! Rena! Siapa orang asing yang baru mengenalmu yang akan membalas lambaian tangan kikukmu itu?" Tiba-tiba pikiranku berteriak memarahi otot-otot lenganku.

"Benar-benar gerakan bodoh!" pikirku. Segera kuturunkan lagi tanganku dengan cepat.

Namun betapa kagetnya aku.

Dari seberang sana, dia membalas lambaian tanganku. Tanpa kata, tanpa suara. Namun tatapannya jelas padaku. Seperti dia ingin berkata, "Iya, aku melihatmu."


— Robby, jadi apa kamu melihatnya? Melihat senyumanku saat itu. Sebenarnya, aku ingin sekali menghampirimu. Menanyakan kamu pulang ke mana, naik apa, atau pertanyaan basa-basi lainnya. Tapi yang akhirnya kulakukan hanyalah lambaian tangan itu.

Seakan berkata, 'Sampai jumpa besok'.


Dua menit setelahnya, ketika aku masih menunggu driver ojek online-ku, sebuah bus Transjakarta Kode 6N arah Ragunan berhenti tepat di halte tempat dia menunggu. Dia pun naik, masuk ke dalam bus berwarna oranye itu dan berlalu.

Sederhana, namun aku tak menyangka satu lambaian tangan bisa menjadikan hari ini benar-benar tak terlupakan untukku.

 Jika kamu lupa, mungkin pintu gerbang gedung pelatihan kita bisa menjadi saksinya.


— Jakarta, 27 Maret 2019

R.


***


Hai! Ketemu lagi 😊 Semoga sehat selalu ya, teman-teman. Ohiya, biar makin seru, kali ini aku mau kasih sedikit spoiler visual look-nya Robby dan Renata dengan seragam training mereka.

 Ohiya, biar makin seru, kali ini aku mau kasih sedikit spoiler visual look-nya Robby dan Renata dengan seragam training mereka

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Robby


Renata

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Renata


Gimana? Udah bisa kebayang belum kira-kira karakter mereka? Ikutin terus yaa.. Thank you bestie❤️

Senandika RenataWhere stories live. Discover now