#24. Blue Desire

3.5K 426 335
                                    

🌸 KookV 🌸

.

.

.

A/N :
Cerita ini hanyalah fiktif & merupakan hasil dari imajinasi fangirl dg bumbu unsur dramatis di sana sini.

. . .

CAUTION :
Terlalu menghayati cerita fiksi dapat menurunkan tingkat konsentrasi dan menimbulkan efek2 baper(?). Gejala seperti naiknya tekanan darah, euforia, cengengesan, mual2 dan hasrat ingin gampar seseorang bukan merupakan tanggung jawab author.

.

.

.

Happy Reading~ ^^

.

.

.

.

.

Love is breathakingly beautiful and full of sorrow
Just like you.
Marie Jo Schwarz

. . .

Mulai jelaslah sudah. Gerak-gerik di belakang yang sebelum ini luput dari perhatian, kini Kris telah mengetahuinya. Salahnya sendiri terlalu meremehkan kucing-kucing peliharaannya, sampai-sampai tak menyadari bahwa mereka kini tumbuh menjadi harimau. Di hadapannya berjajar empat foto yang diletakkannya di atas meja. Dia pandangi foto demi foto sebelum diraihnya salah satu. Wajahnya masih belum menunjukkan secuil ekspresi. Suara seorang laki-laki di seberang telepon pun masih terdengar melalui airpod di telinga kirinya.

“Huang Zitao?” terbilang santai Kris mengucapkan nama ini, mungkin karena si pemilik nama tak benar-benar ada di hadapannya selain potretnya saja. “Aku ragu dia yang akan menerimanya. Saham-saham itu pasti akan berakhir pada salah satu dari mereka, tapi bukan Huang Zitao.”

Kris kembali melempar pandangan ke tiga foto yang tersisa di meja. “Xi Luhan, Zhang Yixing, Kim Taehyung—salah satu dari mereka. Huang Zitao berperan besar, tapi dia tidak akan ke mana-mana,” dia berkata. Namun, tatapannya sempat terpaku pada salah satu foto, yang mana memotret figur Kim Taehyung. Saat lawan bicara mempertanyakan alasannya, Kris menjawab, “Aku kenal dia—” senyum miring muncul samar-samar, “—jika dia memang berniat pergi, dia akan melakukannya dari dulu.”

Kris meletakkan foto di tangannya agak jauh dari foto yang lain, lalu berdiri dari kursi. “Ya, kerja bagus.” Dia berjalan meninggalkan mejanya dan mendekat ke jendela kaca sambil memutar-mutar ponsel di tangannya. “Jika saatnya tiba, berikan mereka kejutan.”

Sembari melihat gedung-gedung yang tampak kecil di hadapannya serta jalanan yang begitu jauh di bawahnya, Kris memberikan arahan, “Tidak—untuk saat ini, biarkan saja dulu yang satu itu. Aku sendiri yang akan mengurus mereka. Terus perhatikan. Cari tahu ada berapa banyak orang-orang kita di pemerintahan yang ikut terlibat dan segera bereskan. Lalu laporkan padaku jika ada pergerakan lagi dari para pemegang saham tertinggi. Aku ingin mereka secepatnya ada di hadapanku.”

Setelah perintah diberikan, panggilan diakhiri. Kris berhenti memutar-mutar ponsel dan menggenggamnya. Tatapannya lurus. “Huang Zitao,” dia kembali melafalkan nama ini seolah dengan begitu otaknya bisa lebih jeli lagi berpikir. Dibayangkannya sosok laki-laki tersebut dan tak bisa menahan sensasi menggelitik dalam dirinya sebab merasa konyol sekaligus geram.

Wild Flower | BTS KookV [COMPLETE]Where stories live. Discover now