Bagian 3

988 157 13
                                    

Sudah seminggu Arvin masih jalan di tempat dalam menganalisis apa yang membuat Rubi tidak mengenalinya. Apa mungkin karena Rubi terlalu membencinya, hingga dia tidak ingin mengenalinya lagi? Itu bisa saja terjadi, setelah dia mengingat apa yang dia lakukan pada gadis itu.

Tujuh tahun, Arvin membayar karma dari perbuatannya membuat gadis itu selalu kesakitan. Arvin merasa itu waktu yang sudah cukup lama dan dia ingin mengakhiri semuanya. Dia ingin menyelesaikan urusannya yang belum selesai dengan sang mantan, kemudian hidup normal seperti dulu.

Setelah berpikir keras, dia merasa membutuhkan bantuan teman-temannya. Meski kadang mereka menyebalkan, tapi mereka cukup bisa di andalkan.

"Hey Bro! Tumben ngajak ngumpul?" tanya Johnny. Dia tahu jika sahabatnya yang satu ini, jarang sekali mengajak mereka bertemu. Bahkan Arvin sering tidak datang saat mereka berkumpul.

"Hooh si bos besar, tumben!" timpal Yuta.

"Kenapa nyokap lu mau jodohin lu lagi?" tanya Doni.

Ya, sahabat-sahabatnya ini memang terlalu cerewet. Jika bertanya tidak bisa satu-satu dan membuat dia bingung harus menjawab pertanyaan siapa lebih dahulu.

"Gue butuh bantuan kalian!" kata Arvin langsung pada intinya.

"Tumben!"

"Mau bantuin nggak?"

"Apa dulu, kalau lu nyuruh kita ngebunuh orang ya ogah!"

"Emang gue ada tampang tukang bunuh apa?" Arvin jengkel dengan pernyataan sahabatnya itu.

"Ada! Nih muka lu udah kaya mau bunuh gue!" Lalu tawa mereka bertiga meledak. Meledek dan membuat Arvin kesal adalah salah satu hobi mereka dari dulu.

"Gue serius!"

"Ya udah apa?"

"Gue ketemu Rubi!"

"Rubi mantan lu?"

"Yang ngutuk lu itu, kan?"

"Iya, gue ketemu dia. Tapi masalahnya dia nggak ngenalin gue."

"Kok bisa?"

"Ya kalau gue tau kenapa, gue nggak minta bantuan kalian!" ujar Arvin mulai hilang kesabaran.

"Ih ngambek Mas-nya. Mentang-mentang nggak diakuin mantan!" celetuk Doni yang mengundang tawa dari dua sahabatnya yang lain. Arvin bertanya pada dirinya sendiri, setan apa yang merasukinya hingga dia bisa berteman dengan tiga spesies aneh seperti, Johnny, Doni dan Yuta.

"Udah puas ngetawain gue?" tanya Arvin dengan tatapan menusuk yang membuat mereka berhenti tertawa. Mereka tahu jika Arvin sudah seperti ini artinya dia sudah tidak ingin bercanda.

"Terus bantuan apa yang lu inginkan dari kita?"

"Yut, calon istri lu itu kalau nggak salah, temen deketnya Rubi, kan?"

"Hooh, makanya dia benci banget sama lu!"

"Bisa ketemuin dia sama gue nggak? Cuma mau nanya sesuatu sama dia. Siapa tahu dia tahu tentang Rubi."

"Gue nggak bisa janji, tapi gue usahain."

"Jon, lu pernah cerita tentang om lu yang kerja di Market Palace, bisa ketemuin gue sama dia?"

"Kenapa lu mau pasang ikan tentang Rubi?"

"Ya enggaklah! Rubi kerja di sana!"

"Tau dari mana?" 

"Nih!" Arvin menunjukan sebuah kartu namanya yang tertulis nama Rubi Angreyani.

"Oke!"

"Kalian tau nggak ada yang aneh dari gue?"

Missing Between UsWo Geschichten leben. Entdecke jetzt