Bagian 12

1.2K 159 30
                                    

"Kamu lagi modusin aku ya," ujar Rubi saat Arvin terus memegang tangannya. 

Arvin langsung salah tingkah dan segera melepas tangan Rubi. Rubi tersenyum tipis melihat Arvin seperti itu, menurutnya lucu saja. Seorang Arvin yang biasanya selalu terlihat tangguh dan percaya diri, menjadi gugup seperti itu. 

"Sekarang kita mau kemana?" tanya Rubi mencoba mengalihkan Arvin dari rasa gugupnya. 

"Akh iya, ikut aku!" 

Rubi mengikuti Arvin tanpa bertanya lagi. Jalan yang mereka lewati, tak jauh berbeda seperti yang ada di ingatan Rubi. Dia mengingat segalanya, kecuali laki-laki yang berjalan di depannya. 

"Kamu ingat tempat ini?" tanya Arvin saat sampai di koridor lantai dua bangunan sekolah itu. Koridor yang menghadap lapangan basket. 

Rubi mencoba mengingat, dia ingat tempat itu hanya saja dia tidak mengingat hal spesial apa yang terjadi di sana. 

"Ingat tidak?" tanya Arvin lagi karena tak kunjung mendapat jawaban dari Rubi. 

Rubi mengangguk. Dia mengingat hari itu, tempat ini adalah tempat yang muncul dalam ingatannya saat dia mengejar Arvin beberapa hari yang lalu di kantornya. Ingatan tentang seorang gadis mengejar sekelompok anak laki-laki. Waktu itu Rubi tidak bisa melihat dengan jelas wajah salah satu dari mereka, namun sekarang terlihat dengan jelas, anak laki-laki itu adalah Arvin. 

"Apa yang kamu ingat?" Arvin bertanya lagi, karena Rubi hanya mengangguk. Dia ingin memastikan jika ingatan Rubi tidak salah, karena dia pernah mendengar dalam kasus amnesia disosiatif bisa terjadi ingat semu. Di mana si penderita membuat ingatan palsu yang dia yakini sebagai hak yang sebenarnya terjadi. 

"Aku ngejar kamu, sambil panggil nama kamu," jawab Rubi sambil terus berusaha mengingat lebih banyak lagi. 

"Terus?" 

"Kamu berhenti, lalu aku bicara sama kamu, tapi aku nggak ingat apa yang kita bicarakan," jelas Rubi sesuai yang ada di ingatannya. 

"Oke, nggak apa-apa. Sambil ke tempat selanjutnya aku akan ceritain ke kamu apa yang kita bicarakan." 

Rubi mengangguk mendengarkan Arvin dengan baik. Setidaknya dia mengingat hal yang terjadi di tempat ini. 

"Ayo kita ke tempat selanjutnya!" 

"Ayo!" 

Sesuatu janjinya, Arvin menceritakan apa yang mereka bicarakan dan suasana yang ada dalam ingatan Rubi. Rubi hanya mengangguk-anguk dan meski tidak semua Rubi mengingat kata-kata yang Arvin ceritakan.  

Sekarang mereka ada di sebuah ruangan, dengan kaca besar yang di tempel hampir di seluruh dinding ruangan itu. Ruangan itu, adalah tempat untuk ekstrakulikuler tari. Baik tradisional ataupun modern. 

"Wow, tempat ini banyak berubah!" gumam Rubi kagum dengan ruangan itu. 

"Kamu ingat sama ruangan ini?" tanya Arvin memastikan. Rubi mengangguk. "Apa yang kamu ingat?" Entah sudah berapa kali Arvin menanyakan pertanyaan yang sama padanya. 

"Aku, Mita, Diana dan Nadisa memulai ekstrakurikuler dance modern di tempat ini. Tapi sayang Disa, berhenti karena fokus pada turnamen teakwondo-nya." 

"Sejauh ini ingatan kamu bagus, tapi kalau lagu ini ingat nggak?" 

Arvin kelayakan lagu yang tidak asing untuk Rubi. Lagu Korea yang di oleh grup mega project Trouble Maker yang beranggotakan Hyuna dan Hyun-seung berjudul Trouble Maker. 

"Tentu aja aku tau, dulu lagu ini hits banget! Terus kenapa dengan lagu ini?" 

"Kamu mau coba mengingat, tentang hal spesial tentang lagu ini?" Rubi mengangguk. "Gimana kalau kita coba, nge-dance lagu ini?" tawar Arvin. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 02, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Missing Between UsWhere stories live. Discover now