10. Turbulence

3.3K 556 64
                                    

Lagi seneng sama hal yang manis.
Biarkan Namdongsaeng ini mengawali harimu dengan senyuman 😚

Happy Reading 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Eun-Hye tertegun ketika menerima sebuah berkas yang ditaruh tepat di depannya. Dengan kepala surat yang bertuliskan BusinessMagz, salah satu majalah bisnis terkemuka, disitu tertulis bahwa dirinya ditunjuk sebagai freelancer untuk posisi asisten editor.

"Sesudah kau pulih, kau bisa memulai bekerja di sana," ujar Jin-Wook sambil duduk di sebrang.

Setelah mendapatkan tidur panjang yang katanya hampir seharian, Eun-Hye merasa tubuhnya lebih baik dan cukup segar di sore hari ini. Jin-Wook mengatakan bahwa dia tertidur seperti orang mati, sebab dirinya yang sama sekali tidak bergerak saat terlelap. Alhasil, Jin-Wook menemaninya sepanjang Eun-Hye terlelap.

Terbangun dan mendapati Jin-Wook tertidur di sofa kecil yang ada di dalam kamar, membuat rasa haru Eun-Hye menguar begitu saja. Meski mulut Jin-Wook seringkali mengeluarkan perkataan yang menyakitkan, tapi Eun-Hye tahu bahwa Jin-Wook hanya mengeluarkan ocehan saja, tidak bermaksud untuk menghina atau menyakiti.

Kini, seolah kejutan yang diberikan tidak ada habisnya, Jin-Wook memberitahukan perihal pekerjaan paruh waktu di sebuah kantor majalah bergengsi. Tidak mengerti lagi, bagaimana Jin-Wook bisa mendapatkan pekerjaan untuknya dengan begitu mudah.

"K-Kenapa kau bisa mendapatkan lowongan pekerjaan ini, Oppa?" tanya Eun-Hye dengan suara serak.

"Kenapa tidak bisa? Aku adalah orang hebat yang memiliki banyak koneksi," jawab Jin-Wook sombong. "Lagi pula, kau tidak bisa tinggal di sini secara gratis. Kau harus membayar uang sewa yang mahal. Apa kau tidak tahu betapa sialnya diriku setelah menerimamu kemarin? Aku sampai harus merawat orang sakit. Ckckck."

Mata Eun-Hye berkaca-kaca dan senyuman hangat pun mengembang. Menatap Jin-Wook dengan perasaan haru dan penuh rasa terima kasih padanya. "Terima kasih, Oppa. Aku berjanji akan bekerja dengan giat, juga akan membersihkan rumah dengan bersih. Aku akan membayar semua kebaikanmu. Tidak usah cemas."

"Kalau begitu cepatlah sehat! Aku tidak suka melihat wajah pucatmu yang seperti hantu. Intinya, aku tidak suka melihat ada orang jelek di hadapanku!" balas Jin-Wook ketus.

Bibir Eun-Hye menekuk cemberut tapi tidak berani membantah. Dia menunduk untuk mengambil satu berkas yang ditaruh Jin-Wook dan membacanya perlahan. Berkas yang berisikan ketentuan dalam bekerja di sana, termasuk pakaian dan penghasilannya. Sebuah kontrak pekerjaan sebagai freelancer yang hanya cukup bekerja selama lima jam per hari dan berlaku selama satu bulan.

"Jika kau ingin bekerja lebih lama, kau bisa mengajukan perpanjangan waktu pada pihak Kepala Cabang kantor majalah itu. Jangan mempermalukanku, jika sekali saja kau melakukan kesalahan, aku tidak akan segan untuk memutuskan kontrak kerjamu," ancam Jin-Wook.

"Tidak akan!" sergah Eun-Hye cepat. "Aku tahu bagaimana caranya berterima kasih dan tidak akan mengecewakan orang yang sudah membantuku. Kau tidak perlu cemas, Oppa."

"Bagus kalau begitu," sahut Jin-Wook sambil menyodorkan semangkuk bubur. "Makanlah. Asal kau tahu saja ini tidak gratis. Semua pengeluaranmu selama di sini, sudah kucatat dalam buku hutang. Akan kutagih begitu uang gajimu turun."

Eun-Hye mengangguk saja. Menerima mangkuk berisi bubur yang masih mengepul dan mulai makan tanpa minat. Mulut kering, sakit tenggorokan, dan bubur yang terasa hambar, membuat Eun-Hye tidak sanggup menghabiskannya. Untung saja, Jin-Wook tidak sewot dan memakluminya.

From Incheon With Love (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang