20. Safety Belt

3.5K 557 36
                                    

Selamat berakhir pekan 💜

Sejujurnya, Eun-Hye sudah tidak memiliki muka untuk menatap Jin-Wook kali ini. Degup jantungnya tidak pernah tenang, selalu bergemuruh cepat seperti habis berlari puluhan kilo, setiap kali bertatapan dengannya. Tadinya, dia biasa saja. Tapi semalam, hal itu menjadi tidak biasa.

Berbaring setengah telanjang, dengan tubuh bagian atas terekspos dengan jelas, di situ Eun-Hye tidak sanggup menolak cumbuan yang dilakukan Jin-Wook pada dadanya. Maksudnya adalah seluruh dadanya. Arrgghhh! Eun-Hye spontan mengusap wajahnya setiap kali teringat akan hal itu.

Jin-Wook benar-benar sudah membawanya ke dalam situasi yang begitu genting, hingga dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk pertama kalinya, dia membiarkan seorang pria menyentuhnya sampai sejauh itu. Meski tidak sampai bersetubuh, tapi cumbuan itu sukses membuat pikiran Eun-Hye ternodai dengan hal mesum, yang tadinya dianggap tabu.

Sentuhan Jin-Wook membuat tubuh Eun-Hye meremang, juga remasan yang dilakukannya pada payudara, membuatnya merasa nyeri. Terlebih lagi saat putingnya dihisap dan digigit pelan, kyaaa! Eun-Hye kembali mengusap wajahnya dengan perasaan yang tidak karuan. Masih tidak percaya dengan kenyataan yang terjadi semalam.

"Hey! Hey! Hey! Kenapa seperti orang yang ingin mati dengan terlihat frustrasi seperti itu, Yeodongsaeng?" tanya Jin-Wook dengan nada menegur.

Mendengus kesal, Eun-Hye menoleh dan melotot pada pria yang sama sekali tidak merasa harus bersalah atas apa yang sudah dilakukan. "Kau yang membuatku demikian!"

"Oh yeah? Seperti apa misalnya?" balas Jin-Wook dengan alis terangkat setengah.

"Aku tidak perlu menjelaskannya!" sahut Eun-Hye sambil membuang muka ke arah jendela.

Saat ini, Eun-Hye dan Jin-Wook sudah duduk berdampingan, di sebuah jet pribadi, yang akan membawa mereka pulang ke Seoul. Pesawat baru saja lepas landas, dan Eun-Hye sudah merasa ingin cepat-cepat mendarat karena rasa malu yang tak terhingga.

"Maksudmu, seperti kau yang kaget karena kucumbu?" tanya Jin-Wook sambil menyeringai mesum, lalu mendekatkan wajah dan berbisik pelan. "Atau kau yang mendesah, saat aku sedang mengisapmu?"

Plak! Tangan Eun-Hye spontan mendarat di pipi Jin-Wook, dan pria itu langsung meringis kesakitan. Terlihat bersalah, Eun-Hye langsung meminta maaf sambil mengusap pipi Jin-Wook.

"Kenapa kau harus memukulku?" protes Jin-Wook kesal.

"Kau yang memulai lebih dulu!" balas Eun-Hye tidak mau kalah. "Siapa suruh kau membuatku malu?"

"Kenapa harus malu?"

"Itu adalah pertama kalinya untukku, Oppa! Bahkan, dadaku masih terasa nyeri akibat kau yang seperti kesetanan! Kau melakukannya seperti bayi yang kehausan dan membutuhkan susu yang banyak!"

"Itu adalah hal yang normal," ucap Jin-Wook santai. "Untung saja, ukuran dadamu masih bisa kuremas dan kucumbu, sehingga aku tidak perlu merasa seperti pedofil yang tertarik pada anak dibawah umur."

"Oppa!" pekik Eun-Hye malu, sambil menutup wajahnya yang sudah memanas.

Jin-Wook hanya tertawa pelan, lalu merangkul bahu Eun-Hye dan memeluknya. "Aku hanya bercanda. Apakah memang sesakit itu?"

Eun-Hye mengangguk sebagai jawaban dan Jin-Wook berdecak pelan.

"Padahal itu belum seberapa, ck!"

Eun-Hye mendongak dan menatap Jin-Wook kesal. "Apa kau tidak sadar kalau kau meremas begitu kencang? Aku...,"

"Tapi kau tidak kesakitan, justru terlihat begitu nikmat, makanya kuteruskan saja," sela Jin-Wook.

From Incheon With Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now